Berita Selebriti

Postingan Terakhir Habib Hasan Sebelum Meninggal Dunia Banjir Ucapan Duka, Ingatkan Amal Soleh

Postingan terakhir Habib Hasan bin Ja'far Assegaf sebelum meninggal dunia, sempat unggah saat terawih kedua.

Ig@hassan_jafar_umar_assegaf
Postingan terakhir Habib Hasan bin Ja'far Assegaf sebelum meninggal dunia, sempat unggah saat tarawih kedua. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Postingan terakhir Habib Hasan bin Ja'far Assegaf sebelum meninggal dunia, sempat unggah saat terawih kedua.

Habib Hasan meninggal dunia selepas melakukan salat Duha pada pukul 09.00 WIB, pada Rabu (13/3/2024).

Belum diketahui pasti penyebab wafatnya sang ulamah, namun Habib Hasan menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Cinere.

Diketahui, pimpinan majelis dzikir Nurul Mustofa meninggal di usia 47 tahun.

Adapun postingan terakhir Habib Hasan terpantau Selasa (12/1/2023) yang mengunggah momen tarawih kedua di istana segaf.

Habib Hasan sempat mengimami salat tarawih malam kedua Ramadan 1445 H.

Terlihat Habib Hasan mengenakan pakaian berwarna hijau sage.

Ia pun mengingatkan untuk berbuat amal salah dibulan ramadhan ini.

"Tarawih malam ke dua di istana segaf semangat yg menggebu dilanjud dengan pembacaan Burdah suasana tambah terasa bahwa Allah izinkan kita berbuat amal soleh siangnya puasa malamnya ibadah, mari jadikan terus Romadhonmu bermakna seteiap harinya 12 maret 2024," tulisnya.

Baca juga: Detik-detik Habib Hasan Hembuskan Napas Terakhir, Syakir Daulay Sebut Wajah Berseri-seri dan Wangi

Unggahan tersebut sontak banjir ucapan duka para jemaah.

"Habibanaaaaa, Min Ahlil Jannah Jannah Jannah" tulis akun @myusuf

"Habib.. makasih udah ngajarin buat cinta sama Rasulullah, semoga di akhirat habib bertemu sama apa yang habib ajarkan kecintaannya kpd kami... Titip salam dan rindu dari kami utk Rasulullah ya bibb" tulis akun @rani

"Habibbbb innalillahii wainnailaihi rojiunn" tulis akun @yudi

Kisah semasa hidupnya, Habib Hasan bin Ja'far Assegaf pernah memiliki kisah menyembuhkan orang yang menderita sakit dengan sebotol air putih
Kisah semasa hidupnya, Habib Hasan bin Ja'far Assegaf pernah memiliki kisah menyembuhkan orang yang menderita sakit dengan sebotol air putih (ig/hassan_jafar_umar_assegaf)

Sebelumnya, kabar duka ini disampaikan Rabithah Alawiyah melalui akun Instagram, @rabithah_alawiyah, Rabu (13/3/2024).

"Segenap Keluarga Besar Rabithah Alawiyah turut berduka cita atas wafatnya Habib Hasan bin Ja'far bin Umar Assegaf (Pimpinan Majelis Nurul Musthofa) pada hari Rabu, 13 Maret 2024," demikian tulis Rabithah Alawiyah.

Baca juga: Kisah Habib Hasan Bin Jafar Assegaf yang Meninggal, Pernah Sembuhkan Orang Sakit Pakai Air Putih

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunnews.com, Habib Hasan meninggal dunia selepas melakukan salat Duha pada pukul 09.00 WIB.

Rencananya, jasad Habib Hasan akan disemayamkan di Masjid Nurul Mustofa Center, Cilodong, Depok, Jawa Barat.

Detik-detik Habib Hasan bin Ja'far Assegaf meninggal dunia pada Rabu (13/3/2024).
Detik-detik Habib Hasan bin Ja'far Assegaf meninggal dunia pada Rabu (13/3/2024). (Ig@syakirdaulay)

Detik-detik Sebelum Meninggal Dunia

Kepergian Habib Hasan bin Ja'far Assegaf tak pelak menyisahkan duka yang mendalam bagi jemaahnya.

Salah satunya Syakir Daulay yang begitu sedih atas kepergian sang habib.

Baca juga: Sosok Habib Hasan Bin Jafar Assegaf Meninggal Dunia Usai Salat Duha, Pendiri Majelis Nurul Musthofa

Lewat Instagram miliknya, Syakir mengungkapkan detik-detik sang habib menghembuskan napas terakhir.

Ia mengatakan, Habib Hasan bin Ja'far Assegaf meninggal dalam keadaan tersenyum, wajahnya pun berseri-seri, serta wangi selepas dimandikan.

Lebih lanjut, Syakir Daulay juga tak menyangka berada di sisi Habib Hasan bin Ja'far Assegaf di momen berpulangnya.

"Habib... I Love u, meninggal dalam keadaan tersenyum, berseri seri, dan wangi, selepas mandi. terimakasih ya Rabb telah mengizinkan diri yang hina ini disamping beliau saat beliau menghembuskan nafas terakhir dan berpulang keharibaan mu," tulis Syakir, Rabu (13/3/2024).

Syakr mengaku sosok Habib Hasan sangat berati dalam kehidupannya.

"Ya rabb, kali ini saja ya rab. izinkan aku menangis...

Dan Izinkan semua tau, bahwa hari ini akhirnya aku menangis juga sejadi jadinya, bukan karena aku tidak terima, tapi agar semua tau betapa sangat berarti nya beliau dalam hidupku," lanjutnya.

Adik Zikri Daulay berdoa agar dilapangkan kuburnya bersama baginda SAW.

"Ya rabb jadikan kubur nya Roudhoh min riyadhil jannah, bersama kakeknya Baginda Rasulullah SAW, dan izinkan kami kelak bisa kembali berkumpul bercanda tawa bersama beliau di surga Mu

Al Fatihah," tutupnya.

Sosok Habib Hasan

Mengutip dari situs Rabithah Alawiyah, Habib Hasan bin Ja’far Assegaf merupakan pendiri dan pimpinan Majelis Taklim Nurul Musthofa, Jakarta Selatan.

Namanya sudah tak asing lagi bagi umat Islam yang ada di Indonesia.

Habib Hasan bin Ja’far Assegaf biasa dipanggil dengan sebutan Habib Hasan merupakan anak sulung Habib Ja’far Assegaf.

Dia lahir di Kramat Empang, Bogor pada 26 Februari 1977.

Habib Hasan mempunyai empat saudara kandung, yakni Habib Hasan bin Ja’far Assegaf, Habib Abdulloh bin Ja’far Assegaf, Habib Musthofa bin Ja’far Assegaf dan Habib Sami bin Ja’far Assegaf

Habib Hasan mulai berusaha bisa mengaji pada Syaikh Usman Baraja sewaktu kecil, dan mempelajari ilmu-ilmu Islam pada syaikh-syaikh yang lain.

Sehingga ia menguasai pengetahuan Islam dan dapat menjadi pemimpin majelis taklim Nurul Musthofa Jakarta selatan.

Habib Hasan memulai pendidikan resmi seperti biasa (SD, SMP, dan SMA) dan selanjutnya dilanjutkan di IAIN Sunan Ampel Malang.

Selepas menuntut pengetahuan yang ia cari dari kota Malang, kemudian Habib Hasan memutuskan berusaha bisa bersama alim ulama di Jakarta dengan para Kiyai-Kiyai dan para Habaib (para Habib).

Pada tahun 1997 untuk pertama kalinya Habib Hasan bin Ja’far Assegaf berdakwah, yang dimulai di daerah Sukabumi, Jawa Barat.

Di sana Habib Hasan berdakwah dengan izin Allah SWT mendapatkan jama’ah sebanyak lima ratus orang, lalu Habib Hasan pulang ke Bogor dikarenakan Umi dari Habib Hasan sakit.

Pada tahun 1998 beliau melakukan dakwah kembali, dilakukan di daerah yang sangat jauh yaitu di daerah TimorTimur (yang sekarang menjadi negara sendiri dan pisah dari wilayah Indonesia), tepatnya di daerah Palu. Habib Hasan berdakwah bersama AlHabib Abubakar bin Hasan Alatas.

Pada tahun 1999, dia pergi kembali ke Jakarta, dikarenakan mendapat kabar bahwa guru Habib Hasan Al-Habib Umar bin Hud Alatas telah meningal dunia.

Dari situlah Habib Hasan melihat Jakarta yang dipenuhi oleh para pemuda suka hura-hura dan senang melakukan maksiat kepada Allah SWT, tidak mengenal Allah SWT dan Nabi Muhamad SAW, serta pemuda yang sangat jauh dari ketakwaan sering berbuat maksiat jauh dari sunah-sunah Nabi Muhammad SAW.

Dikarenakan keadaan Jakarta yang bermacam-macam karakter dan berbagai fenomena maksiat, Habib Hasan tersentak untuk berdakwah kepada pemuda di Jakarta.

Karena belum ada celah dan tempat untuk berdakwah di Jakarta, akhirnya beliau kembali ke Bogor untuk membantu orang tua Habib Hasan untuk berdagang berjualan kain yang berkodi- kodi jumlahnya.

Biasanya Habib Hasan menjual kain sehari habis 18 kodi kain, bahkan Habib Hasan menjajahkan daganganya mulai dari kampung ke kampung, dari pesantren ke pesantren.

Di tahun yang sama, ada sekelompok pemuda yang datang untuk berziarah ke Habib Keramat Empang, Bogor.

Para peziarah berasal dari Jakarta Selatan, peziarah tersebut bernama Aray dan Zaenal Arifin.

Para anak muda tersebut menginginkan Habib Hasan untuk berdakwah di Jakarta, akan tetapi Allah SWT belum berkehendak karena Habib Hasan belum niat berdakwah ke Jakarta.

Akhirnya selang beberapa minggu Allah SWT memberikan petunjuk kepada Habib Hasan untuk berangkat ke Jakarta untuk berdakwah, adapun dakwah yang pertama kali Habib Hasan dimulai di wilayah Ciganjur, Jakarta Selatan tepatnya di jalan Jambu Dua Ciganjur di rumah Zaenal Arifin.

Mulailah Habib Hasan berdakwah dengan membuka ratib dan maulid Simthuddurrar secara kecil-kecilan, baru berapa hari di Jakarta untuk berdakwah Habib Hasan sudah mendapatkan ujian baik bersifat dzahir dan batin.

Pada tahun 2000 mulailah Habib Hasan untuk membuat pengajian ratib, yang diikuti oleh dua puluh orang jama’ah, semingu kemudian berkurang jama’ahnya menjadi lima belas orang saja yang mengikuti pengajian ini hari demi hari, minggu demi minggu, jama’ah bukan bertambah tetapi berkurang.

Dengan kondisi yang seperti ini, tidak mengurangi gairah untuk berdakwah di jalan Allah SWT karena Habib Hasan tidak memandang manusia, tetapi ini semua untuk Allah SWT.

Pada akhirnya, ujian Habib Hasan lewati para penduduk kembali lagi untuk mengikuti pengajian yang dipimpin langsung oleh Habib Hasan sendiri, sampai lima puluh jama’ah yang mengikuti pengajian ini.

Dari tahun ke tahun terus bertambah lagi menjadi seratus orang jama’ah. Karena para jama’ah yang terus bertambah banyak, maka di saat itulah beliau berangkat ke Solo untuk menemui Habib Anis Al-Habsyi untuk minta ijazah maulid Simthuddurrar.

Diijinkanlah oleh Habib Anis Al-Habsyi untuk membawakan maulid Simthuddurrar, mulailah Habib Hasan membuka pengajian dengan mengunakan maulid Simthuddurrar, pada saat itu maulid diadakan di wilayah Ciganjur ataupun Kampung Kandang.

Habib Hasan menggagas untuk membuat maulid dengan mengunakan marawis atau ketimpring (rabana) dengan tujuan agar lebih meriah dan ramai.

Pada tahun 2001 jama’ah Habib Hasan bin Ja’far Assegaf terus bertambah mulai dari seratus jama’ah lalu bertambah menjadi 150 orang, sampai akhirnya menjadi 500 jama’ah yang menghadiri pengajian ini.

Tahun yang sama Habib Hasan kedatangan para habib mulai dari Habib Anis AlHabsyi, yang memberikan ijazah maulid Simthuddurrar.

Saat itu pula pengajian ini diberi nama Majelis Ta’lim Nurul Musthofa yang sebelumya bernama Al-Irfan.

Baca juga berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved