Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana

Pemilik Bus Po Trans Putera Fajar yang Bawa Rombongan SMK Lingga Kencana Alami Kecelakaan di Subang

Kecelakaan tragis Bus Po Trans Putera Fajar bawa rombongan siswa SMK Lingga Kecana di tanjakan kawasan Ciater Subang menelan 11 korban meninggal dunia

Editor: Moch Krisna
Kolase/Tribunnews
Bus Po Trans Putera Fajar Sebelum Mengalami Perobatan (Kiri). Bus Po Trans Putera Fajar Mengalami Kecelakaan Saat Membawa Rombongan Siswa SMK Lingga Kencana di Tanjakan Ciater Subang (Kanan) 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kecelakaan tragis Bus Po Trans Putera Fajar bawa rombongan siswa SMK Lingga Kecana di tanjakan kawasan Ciater Subang menelan 11 korban meninggal dunia.

Adapun kini Bus PO Trans Putera Fajar jadi sorotan lantaran terkuak fakta mengenai uji KIR kendaraan yang telah habis.

Tak hayal publik bertanya-tanya mengenai siapa Bos dari Po Trans Putera Fajar pemilik bus tersebut.

Tribunsumsel.com, Minggu (12/5/2024) coba mengulik siapa pemilik dari Bus Po Trans Putera Fajar.

Dari penelusuran didapatkan, terkuak jika Bus Po Trans Putera Fajar diduga sudah bergonta-ganti.

Namun berdasarkan BluE, bus ini milik PT Jaya Guna Hage

Mengutip Tribunnews, bus merek Hino AK buatan tahun 2006 bermesin depan tersebut awalnya dioperasikan oleh sebuah perusahaan otobus ternama di trayek Sumatera.

Mesinnya tipe Hino AK1J non-turbo, sistem pengereman sudah full air namun untuk rem tangan masih manual.

Pengakuan sopir bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan bawa siswa SMK Lingga Kencana Depok, mengakibatkan 11 orang tewas.
Pengakuan sopir bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan bawa siswa SMK Lingga Kencana Depok, mengakibatkan 11 orang tewas. (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Dari PO tersebut, bus tersebut kemudian dijual ke sebuah perusahaan otobus di Pulaua Jawa. Dari perusahaan otobus tersebut bus ini kemudian dijual ke PO Jaya Guna Hage.

Dari PO Jaya Guna Hage, bus kemudian berpindah pemilik kepada perusahaan otobus lainnya hingga dua kali.

Namun, sejak bus tersebut berpindah tangan dari PO Jaya Guna Hage ke operator lain, izin KIR bus tersebut tetap menggunakan nama PO Jaya Guna Hage untuk keperluan perizinan.

Diduga PO yang mengoperasikan bus pariwisata nahas tersebut tidak memiliki izin usaha bus pariwisata.

Hal itu diperkuat oleh pernyataan resmi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Mereka menyatakan, status uji kir bus pariwisata PO Trans Putera Fajar berplat nomor Wonogiri AD 7524 OG yang mengalami kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat, sudah kadaluwarsa sejak Desember 2023.

Selain itu, bus maut PO Trans Putera Fajar saat mengalami kecelakaan di Subang juga tidak memiliki izin angkutan.

"Pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala (uji kir) telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal dalam keterangannya, Sabtu (11/5/2024).

Selain berganti pemilik hingga beberapa kali, bus nahas Fahar Putera Trans tersebut juga mengalami perombakan model di bengkel karoseri.

Model asli bus ini adalah Disovery buatan karoseri Laksana, Ungaran.

Model Discovery umumnya memang banyak ditemukan pada bus-bus bermesin depan yang diproduksi Karoseri Laksana seperti misalnya yang biasa kita jumpai pada bus-bus ekonomi AKAP asal Jawa Timur.

Demi memenuhi tuntutan dan selera pasar dan minat konsumen akan bus dengan model kekinian, bus tersebut kemudian dirombak total modelnya menjadi model Jetbus 3 SHD ala bikinan Karoseri Adi Putro, Malang.

Terkait kecelakaan maut bus Trans Putera Fajar ini Aznal mengatakan, Ditjen Hubdat saat ini telah berkoordinasi dengankepolisian untuk menginvestigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut.

Ditjen Hubdat mengimbau kepada seluruh Perusahaan Otobus (PO) dan pengemudi untuk memeriksa secara berkala kondisi armada dan melakukan pendaftaran izin angkutan serta rutin melakukan uji berkala kendaraan.

"Diimbau kepada seluruh masyarakat yang menggunakan angkutan umum bus dapat memeriksa kelayakan kendaraan sebelum keberangkatan pada aplikasi Mitra Darat yang dapat diunduh pada smartphone," tutur Aznal.

Kronologi Kecelakaan Versi Dishub

Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkap, kecelakaan bus di Subang ini terjadi pada pukul 18.45 WIB.

Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Aznal, menjelaskan, kejadian bermula saat bus bernomor polisi AD 7524 OG yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat sedang mengarah dari Bandung menuju Subang.

"Bus tiba-tiba oleng ke arah kanan dan menabrak sepeda motor yang berada di jalur berlawanan dan bahu jalan sehingga bus terguling," kata Aznal dalam keterangan tertulis, Minggu (12/5/2024).

"Kecelakaan tersebut diduga karena adanya rem blong pada bus," lanjutnya.

Pada peristiwa ini jumlah korban jiwa 11 orang serta korban luka-luka 32 orang.

Aznal mengatakan, korban dilarikan ke beberapa fasilitas kesehatan di antaranya RSUD Ciereng, RS Hamori, Puskesmas Jalancagak, dan Puskesmas Palasari.

Saat ini, Ditjen Hubdat telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus melakukan investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut.

Ia mengatakan, pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023.

"Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mengimbau kepada seluruh Perusahaan Otobus (PO) dan pengemudi untuk memeriksa secara berkala kondisi armada dan melakukan pendaftaran izin angkutan serta rutin melakukan uji berkala kendaraan," tutur Aznal.

"Di samping itu, diimbau kepada seluruh masyarakat yang menggunakan angkutan umum bus dapat memeriksa kelayakan kendaraan sebelum keberangkatan pada aplikasi Mitra Darat yang dapat diunduh pada smartphone," sambungnya.

Penyebab Kecelaakaan

Pengakuan sopir bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan bawa siswa SMK Lingga Kencana Depok, mengakibatkan 11 orang tewas.

Sopir bus Putera Fajar, Sadira selamat dalam kecelakaan tersebut.

Sadira mengatakan, rem mobil yang ia kemudikan blong saat memasuki turunan perempatan Sariater.

"Waktu itu, pada saat habis makan sore di Rumah Makan Bang Jun, kemudian saya melanjutkan perjalanan. Namun nahas saat memasuki turunan perempatan Sariater, tiba -tiba saya tekan rem, perseneling saya masukin enggak masuk-masuk. Ternyata anginnya tiba tiba habis," kata Sadira saat ditemui Tribun Jabar saat menjalani perawatan di RSUD Subang, Minggu (12/5/2024). Dikutip dari TribunJabar.id

Menurut Sadira, setelah tahu remnya blong, saat itulah dirinya kelabakan mencari jalur penyelamat.

Sayang, hal yang dia cari tak ada.

"Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin takut tambah banyak korban karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya," katanya.

"Karena di depan ada 5 sepeda motor, saya klakson enggak mau minggir. Akhirnya terpaksa saya buang ke samping, daripada lebih banyak korban yang di depan," imbuhnya.

Dia pun memilih buang kendaraan ke kanan sehingga menabrak Feroza dan tiga sepeda motor.

Sadira mengaku membanting setir ke arah kanan demi menghindari kecelakaan yang lebih parah.

Namun nahas, keputusannya itu tetap mengakibatkan satu pengendara sepeda motor tewas.

"Jadi tak ada pilihan lain waktu itu, lebih baik saya buang kanan dan benturkan ke tiang listrik hingga akhirnya terguling dan terhenti," ucapnya.

"Namun ternyata korbannya juga banyak. Saya tidak menyangka mobil tersebut akan terguling," imbuhnya

Dia mengatakan, rem mobil tersebut sudah diperbaiki oleh montir dan sudah normal saat istirahat makan.

"Tapi sayang, tiba-tiba rem tersebut blong saat masuk turunan pertigaan Sariater, hingga akhirnya terjadi kecelakaan maut ini," ujarnya

Sadira mengaku hanya mengalami luka sedang.

"Saya hanya mengalami luka sedang, tidak terlalu parah seperti yang bisa dilihat saat ini. Hanya mengalami memar di bagian kepala tangan, dan kaki," ucapnya.

Tangis Orangtua siswa

Tangis para orang tua siswa SMK Lingga Kencana, anak selamat kecelakaan maut bus di Subang, Jawa Barat.

Kecelakaan maut bus Putera Fajar yang bawa penumpang pelajar SMK Lingga Kencana ini terjadi di jalan raya Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) sekitar pukul 18.45 WIB.

Akibat kecelakaan tersebut, 11 orang dilaporkan meninggal dunia, 27 orang luka berat, dan 13 orang mengalami luka sedang.

Isak tangis ini mewarnai ketika para orang tua siswa menyambut kepulangan mereka.

Para orang tua yang sudah terkejut mendapat kabar kecelakaan di Ciater Subang tak kuasa menahan air mata ketika melihat bus-bus rombongan siswa yang selamat dari kecelakaan maut.

Rombongan siswa ini tiba di Masjid Jami Al-Ikhlas, Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok.

Diketahui, Masjid Jami Al-Ikhlas ini lokasinya tak jauh dari SMK Lingga Kencana di Jalan Raya Sawangan, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok.

Momen pilu ini viral dimedia sosial, salah satu diunggah Instagram @depok24 jam, Minggu (12/5/2024).

Terlihat kedatangan rombongan para siswa yang baru pulang mengikuti acara perpisahan sekolah juga disambut pemerintah dan apartat setempat.

Dalam video yang beredar terlihat raut wajah kesedihan dari para orang tua terlihat jelas ketika para siswa SMK Lingga Kencana ini turun dari bus rombongan.

Usai turun dari tangga bus, mereka langsung dipeluk oleh ibu masing-masing.

Mereka tak kuasa menahan tangis karena kecelakaan maut itu bisa saja merenggut nyawa anak-anak mereka.

Suasan seusai acara perpisahan sekolah yang seharusnya bahagia ini pun berubah menjadi banjir air mata karena insiden kecelakaan maut tersebut.

Diketahui, kecelakaan maut itu melibatkan sepeda motor merek Honda Vario, Daihatsu Feroza, sepeda motor Beat, dan kendaraan jenis R2.

(*)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved