Kasus Vina Cirebon

Karena Tak Kuat Disiksa, Saka Mantan Terpidana Pembunuhan Vina Cirebon Terpaksa Mengaku

Setelah muncul usai bebas dari penjara kasus pembunuhan Evi Cirebon, Saka Tatal kini membuata pengakuan mengejutkan.

Youtube Tribun Bogor
Saka Tatal, salah satu mantan terpidana kasus pembunuhan Vina Dewi(16) dan kekasihnya, Muhammad Rizky(16) muncul mengaku jadi korban salah tangkap usai bebas 

TRIBUNSUMSEL.COM, CIREBON - Setelah muncul usai bebas dari penjara kasus pembunuhan Evi Cirebon, Saka Tatal kini membuata pengakuan mengejutkan.

Seperti diketahui sebelumnya, Saka Tatal telah divonis selama delapan tahun penjara.

Namun karena mendapat remisi, Saka hanya menghabiskan empat tahun dalam penjara.

Saka kini berbicara terkait awal dirinya disangkutpautkan dengan kasus pembunuhan dan pemerkosaan Vina Cirebon bersama pacarnya Eki.

Dalam wawancara di rumahnya yang berlokasi sekitar SMPN 11 Cirebon, Jawa Barat, Saka menceritakan pengalaman pahitnya.

"Kronologi saya kurang paham (soal kasus Vina dan Eki), karena saya tidak ada di tempat waktu itu. Saya ada di rumah, lagi sama kakak saya dan paman saya dan teman-teman. Saya enggak kenal sama Eki dan Vina," ujarnya, Sabtu (18/5/2024).

Ia menyampaikan, bahwa sebelum ditangkap, ia sedang diperintahkan membeli bensin oleh sang paman.

Tampang Saka Tatal, salah satu tersangka kasus pembunuhan Vina Dewi(16) dan kekasihnya, Muhammad Rizky (16) yang sudah bebas dari penjara.
Tampang Saka Tatal, salah satu tersangka kasus pembunuhan Vina Dewi(16) dan kekasihnya, Muhammad Rizky (16) yang sudah bebas dari penjara. (Youtube Metro TV)

"Jadi ceritanya, waktu itu sebelum ditangkap saya disuruh sama paman untuk beli bensin bareng sama adiknya paman. Setelah isi bensin, saya niat nganterin motor paman itu. Pas baru nyampe, sudah ada polisi," ucapnya.

Menurutnya, ia menjadi korban penangkapan tanpa alasan jelas.

"Saya sudah jelasin, saya waktu itu cuma nganterin motor (ke paman), eh ikut ketangkep juga, tanpa penyebab apapun, tanpa penjelasan apapun, langsung dibawa," ujar dia, dengan nada getir.

Di kantor Polres, Saka mengaku mengalami penyiksaan yang memaksanya agar mengakui perbuatan yang tidak ia lakukan.

"Nyampe kantor Polres, saya langsung dipukulin, suruh mengakui yang enggak saya lakuin."

"Saya dipukulin, diinjak, segala macam sampe saya disetrum."

"Yang mukulnya pokoknya anggota polisi, cuma enggak tahu namanya, karena enggak kuat dari siksaan, saya akhirnya mengaku juga, terpaksa, enggak kuat lagi," katanya.

Setelah bebas, Saka mengetahui adanya tiga DPO (Daftar Pencarian Orang) dalam kasus ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved