Berita Viral

Sosok Diding Ketua RT Jadi Tersangka Kasus Pembacokan Mahasiswa Katolik Unpam, Lakukan Intimidasi

Sosok Diding ketua RT tengah jadi sorotan lantaran jadi provokator terhadap aksi pembacokan mahasiswa katoil Universitas Pamulang (Unpam) tengah berib

Editor: Moch Krisna
Twitter/Instagram Permadi Arya
Sosok Diding Pak RT Jadi Tersangka Dalam Kasus Pembacokan Mahasiswa Katolik Unpan di Tangsel 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Sosok Diding ketua RT tengah jadi sorotan lantaran jadi provokator terhadap aksi pembacokan mahasiswa katoil Universitas Pamulang (Unpam) tengah beribadah, Minggu (5/5/2024).

Diding sendiri menjabat ketua RT di Tangerang Selatang (Tangsel) tepatnya kelurahan Babakan.

Adapun sosok Diding sudah ditahan kepolisian sebagai salah satu tersangka dalam kasus tersebut.

Dalam konperensi pers yang digelar Polres Tangerang Selatan, Selasa (7/5/2024) empat orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kekerasan hingga pembacokan terhadap mahasiswa katolik universitas Pamulang.

Keempat tersangka yakni Diding Ketua RT 953), I (30), S (36), dan A (26).

"Peran tersangka Diding meneriaki dengan suara keras dengan nada umpatan dan intimidasi kepada korban beserta temannya dengan maksud teman lainnya turut bersama-sama menyerang korban yang dianggap mengganggu lingkungannya," ujar Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Ibnu Bagus Santoso.

Pengakuan Mahasiswi Unpam Terkait Aksi Diding Pak RT Provokasi Warga
Pengakuan Mahasiswi Unpam Terkait Aksi Diding Pak RT Provokasi Warga

Sebelumnya, aktivis Abu Janda sempat memposting video pengakuan dari mahasiswi Unpam menceritakan kronologi kejadian.

Dijelaskan bahwa warga datang berbondong-bondong membawa senjata tajam dan membubarkan kegiatan mahasiswa Katolik berdoa.

"Mahasiswa/siswi katolik univ. pamulang viktor dipukuli, dibacok cuma karena mereka BERDOA berawal dari RT bernama Diding yang memprovokasi warga," tulis Abu Janda di Instagram pribadinya.

Abu Janda kemudian me-mention langsung Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas dan meminta ada tindakan tegas dari pemerintah.

"Pelaku sudah dilaporkan ke Polres Tangsel. Teman2 bantu mention di kolom komentar tiga akun polisi dibawah ini yaa yuk kita banjiri notif bapak2 polisi agar pelaku segera ditangkap," tulisnya lagi.

Lokasi kontrakan mahasiswa yang melaksanakan doa Rosario di Tangerang Selatan

Dalam unggahan, Abu Janda juga menyertakan kesaksian dua mahasiswi yang mengalami langsung intimidasi hingga pemukulan yang dilakukan oknum RT dan warga.

Mereka bercerita, saat berdoa Rosario, tetiba Ketua RT setempat datang dan langsung menghadrik.

"Doa maria terus Pak RT-nya ngomong, Lu gak ngehargai gw dari RT disini?'" terang mahasiswa tersebut.

"'udah Gw bilangin kagak boleh ibadah disini. Kalo lu mau ibadah ke gereja sana

kalian berani-beraninya tidak menghargai saya sebagai RT, bang***," hardik si Ketua RT ditirukan mahasiswa.

Awal Viral

Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan adanya keributan antar warga di kawasan Setu, Tangerang Selatan, pada Minggu (5/5/2024).

Dari video yang diunggah akun X @KatolikG bernarasikan insiden tersebut yakni saat mahasiswa Katolik Universitas Pamulang (Unpam) digeruduk saat melaksanakan ibadah doa Rosario di salah satu kontrakan di sana.

Penggerudukan yang dilakukan oleh Ketua RT dan sejumlah warga tersebut terlihat terjadi pada malam hari.

Beruntung dalam insiden tersebut tidak terdapat korban jiwa.

"Tadi malam mahasiswa Katolik Universitas Pamulang berkumpul di sebuah rumah di Victor Serpong dan berdoa Rosario, tapi mereka digeruduk pak RT dan warga yang membawa sajam untuk membubarkan dan memukuli para mahasiswa yang sedang berdoa. Beruntung tidak ada korban jiwa," tulis akun @KatolikG.

Terkait itu, Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Alvino Cahyadi membenarkan adanya kejadian ini.

Dia mengatakan saat ini kasus tersebut tengah diselidiki oleh pihaknya.

"Terkait perkara dugaan tindak pidana sedang kami tindak lanjuti dan saat ini dalam proses penyelidikan," singkat Alvino kepada wartawan, Senin (6/5/2024).

Termasuk soal adanya informasi jika ada seseorang yang ditusuk dalam peristiwa tersebut.

"Masih diselidiki," ungkapnya.

Pengakuan Mahasiswa Unpam

Mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) buka suara ketika digerebek warga saat membaca doa di rumah kontrakan di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.

Legy, seorang mahasiswa mengatakan terdapat belasan mahasiswa yang sedang beribadah di rumah kontrakan saat digerebek warga, Senin (6/5/2024).

Saat itu, kedatangan warga ke rumah kontrakan tersebut membuat Legy dan teman-temannya panik.

“Kami lagi berdoa, totalnya 15 orang. Tiba-tiba pak RT datang disusul sama warga. Kami lalu membaca doa dengan cepat karena itu (panik),” ujar Legy dikutip dari Kompas.com.

Walau demikian, doa yang dibaca bisa diselesaikan sampai akhir.

Warga baru membubarkan kegiatan tak lama setelah doa penutup dilafalkan.

“Doanya sudah mau habis, sudah penutup (saat digeruduk),” tutur Legy.

Legy mengungkapkan saat dirinya dan teman-temannya baru menyelesaikan pembacaan doa, terdapat ucapan kurang pantas yang dikatakan salah satu warga.

“Pas kami selesai doa, salah satu warga mengatakan gini, ‘b*****t, a****g, jangan ibadah di sini’. Semua langsung kaget pas dengar itu,” imbuh dia.

Ketua RW Bicara

Ketua RW 002 Setu, Tangerang Selatan, Marat bicara mengenai peristiwa itu.

Marat mengungkapkan warganya sudah mengeluhkan kegiatan ibadah oleh sejumlah mahasiswa di rumah kontrakan tersebut.

Warga kemudian menyampaikan keluhan tersebut kepada Ketua RT setempat. Ketua RT akhirnya melakukan tindakan dengan cara menegur.

“Kegiatannya (ibadah) setiap seminggu atau dua minggu sekali, enggak nentu. Akhirnya Ketua RT tegur kemarin, tetapi pas saya datang sudah terjadi keributan,” kata Marat.

Menurut pengakuan warga, kata Marat, mahasiswa melakukan pemukulan lebih dulu.

Akibatnya, warga tersulut emosi dan terjadilah keributan. “Saya bilang, ‘Sudah, sudah. Jangan pada emosi’. Lalu warga bilang, ‘Bukan begitu, karena saya sudah kena pukul pak RW. Saya dipukul’,” cerita dia.

Di lain sisi, Marat mengungkapkan, memang tidak ada izin dari mahasiswa terkait aktivitas yang mereka lakukan.

Selain itu, selalu ada puluhan mahasiswa di dalam kontrakan meski yang menyewa hanya satu atau dua orang.

“Tidak ada izin ke RW. Saya juga tidak tahu persis berapa jumlah mahasiswa yang ada di sana (kontrakan),” imbuh dia

(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved