Kepala Bayi Tertinggal di Dalam Rahim

Tangis MS Tau Kepala Bayi Tertinggal di Rahim Saat Lahiran di RS Banjarmasin, Alami Syok: Terbayang

Sosok MS (36) hanya dapat menangis pilu ketika tau kepala bayinya sempat tertinggal di rahim saat melahirkan di RS Banjarmasin, alami syok...

youtube/KOMPASTV
Tangis MS Tau Kepala Bayi Tertinggal di Rahim Saat Lahiran di RS Banjarmasin, Alami Syok 

“Itu tidak lama setelah istri saya diminta mengejan. Bayi akhirnya keluar, jenis kelaminnya laki-laki. Saat saya lihat, dikira itu bagian pantatnya. Tapi ternyata kepala bayinya tidak ada.

Saya hanya bisa terdiam, di lain sisi tak mau istri langsung mengetahuinya," timpal suami MS, HS yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh lepas.

Usai dilakukan proses persalinan dengan kondisi kepala bayinya yang terpisah dari badan, menurut suami-istri itu, pihak rumah sakit tak menjelaskan apa-apa sampai saat ini.

Dari IGD, MS segera di rawat inap dan dipindah ke ruangan. Kemudian keesokan harinya, Senin, 15 April 2024, MS malah diminta pulang oleh perawat jaga.

“Saya padahal masih pusing, badan masih lemas. Tapi perawat meminta pulang karena sudah aman katanya,” tutur MS yang baru melahirkan bayi pertama dari suaminya, HS.

Bahkan permintaan perawat itu menurut MS terkesan kasar. Ia dipaksa harus bisa dan harus kuat.

“Aku pang dijahit juga, sampai area pantat lagi,” kata MS meniru perkataan perawat yang memintanya keluar itu.

Orangtua MS saat menunjukkan lokasi pemakaman almarhum cucunya yang disemayamkan di dekat kediamannya, Jumat (26/4/2024)
Orangtua MS saat menunjukkan lokasi pemakaman almarhum cucunya yang disemayamkan di dekat kediamannya, Jumat (26/4/2024) (BANJARMASINPOST.CO.ID/RIFKI SOELAIMAN)

Ia bersama suaminya pun terpaksa ke luar dari rumah sakit karena diminta oleh salah perawat di sana. Sementara jenazah bayi, kepalanya sudah dijahit ke badannya dan disemayamkan di dekat rumah orangtuanya.

Selama di rumah, MS merasakan perasaan campur aduk. Ia tak rela bayi yang dikandungnya selama sembilan bulan lahir dalam keadaan tragis dan meninggal dunia.

Bahkan tanpa penjelasan sama sekali dari pihak rumah sakit.

“Sedih, menangis dan terbayang terus. Akhirnya pada Jumat, 19 April, saya dan suami memutuskan melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian,” katanya.

Keluarga korban yang beralamat di Basirih, Banjarmasin Barat melaporkannya ke Mapolresta Banjarmasin pada 19 April 2024.

Saat divisum, dokter mengatakan kepada MS bahwa jahitan di area kewanitaannya terbuka dan terkesan dijahit sembarangan.

MS diminta dokter untuk rawat inap di rumah sakit kepolisian itu.

Beruntungnya, RS Bhayangkara bisa menerima pasien Kartu Indonesia Sehat.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved