Kepala Bayi Tertinggal di Dalam Rahim

Penjelasan Kadinkes Bangkalan Soal Peristiwa Kepala Bayi Putus Saat Dilahirkan, Terjadi Maserasi

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan angkat bicara terkait peristiwa bayi lahir tapi kepala tertinggal di rahim dialami ibu bernama Muk

Editor: Moch Krisna
kolase Youtube
Curhatan pilu seorang ibu di Bangkalan, Madura saat tahu kepala bayi yang dilahirkannya putus dan tertinggal di rahim. Sang ibu kini meminta pihak Puskesmas bertanggung jawab 

TRIBUNSUSMEL.COM -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan angkat bicara terkait peristiwa bayi lahir tapi kepala tertinggal di rahim dialami ibu bernama Mukkaromah.

Kadinkes Nur Chotibah menjelaskan jika bayi tersebut sudah  meninggal dalam kandungan selama dua minggu.

Hal ini diketahui setelah dilakukannya audit oleh dokter kandungan dari RSUD Syamrabu Bangkalan dan RS Glamour Surabya hingga Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

“Hasil audit tim yakni IUFD (Intrauterine Fetal Death) atau bayi meninggal dalam kandungan kurang lebih 2 minggu. Umur kehamilan 45 minggu, lewat sekitar 4-5 minggu dari HPL (Hari Perkiraan Lahir),” ungkap Nur, Senin (11/3/2024)  via Tribunjatim.com

Sementara, Nur menjelaskan Mukarromah datang ke Puskesmas Kedungdung pada 5 Maret 2024 lalu dan meminta agar dirujuk ke rumah sakit lantaran sudah pembukaan 4.

Adapun hal tersebut diketahui lewat adanya riwayat komunikasi yang dilakukan puskesmas dan RSUD Syamrabu.

Seiring berjalannya waktu, Nur mengatakan Mukarromah telah pembukaan 6 dan langsung pembukaan lengkap.

Nur mengungkapkan kondisi semacam itu tergolong cepat.

Pada saat proses pembukaan itu, dia mengatakan kondisi bayi dalam keadaan sungsang dengan posisi pantatnya berada di bawah.

“Maka ditolonglah karena sudah di jalan lahir. Di satu sisi kami sudah berkomunikasi dengan pihak rumah sakit. Posisi bokong duluan, di samping itu tensi ibunya 180/100 disebut dengan istilah medis Pb atau keracunan kehamilan,” papar Nur.

Nur memaparkan tubuh bayi saat keluar sudah dalam kondisi kulit terkelupas seluruhnya.

Sementara terkait putusnya kepala tersebut, Nur mengatakan hal tersebut lantaran faktor bayi sudah meninggal di rahim ibunya.

“Kondisi bayi saat di luar, kulit sudah mengelupas semua karena sudah meninggal dunia dalam kandungan. Memang ada dorongan sesuai teknis SoP, ibu ngeden secara pelan, kepala tertinggal itu karena IUFD, tidak ada pengaruh lain,” katanya.

Disinggung terkait kronologis hingga kepala terpisah hingga tertinggal dalam rahim, Nur menjelaskan hal itu terjadi setelah proses bokong keluar dilanjutkan bahu keluar sesuai teknis SOP.

“Nah di situlah lepas (kepala) karena, maaf, perkiraan kami sudah dua minggu meninggal dunia di dalam kandungan, Terjadi maserasi atau kulit-kulit sudah mengelupas dan (tubuh) rapuh,” jelasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved