Anak Bunuh Ibu di Sukabumi

Pengakuan Rahmat Tega Habisi Ibu Kandung di Sukabumi, Ngaku Kesal Karena Sering Dimarahi

Pengkuan Rahmat (26) tega menghabisi nyawa ibu kandungnya sendiri di Sukabumi terungkap.

Tribun Jabar/M Rizal Jalaludin
Pengkuan Rahmat (26) tega menghabisi nyawa ibu kandungnya sendiri di Sukabumi terungkap. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Pengkuan Rahmat (26) tega menghabisi nyawa ibu kandungnya sendiri di Sukabumi terungkap.

Diketahui, seorang ibu bernama Inas (45) ditemukan tewas terlentang dan bersimbah darah didalam kamar tidurnya dibunuh anak kandungnya di Kampung Cilandak, Desa Sekarsari, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Peristiwa itu terjadi Senin (13/5/2024) namun baru diketahui, Selasa (14/5/2024) pagi.

Perbuatan pemuda bernama Rahmat (26) membuat warga sekitar geram.

Polisi pun bertindak cepat mengamankan Rahmat untuk mempertangungjawabkan perbuatannya.

Kini terungkap motif Rahmat tega menghabisi nyawa ibu kanungnya, Inas.

Menurut pengakuan sementara Rahmat diungkap Kasatreskrim Polres Sukabumi, AKP Ali jupri, motif pelaku nekat membunuh ibu kandungnya karena kesal sering dimarahi oleh korban.

Pelaku merasa kesal setiap ingin pergi selalu terhalang oleh ibunya.

"Kalau dari pengakuan tersangka, pelaku kesal karena setiap dia pergi kemana dia sering dimarahi oleh ibunya, dari situ dia merasa kesal seolah ada yang menghalangi ketika dia pergi keman," AKP Ali Jupri. Dilansir dari Youtube Official iNews, Rabu (15/5/2024).

Baca juga: Sosok Inas, Ibu di Sukabumi Tewas Dibunuh Anak Diduga Kesal Tak Dibelikan Motor, Ditusuk Garpu Tanah

Rahmat diketahui hanya tinggal berdua dengan ibunya di Kampung Cilandak, Desa Sekarsari, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Ia merupakan anak tunggal.

"Kegiatan sehari-hari pelaku dia bekerja serabutan, dia memang tinggal hanya dengan ibunya saja," terang Jupri.

Rahmat (26) pelaku yang tega menghabisi nyawa ibu kandung di Sukabumi ditangkap.
Rahmat (26) pelaku yang tega menghabisi nyawa ibu kandung di Sukabumi ditangkap. (Youtube TribunJabar)

Sementara, menurut keterangan warga setempat dikatakan Jupri Rahmat dan ibunya terlihat akrab sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.

"Kehidupan antara korban dan pelaku akrab tidak ada kecurigaan dari warga sendiri," ujarnya.

Baca juga: 6 Fakta Anak Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi, Pelaku Sempat Tidur hingga Minta Dibunuh Tetangga

Sementara ayahnya, suami korban, sudah meninggal dunia.

Menurut Kepala Desa Sekarsari, Awan, ayah pelaku meninggal pada tahun 1999.

Bunuh Ibu Pakai Garpu Tanah

Inas ditemukan tewas terlentang telentang bersimbah darah di kamar tidurnya oleh warga setempat.

Korban menderita luka tusuk di dada, muka, leher dan kepala, gigi korban pun ditemukan patah.

Sementara, Inas kini di autopsi di RSUD Syamsudin Sukabumi, Selasa (14/05/2024).

Gelagat Rahmat Anak Tusuk Ibu Pakai Garpu Tanah di Sukabumi, Biarkan Jasad Semalam, Sogok Tetangga
Gelagat Rahmat Anak Tusuk Ibu Pakai Garpu Tanah di Sukabumi, Biarkan Jasad Semalam, Sogok Tetangga (Tribun Jabar/M Rizal Jalaludin)

Korban tiba di RSUD ruang jenazah RSUD Syamsuddin, sekitar pukul 16.30 WIB menggunakan mobil ambulans Puskesmas dan dikawal polisi setempat.

Terkini jenazah korban sedang dilakukan pemeriksaan oleh dokter khususnya forensik dr. Nurul Aida Fathia untuk kepentingan penyidikan.

Rahmat membunuh ibunya menggunakan garpu tanah.

Diduga, Rahmat nekat membunuh ibu kandungnya karena tidak dibelikan sepeda motor.

Namun, mengenai kebenaran motif pelaku, polisi saat ini masih melakukan pemeriksaan.

Sebelumnya, Kasatreskrim Polres Sukabumi, AKP Ali Jupri, mengatakan, pelaku mengaku marah terhadap ibunya hingga melakukan pembunuhan karena tidak dibelikan motor.

"Informasi awal dari masyarakat bahwa yang bersangkutan telah dibunuh oleh anak kandungnya sendiri. Sementara kami masih mendalami motif daripada pelaku, pengakuan sementara pelaku merasa kesal terhadap ibunya," ujar Ali Jupri.

Pelaku Minta Dibunuh

Setelah membunuh sang ibu, sekira pukul 04.00 WIB pagi tadi Rahmat datang ke rumahnya menyodorkan uang Rp 330.000.

Kepada Tribunjabar.id, Pahrudin mengaku pelaku tiba-tiba meminta membuhuhnya dengan mengaku telah menghabisi nyawa Inas.

"Dia bawa uang ke rumah, katanya gini, A tolong bunuh saya. Saya udah membunuh ibu saya, gitu ke saya, itu doang," ujar Pahrudin di lokasi.

Pahrudin yang dibuat kaget dengan permintaan pelaku, lantas mendatangi ketua RT setempat dan langsung mengumpulkan warga mendatangi rumah korban.

"Jadi memang pelaku datang ke saya dulu, udah ke saya, saya lapor ke warga lain, saya minta tolong, udah ke situ saya ke pak RT, baru ke keluarganya, saya kurang tahu (kronologisnya)," ucap Pahrudin.

Warga yang menemukan Inas meninggal dunia bersimbah darah lantas melaporkan ke polisi.

Pelaku saat itu nampak terlihat seperti orang kebingungan dan terlihat pasrah saat diamankan polisi.

Kasatreskrim Polres Sukabumi, AKP Ali Jupri, mengatakan, pelaku mengaku marah terhadap ibunya hingga melakukan pembunuhan.

"Informasi awal dari masyarakat bahwa yang bersangkutan telah dibunuh oleh anak kandungnya sendiri. Sementara kami masih mendalami motif daripada pelaku, pengakuan sementara pelaku merasa kesal terhadap ibunya," ujar Ali Jupri.

Tidur Setelah Bunuh Ibu

Ironisnya, setelah menghabisi nyawa ibunya, pelaku tak lantas kabur, Rahmat justru tidur di rumah dengan kondisi badan dan pakaiannya terdapat bercak darah sang ibu.

Sebelum akhirnya pelaku mendatangi Pahrudin mengaku telah membunuh ibunya sendiri.

"Korban itu setelah bunuh ibunya tidur dulu di kamarnya, karena kamarnya bersebelahan, korban tidur, setelah tidur pagi hari korban terbangun langsung ke rumah tetangga dengan membawa uang kurang lebih 300 ribu," kata Ali Jupri kepada Tribun di Satreskrim, Selasa (14/5/2024) sore.

"Dia berkata pada tetangganya pak tolong bunuh saya, ini ada uang saya kasih, bunuh saya, saya telah membunuh Ibu saya, (itu) disampaikan oleh tersangka," ucap Ali Jupri.

Ali Jupri menjelaskan, korban menderita luka tusuk di dada, muka, leher dan kepala, gigi korban pun ditemukan patah.

"Korban dibawa ke rumah sakit RSUD R Syamsudin SH untuk dilakukan otopsi," jelasnya.

Di TKP, polisi mengamankan barang bukti satu garpu tanah yang ditemukan di dapur rumah.

Ali Jupri mengatakan, pihaknya akan melibatkan psikolog untuk mengetahui kondisi mental pelaku.

Pelaku terlihat seperti orang linglung saat diinterograsi oleh warga dan kepolisian.

"Sementara dia menyesali perbuatannya, kita tanya apa menyesal? dia diam, kelihatan pelaku sendiri ada keterlambatan dalam berpikir, tapi masih kita dalami dan kita akan panggil psikolog juga untuk mengetahui kondisi pelaku sebenarnya. Sementara pelaku masih bisa ditanya, berarti kan masih dalam keadaan bisa berkomunikasi dan baik," kata Ali Jupri.

Terhadap pelaku, polisi menerapkan pasal 338 KUHPidana tentang pembunuhan dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun.

Baca juga berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved