Pemilu 2024

Suara PSI di Sumsel Capai 3,17 Persen, Disebut Pengamat Janggal Karena Lebihi Margin Error

Dari 2 Daerah Pemilihan (Dapil) di Provinsi Sumsel memang dipastikan tidak ada kader PSI yang berhasil meraih kursi dari total 17 kursi yang diperebut

Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com
Suara PSI di Sumsel Capai 3,17 Persen, Disebut Pengamat Janggal Karena Lebihi Margin Error 

"Karena quick count memang medium bagi publik untuk mengawal proses penghitungan suara saat pemilu. sehingga ketika ada gap antara quick count dan real count, publik dapat mepertanyakan dan mengkritisi hal tersebut, " jelasnya.

Akan tetapi, semua pihak juga tidak perlu gegabah untuk mengklaim ada kecurangan sampai ada bukti kongkrit, karena memang penghitungan suara hasil pemilu dilakukan secara manual dan berjenjang.

Apalagi realcount melalui aplikasi Sirekap sebagaimana yang diketahui memang terjadi banyak masalah, sehingga tidak bisa dijadikan tolak ukur, walaupun memang publik harus memunculkan indikaai kecurangan dengan melihat pada perkembangan perolehan suara yang tidak wajar dalam aplikasi Sirekap.

"Point saya, publik harus mengawal proses penghitungan suara sehingga dapat menekan ruang kecurangan dalam penghitungan suara, selain itu juga jangan sampai apliaksi realcount KPU Sirekap yang banyak permasalahan, dijadikan landasan untuk menormalisasi perolehan suara pihak atau partai tertentu, " tandasnya. 

Baca juga: Sosok Juniah Caleg Gerindra 5 Kali Jadi Anggota DPRD OKUT, Anaknya Veranika Santiani Kini Nyusul

Baca juga: Daftar 40 Caleg yang Diprediksi Bakal Jadi Anggota DPRD Musi Rawas Berdasarkan Hasil Pleno KPU

Operasi Opini

JURU bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sigit Widodo menduga adanya upaya penggiringan opini yang terjadi setelah pencobolosan Pemilu 2024.

Dimana, kata Sigit, muncul narasi-narasi yang tidak senang jika partai pimpinan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep itu masuk ke dalam parlemen Senayan.

Hal itu disampaikan Sigit saat diminta tanggapannya terkait munculnya narasi-narasi dari sejumlah pihak yang menilai adanya anomali suara PSI dalam Sirekap KPU RI beberapa hari belakangan ini.

"Saya kira sejak awal memang ada upaya penggiringan opini dengan membuat narasi bahwa PSI tidak bisa masuk Senayan, kemudian dilanjutkan dengan narasi bahwa jika PSI masuk Senayan, berarti ada kecurangan," kata Sigit saat dihubungi Tribun Network, Selasa (5/3).

Sigit pun menjelaskan, bahwa jika dilihat dalam Sirekap KPU RI, kenaikan suara PSI sangat wajar, karena suara belum masuk 100 persen.

Apalagi penghitungan suara yang digunakan untuk penghitungan resmi bukan Sirekap, tapi perhitungan manual yang dilaksanakan secara berjenjang oleh KPU.

"Jadi saya kira memang ada upaya pembentukan opini publik agar PSI tidak masuk ke Senayan," jelasnya.

Sementara itu, Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Irma Hutabarat tak mempermasalahkan jika nantinya ada audit memeriksa lembaga survei dan KPU terkait hasil perolehan partainya di Pemilu 2024.

Irma menjelaskan bahwa tak hanya partainya, dalam perhitungan cepat lembaga survei Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga tak lolos ambang batas parlemen 4 persen.

“Bukan hanya PSI. PPP juga nggak lolos dari quick count,” kata Irma.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved