Kasus Vina Cirebon

Ternyata Ada Peran Tukang Sate Bongkar Pelaku Pembunuhan Vina Cirebon, Pesta Miras Saat Ditangkap

Terungkapnya 8 pelaku pembunuhan Vina di Cirebon pada 2016 silam rupanya tak lepas dari bantuan seorang pedagang sate di TKP, bongkar markas pelaku

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Ig@humaspoldajabar
Terungkapnya 8 pelaku pembunuhan Vina di Cirebon pada 2016 silam rupanya tak lepas dari bantuan seorang pedagang sate di TKP, bongkar markas pelaku ke polisi 

TRIBUNSUMSEL.COM- Terungkapnya delapan pelaku pembunuhan Vina di Cirebon pada 2016 silam rupanya tak lepas dari bantuan seorang pedagang di TKP.

Marliyana (33) kakak Vina mengatakan ada sosok tukang sate yang memberi tahu polisi terkait keberadaan markas geng motor pelaku.

Di mana markas mereka sehingga delapan pelaku bisa ditangkap.

Baca juga: Bukan Pelaku Egi, Fakta Anak Polisi Disebut Dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon Adalah Korban Eki

Hal itu diungkap Marliyana, kaka Vina ketika diundang di podcast Denny Sumargo, pada Selasa (14/5/2024).

Pedagang sate itu mengaku melihat konvoi geng motor pada Sabtu 27 Agustus 2016 malam.

"Di malam kejadian itu memang ada salah satu motor yang dikonvoi sama banyak motor," kata kakak Vina, Marliayana, dikutip dari Youtube Curhat Bang Denny Sumargo, Rabu (15/5/2024).

Marliyana dan keluarga merasa yakin jika adiknya bukan menjadi korban kecelakaan, melainkan tewas dibunuh.

Kasus Vina Cirebon ini awalnya disebut merupakan kasus kecelakaan tunggal.

Bahkan salah satu pelaku sempat mendatangi kakak Vina untuk menginformasikan kecelakaan itu.

Namun ayah Vina Cirebon, Wasnadi, mengaku curiga lantaran motor korban tidak rusak sama sekali.

Baca juga: Sosok Eki Pacar Vina Korban Pembunuhan di Cirebon 2016, Ternyata Anak Polisi, Tewas oleh Geng Motor

Apalagi di hari ke-3, teman Vina, Linda, sempat kesurupan dan mengungkap kejadian sebenarnya.

Keluarga akhirnya melaporkan hal itu ke polisi, dan kemudian kasus itu diselidiki lagi.

Rupanya ada seorang pedagang yang memberanikan diri memberi informasi ke polisi soal malam kejadian itu.

“Yang bikin saya yakin (Vina bukan kecelakaan) motor sama HP (tidak rusak). Rekaman (Linda dirasuki Vina) dibawa ke polisi. Saya ceritain awalnya. Saya tunjukin HP-nya. Saya fotoin motornya, bukti rekaman saya kasih, adik saya remuk. Jam 1 malam saya kasih bukti langsung (polisi) bergerak subuh. Dia (polisi) cari info. Memang ada pedagang yang beranikan diri kasih informasi. Pedagang sate. Ada banyak motor konvoi,” jelas kakak Vina dikutip pada Rabu (15/5/2024).

Saat diberitahu oleh tukang sate, polisi langsung mendatangi markas para pelaku.

Di sana, Marliyana mengatakan para pelaku sedang tepar karena pesta miras.

"Pelaku lagi keadaan tepar semua habis pesta miras, hp pada ngegeletak, diambil hp sama orangnya juga," jelas dia lagi.

Vina, gadis 16 tahun tewas dibunuh oleh geng motor di Cirebon pada 2016
Vina, gadis 16 tahun tewas dibunuh oleh geng motor di Cirebon pada 2016 (Tribunnewswiki)

Hingga polisi menemukan handphone milik salah satu pelaku yang terdapat chat rencana untuk memperkosa Vina.

"Di hp itu memang ada chattingan bahwa kayak sudah direncanakan," kata dia.

Berdasarkan isi chat itu, para pelaku memang sejak awal berniat untuk memperkosa Vina Cirebon secara bergilir.

"Nanti digiring aja nih orang ini, digiring ke tempat ini, nanti baru di situ diginiin," kata Marliayana.

"Awalnya cemburu, cinta ditolak. Si Egi (pelaku). Total pelaku 11 yang ditangkap 8. Awalnya dia ngerasa sakit hati. Mungkin kesal. Bikin rencana gitu.

Memang rencananya memperkosa saja. Tapi adik saya buka mata. Tadinya kan ditutup (mata) posisinya. Akhirnya diperkosa," terang kakak Vina.

Dan isi chat itulah yang juga akhirnya membuat para pelaku mengaku telah membunuh Vina.

Saling menambahkan informasi, ayah dan kakak Vina menceritakan jika pacar Vina, yakni Eky meninggal di tempat.

Sedangkan, kondisi Vina masih bernyawa terdengar suara mendengkur.

Ayah Vina pun mengaku sempat menggendong/mengangkat kepalanya yang sudah hancur sebelum Vina meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit.

Kronologi

Vina dibunuh secara sadis di Jalan Raya Talun, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Sabtu (27/8/2016) malam oleh sejumlah anggota geng motor.

Dia ditemukan tewas bersama kekasihnya, Eki, yang juga berusia 16 tahun.

Laporan awal menyebutkan, Vina mengalami kecelakaan tunggal saat berboncengan dengan Eki.

Keduanya menabrak tiang listrik dan trotoar jembatan flyover di arah Majasem, Cirebon menuju Sumber, Kabupaten Cirebon.

Beberapa hari kemudian, Wasnadi mendapat informasi putrinya meninggal akibat kekerasan oleh geng motor.
Perempuan itu mengalami luka parah di bagian kepala, tubuh, dan kaki.

Baca juga: Isi Dakwaan Kasus Pembunuhan Vina di Cirebon 2016, Bukan Karena Cinta Egi, Ada Peran Tersangka Andi

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi yang diperiksa, Vina dan Eki, bermalam pada Minggu (27/8/2016), bersama rekan klub motor mereka dengan berkeliling sekitar Kota Cirebon.

Saat melintasi kawasan SMP Negeri 11 Kota Cirebon, mereka dilempari batu oleh kelompok geng motor lainnya.

Korban bersama seluruh rekan mereka langsung tancap gas melarikan diri.

Rupanya, geng motor tersebut mengejar dan berhasil menendang motor yang dikemudikan Eki bersama Vina hingga terjatuh.

Mereka langsung memukuli dan menangkap keduanya.

Setelah terjatuh di jembatan layang, para pelaku membawa kedua korban ke tempat sepi di depan SMPN 11 Kota Cirebon di jalan perjuangan.

Di lokasi tersebut, para pelaku secara bergantian memukuli kedua korban hingga luka berat dan memerkosa Vina secara bergantian, hingga akhirnya meninggal di lokasi.

Setelah melakukan tindakan kejam itu, para pelaku sengaja membuang jasad kedua korban di bawah jembatan layang untuk mengelabui bahwa seakan-akan korban meninggal dunia karena mengalami kecelakaan tunggal.

Kasus ini terbongkar berdasarkan kecurigaan pihak keluarga dan juga petugas kepolisian yang melihat luka di sekujur tubuh korban yang sangat parah.

Sejumlah rekan korban juga menceritakan peristiwa pengejaran oleh geng motor yang terjadi sebelumnya.

Polisi kemudian menangkap 8 dari 11 pelaku berinisial ER (27), HS (23), JY (23), ES (23), SP (19), SK, SD, dan RW pada 31 September 2016.

Alasan Polisi Sulit Tangkap 3 Buronan

Usut punya usut, kebuntuan pihak kepolisian menangkap tiga pembunuh Vina adalah karena ulah delapan pelaku lainnya.

Fakta tersebut diungkap Dirkrimum Polda Jabar Kombes Pol Surawan.

Dalam wawancara di kanal Youtube tv one news, Kombes Pol Surawan mengurai penyelidikan penyidik selama delapan tahun perihal kasus Vina Cirebon.

"Ketiga tersangka yang lain kita selama ini sudah melakukan pencarian juga. Jadi bukan saat ini saja. Kita masih mendalami terus keterangan para narapidana yang saat ini berada di Lapas, sebenarnya siapa ketiga orang ini," ungkap Kombes Pol Surawan dikutip dari TribunnewsBogor.com, Rabu (15/5/2024).

Baca juga: Inilah 3 Indentitas DPO Pelaku Kasus Pembunuhan Vina Cirebon 2016, Bantah Dugaan Ada Anak Polisi

Karenanya kini, Polda Jabar yang telah mengambil alih kasus Vina pun telah merilis ciri-ciri dan identitas tiga pelaku yang masih buron.

Terus mencari keberadaan tiga pembunuh Vina, penyidik pun telah mencecar delapan pelaku lainnya.

Namun jawaban para pelaku pembunuhan Vina justru mengejutkan.

"Terkait DPO ini kita sudah merilis lama semenjak kasus ini terungkap. Berdasarkan keterangan pelaku memang ada tiga orang yang turut serta melakukan. Namun keterangan tersangka, mereka mengenal sepintas ketiga orang ini sehingga kita untuk mendalami perlu banyak informasi lagi," kata Kombes Pol Surawan.

Delapan pelaku pembunuhan Vina semuanya mengaku tidak mengenal dekat tiga pelaku yang buron.

Bahkan para pelaku yang sudah dijatuhi vonis itu mengaku tidak tahu asal-usul tiga pembunuh Vina yang masih menghirup udara bebas tersebut.

"Mereka saat kejadian dalam kondisi mabuk sehingga kemungkinan hanya tahu nama panggilan (3 pelaku lainnya). Mereka (8 pelaku) belum tahu asal usul (3 pelaku lainnya) dari mana," ujar Kombes Pol Surawan.

Hal itulah yang akhirnya membuat polisi masih belum tahu bagaimana rupa atau wajah tiga pembunuh Vina tersebut.

Karenanya dalam rilis DPO yang diungkap Polda Jabar, tidak ada foto atau sketsa pelaku.

Pun dengan jejak digital para pelaku yang hingga kini masih samar-samar.

"Kita belum menemukan jejak digital maupun keterangan rinci dari pelaku lainnya, kita terkendala di situ," ucap Kombes Pol Surawan.

"Ketiga (pelaku) ini hanya (diketahui) nama panggilan, alias-alias tapi tidak ada yang tahu nama asli ketiganya siapa," sambungnya.

Sempat Tak Setuju Diangkat Film

Kisah tragedi kematian Vina Cirebon diangkat ke dalam sebuah film yang berjudul Vina: Sebelum 7 Hari.

Dibalik pengangkatan film tersebut, keluarga sempat dikabarkan butuh pertimbangan berat hingga akhirnya menyetujui menjadi film layar lebar.

Pasalnya, kematian Vina bak membuka luka dan trauma bagi keluarga yang ditinggalkan.

Seperti diketahui, kisahnya diangkat ke layar lebar atau film dengan judul 'Vina: Sebelum 7 Hari dari karya Anggi Umbara.

Vina bersama kekasihnya, Eki tewas dibunuh geng motor berjumlah 11 orang pada tahun 2016 silam.

Delapan orang pelaku telah tertangkap dan dipenjara, namun tiga sisanya masih buron hingga kini.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Film Vina Sebelum 7 Hari Diangkat dari Kisah Nyata di Cirebon, Kekejaman Geng Motor

Marliyana (33), kakak kandung korban mengungkapkan awalnya menolak untuk pembuatan film Vina.

Penolakan itu langsung disampaikan Sukaesih (54), ibu kandung Vina, dan Wasnadi Otong (54), bapak kandung.

Saat itu, rencana proses pembuatan film Vina: Sebelum 7 Hari, terjadi pada akhir 2023.

Sejumlah tim produksi pembuat film datang langsung ke rumahnya.

Mereka meminta izin untuk mengulas tragedi yang dialami Vina menjadi sebuah film layar lebar.

Pihak keluarga pun menolak keras dengan alasan sudah lelah dan tidak ingin membuka luka lama.

"Saya lupa pastinya di tanggal berapa, tapi sekitar pertengahan atau akhir tahun 2023. Itu pertama kali mereka datang ke sini, permintaan itu, sempat kami tolak," kata Marliyana kepada Kompas.com, Sabtu (11/5/2024) malam.

Meski menolak, Marliyana dan keluarga masih sangat menunggu proses penanganan kasus terhadap tiga tersangka yang masih buron.

Pada saat bersamaan, pihak produksi film kembali datang tiga hingga empat kali ke rumah Marliyana.

Mereka terus mendukung dan memotivasi pihak keluarga untuk mengungkap misteri tragis yang menimpa Vina, melalui cerita di film layar lebar, agar banyak dukungan dari masyarakat secara luas.

Setelah berpikir panjang, Marliyana, Sukaesih, dan Wasnadi menyetujui rencana tersebut.

Mereka menandatangani kontrak, hingga mengikuti seluruh proses dan tahapan pembuatan hingga selesai.

Marliyana serta keluarga juga menonton film tersebut sebelum diputar di layar lebar.

Saat itu, kesedihan keluarga benar-benar pecah, dan menyadari apa yang dialami Vina sangatlah menyakitkan.

"Setelah lihat filmnya, semuanya nangis di ruangan, saya yang tahu dari awal juga sampai menyadari, adik saya sakit sekali, kasihan," ungkap Marliyana.

Cerita yang dibangun melalui wawancara, riset, penulisan dan lain sebagainya, hingga menjadi film, 85 persen sama dengan kenyataan saat itu.

Dia juga menyampaikan terima kasih kepada pembuat film karena tujuan pembuatan film tercapai. Banyak warga yang bersimpati dengan Vina.

Masyarakat secara luas akhirnya mengetahui kejadian ini secara utuh, tidak hanya mengetahui sekilas yang buruknya saja. Ada alasan mengapa Vina melakukan hal-hal tersebut.

Melalui film ini, Marliyana juga melihat banyak sekali yang meminta polisi untuk mengungkap tiga tersangka yang masih buron.

"Kami ingin masyarakat tahu lengkap cerita Vina, jadi tidak hanya sebagian. Yang paling banyak di komentar medsos, banyak netizen minta polisi segera menangkap yang masih buron," kata Marliyana.

Disisi lain, lewat youtube Denny Sumargo, kakak almarhumah Vina, Marlina mengungkapkan alasan keluarga mengizinkan tragedi pedih tersebut diangkat menjadi film.

"Kalau saya dari awal sudah nolak. Kalau saya pribadi sebagai kakak kurang setuju alasannya karena membuka luka lagi. Kasihan kan kalau ibu, nenek juga. Dan semuanya kasihan," ujar Marlina, kakak mendiang Vina.

Pihak keluarga mengungkap ingin mencari keadilan.

Hal ini karena setelah delapan tahun berlalu masih ada tiga pelaku yang menghirup udara bebas.

(*)

Baca berita lainnya di google news

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved