Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana
Momen Kebersamaan Siswa SMK Lingga Kencana Saat Acara Perpisahan, Sebelum Kecelakaan Maut di Subang
Inilah momen kebersamaan rombogan siswa SMK Lingga Kencana Depok, saat acara perpisahan kelulusan sekolah, berakhir dengan duka.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM - Momen kebersamaan rombogan siswa SMK Lingga Kencana Depok, saat acara perpisahan kelulusan sekolah, berakhir dengan duka.
Diketahui, acara perpisahan kelulusan sekolah dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat, 10-11 Mei 2024.
Namun tak disangka acara tersebut berujung duka.
Salah satu bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana mengalami kecelakaan pada Sabtu (11/5/2024) malam itu membuat 11 orang meninggal dunia dan 33 orang luka-luka.
Sebelum kecelakaan itu terjadi, para siswa dan guru sempat melakukan sesi foto bersama.
Tidak ada yang janggal dalam foto tersebut. Justru guru dan siswa terlihat tersenyum ceria.
Semuanya terlihat begitu akrab, tampak guru dan siswa yang berangkat dalam rangkaian perpisahan kelulusan sekolah tersebut berfoto di depan lima bus yang membawa rombongan.
Dalam foto yang tersebar itu, nampak angel foto diatur sedemikian rupa.
Di mana para siswa yang mengenakan kaos berwarna hitam berpose dalam posisi berdiri. Sedangkan siswa yang pakai baju bebas berada dalam pose jongkok.
Namun foto itu rupanya menjadi kenangan terakhir sebelum bus pariwisata yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana terlibat kecelakaan maut di turunan Ciater atau Lembah Sarimas, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam.
Baca juga: Sosok Sarojhi Kepsek SMK Lingga Kencana Siswa Tewas Kecelakaan, Klaim Pernah Pakai Bus Putera Fajar
Bus pariwisata berwarna hijau hilang kendali di turunan Ciater atau Lembah Sarimas, Subang, Jawa Barat.
Adapun penyebabnya lantaran rem bus Putera Fajar blong sehingga membuat Sadira kehilangan kendali atas busnya.

Penjelasan Kepsek SMK Lingga Kencana
Menanggapi soal kecelakaan tersebut, Kepsek SMK Lingga Kencana akhirnya buka suara.
Sarojhi mengatakan, pihaknya pernah menggunakan Perusahaan Otobus (PO) Trans Putra Fajar sebelum peristiwa kecelakaan di Subang, Jawa Barat yang menewaskan 11 orang.
Saat itu, pihak sekolah menggunakan bus tersebut untuk acara perpisahan siswa di 2023 dan hasilnya memuaskan.
"Karena kami sudah berjalan (pernah pakai) di tahun yang pertama. Tahun yang pertama, saya pernah ikut dan hasilnya pun sangat memuaskan," kata Sarojhi kepada Kompas.com, Senin (15/2/2024).
Baca juga: Kondisi Siswa dan Guru SMK Lingga Kencana yang Selamat Kecelakaan Maut di Subang, Alami Trauma
Kendati begitu, Sarojhi mengatakan kepuasan layanan PO bus pada tahun lalu membuat sekolah kembali memberikan kepercayaan kepada mereka di tahun ini.
"Makanya di tahun ini kami pakai travel tersebut. Di awal saya membicarakan, 'tolong berikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan tahun kemarin, karena ini untuk melayani anak-anak,'" ujar Sarojhi.
Sarojhi menekankan, PO bus terkait sudah digunakan dua kali untuk acara sekolah.
"Ini yang kedua kali," jelasnya.
Oleh sebab itu, dia mengaku kaget setelah mendengar pernyataan bahwa bus tersebut ternyata tak laik jalan.
"Dan jujur, ini memang betul-betul di luar dari nalar kami, ataupun memang itu kelalaian atau apapun itu akan kami dalami kembali," tambah Sarojhi.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan bus yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok, Sabtu (11/5/2024) pukul 18.45, mengakibatkan 11 korban tewas.
Bus berpelat AD 7524 OG itu diduga mengalami rem blong. Saat memasuki salah satu jalan menurun di daerah Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, bus tiba-tiba oleng ke kanan hingga menyebrang ke jalur berlawanan dan menabrak mobil Feroza bernomor polisi D 1455 VCD.
Sopir Bus Minta Maaf
Sopir bus Trans Putera Fajar, Sadira mengungkapkan penyesalannya saat terjadi kecelakaan maut di Ciater yang merenggut 11 korban jiwa.
Meski sudah berusaha, ternyata upaya Sadira mengurangi jumlah korban masih menyebabkan sebanyak 11 jiwa meninggal di dalam peristiwa kecelakaan maut di Ciater tersebut.
Adapun permintaan maaf tersebut disampaikan Sadira kepada seluruh keluarga korban atas kejadian ini.
"Kepada keluarga-keluarganya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena kejadian ini pun semua tidak ada yang mau," ucap Sadira. Dilansir Youtube Kompas TV, Senin (13/5/2024).
Sebagai sopir bus yang mengakibatkan kecelakaan tersebut, Sadira meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada korban yang meninggal dan terluka.
"Ini namanya musibah, mohon maafkan saya, yang telah tidak ada keluarganya, pada saat saya bawa, yang terluka berat atau ringan, atau meninggal, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," terangnya.
Lebih lanjut, Sadiri mengaku saat itu sudah berusaha sebaik mungkin namun takdir berkata lain.
"Saya mohon maaf kepada semua yang telah kehilangan keluarganya. Saat itu, saya berusaha sebaik mungkin, namun ternyata takdir telah menentukan nasib kita semua," tambahnya.
Adapun penyebab kecelakaan itu terjadi lantaran rem blong sehingga membuat Sadira kehilangan kendali atas busnya.
Mengetahui remnya tak berfungsi, Sadira mencari jalur penyelamat. Akan tetapi, dia tak menemukannya.
Ia akhirnya memilih membanting setir bus ke kanan untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak.
"Dalam pemikiran saya, kalau saya teruskan melalui jalan raya, otomatis banyak kendaraan yang tersambar. Akhirnya saya punya inisiatif harus dibuang (banting setir)," terangnya.
"Di depan saya ada tiang listrik, agar kendaraan bus itu berhenti, terpaksa saya putar ke kanan dan setelah itu saya sudah tidak tahu apa yang terjadi lagi," imbuhnya.
Usai busnya terguling, Sadira mengaku tubuhnya terjepit.
Dia menjadi orang terakhir yang dievakuasi.
"Saya terakhir dievakuasi karena posisi saya tergencet bus, tidak bisa ditarik," bebernya.
Saat ini, Sadira sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Kecelakaan di Subang ini melibatkan lima kendaraan, yakni bus pariwisata, satu mobil, dan tiga sepeda motor.
Sembilan siswa dan satu guru SMK Lingga Kencana serta seorang pengendara motor meninggal dalam peristiwa ini.
Bus Tak Ada Izin Angkutan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegas, status uji kir bus pariwisata PO Trans Putera Fajar berplat nomor Wonogiri AD 7524 OG yang mengalami kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat, sudah kadaluwarsa sejak Desember 2023.
Selain itu, bus maut PO Trans Putera Fajar saat mengalami kecelakaan di Subang juga tidak memiliki izin angkutan.
"Pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala (uji kir) telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal dalam keterangannya, Sabtu (11/5/2024).
Lebih lanjut Aznal mengatakan, Ditjen Hubdat saat ini telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus melakukan investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut.
Karenanya, Ditjen Hubdat juga mengimbau kepada seluruh Perusahaan Otobus (PO) dan pengemudi untuk memeriksa secara berkala kondisi armada dan melakukan pendaftaran izin angkutan serta rutin melakukan uji berkala kendaraan.
"Di samping itu, diimbau kepada seluruh masyarakat yang menggunakan angkutan umum bus dapat memeriksa kelayakan kendaraan sebelum keberangkatan pada aplikasi Mitra Darat yang dapat diunduh pada smartphone," tutur Aznal.
Detik-detik Kecelakaan
Sementara ditempat lain, salah satu guru pendamping yang selamat dari kecelakaan tersebut mengungkapkan detik-detik sebelum kecelakaan maut terjadi.
Guru pendamping, Adewiah mengatakan, selama dalam perjalanan dari Cihampelas ke Ciater hingga magrib, kondisi bus masih normal.
Rombongan SMK Lingga Kencana Depok beristirahan saat salat magrib dan para penumpang makan di RM Bang Jun.
"Bus sebelum istirahat magrib, masih normal, tak masalah. Namun saat melanjutkan perjalanan setelah makan di RM Bang Jun dan salat Magrib, tiba-tiba sekitar 5 menit perjalanan, bus langsung oleng dan menabrak mobil Feroza serta 3 motor sebelum akhirnya terguling," ujar Adewiah saat ditemui di Puskesmas Palasari, Minggu (12/5/2024) dini hari. Dikutip dari TribunJabar.id
Saat istirahat makan, kata Adewiah kondektur memperbaiki mobil namun dia tidak mengetahui kendala apa yang dialami mobil tersebut.
"Kata anak-anak yang melihat memperbaiki mobil tersebut. Kondektur memperbaiki di bagian rem, diduga remnya blong," katanya.
Dia mengatakan, setelah magrib itu, rombongan melanjutkan kembali perjalanan menuju Tol Cipali Subang.
"Namun nahas baru jalan 5 menit, mobil saat memasuki turunan langsung oleng, terus nabrak mobil Feroza dan 3 motor hingga akhirnya terguling," katanya.
Lebih lanjut, Adewiah mengatakan, mobil oleng saat di jalan menurun. Kondisi itu membuat siswa panik.
"Saat mobil oleng dan menabrak Feroza anak-anak langsung menjerit sambil mengucapkan takbir Allahu Akbar.... Allahu Akbar. Hingga akhirnya mobil terguling dan kita sudah tak tahu apa-apa lagi," ucapnya.
Adewiah juga juga menjelaskan, rombongan pelajar kelas XII SMK Lingga Kencana Depok semuanya berjumlah tiga bus, berangkat dari Depok pada Jumat (10/5/2024).
"Pada saat berangkat sempat berwisata dulu Tangkuban Parahu, kemudian langsung ke Bandung untuk merayakan perpisahan kelas XII di Hotel Nalendra Cihampelas," ucapnya.
Penumpang bus Putera Fajar yang terguling adalah 53 siswa, guru pendamping tiga orang, dan kru bus 4 orang.
"Siswa kami yang meninggal semuanya berjumlah sembilan orang dan satu orang guru," ucapnya.
Sementara, Kasi Humas Polres Subang AKP Yusman, menjelaskan, awalnya, bus bernopol AD 7524 OG itu melaju dari arah Bandung menuju Subang, sekitar pukul 18.45 WIB.
Ketika melewati jalan menurun, bus tiba-tiba oleng ke kanan hingga menyeberangi jalur berlawanan sampai menabrak mobil Feroza bernopol D 1455 VCD.
Setelah menabrak Feroza, bus terguling. Posisi ban kiri berada di atas, lalu bus tergelincir hingga menghantam tiga sepeda motor yang terparkir di bahu jalan.
Bus terhenti usai menghantam tiang listrik di bahu jalan. Penumpang bus berserakan di jalan.
Kecelakaan ini mengakibatkan 11 orang tewas yang terdiri dari 9 siswa, 1 guru, dan 1 warga lokal.
Untuk korban meninggal dunia, dibawa ke RSUD Ciereng, Kabupaten Subang.
"Untuk korban luka berat ada 27 orang, luka sedang ada kurang lebih 13 orang," kata Kadinkes Kabupaten Subang, Maxy, saat dikonfirmasi.
Baca juga berita lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Tribunsumsel.com
SMK Lingga Kencana
SMK Lingga Kencana Saat Acara Perpisa
Kecelakaan Bus Rombongan SMK Lingga Kencana
Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan SMK Lingga Kenca
berita nasional
Tangis Istri Sadira, Sopir Bus SMK Lingga Kencana Kecelakaan jadi Tersangka, Takut Anak Putus Kuliah |
![]() |
---|
Segini Biaya Study Tour Siswa SMK Lingga Kencana, Ada yang jadi Kuli Angkut Pasir Demi Ikut |
![]() |
---|
Tangis Pilu Pacar Dimas Aditya Siswa SMK Lingga Kencana Tewas Kecelakaan Bus Subang, Tak Menyangka |
![]() |
---|
Curhat Dea Siswi SMK Lingga Kencana Lolos dari Maut Kecelakaan Bus Subang, Trauma Pikirkan Teman |
![]() |
---|
Penyebab Sadira Sopir Bus Jadi Tersangka Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Lalai Paksa Perjalanan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.