Berita Viral

Pilu Ayah Santri Ponpes di Parepare, Anaknya Disetrika Oknum Guru Karena Tak Buat PR 'Penyiksaan'

Seorang ayah di Parepare Sulawesi Selatan (Sulsel) menangis mengetahui putranya menjadi korban kekerasan oleh gurunya sendiri. Korban alami luka bakar

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Slamet Teguh
freepik.com/Kompas-Makassar/SUDDIN SYAMSUDDIN
Seorang ayah di Parepare Sulawesi Selatan (Sulsel) menangis mengetahui putranya menjadi korban kekerasan oleh gurunya sendiri. Korban alami luka bakar 

TRIBUNSUMSEL.COM- Seorang ayah di Parepare Sulawesi Selatan (Sulsel) menangis mengetahui putranya menjadi korban kekerasan oleh gurunya sendiri.

Sang anak yang merupakan santri di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) diduga disetrika oleh gurunya.

Korban menderita luka bakar di bagian punggungnya.

Baca juga: Pasien di Batam Meninggal Dengan Kondisi Perut Terbelah, Keluarga Ngamuk Minta Kejelasan Rumah Sakit

Akibatnya, Salahuddin, ayah korban melaporkan peristiwa pengaiayaan tersebut ke Mapolres Parepare.

"Anak saya menderita luka bakar di punggung, Kejadiannya pada Rabu kemarin.

Korban mengaku disetrika karena ada pelajaran yang tidak dikerjakan," kata Salahuddin, ayah korban di Mapolres Parepare, Jumat (26/1/2024).

Salahuddin menangis saat melaporkan kejadian yang menimpa anaknya tersebut.

Sambil mengusap air matanya, Salahuddin terisak di depan polisi.

"Siapa yang tidak tersayat, Pak, anak saya disetrika sudah seperti penyiksaan zaman perang.

Kami sudah dipanggil juga Kabag Kesra Kota Parepare, karena pondok tahfiz itu dikelola Pemkot Parepare," katanya lagi.

Sementara itu, Kapolres Parepare, Sulawesi Selatan, AKBP Arman Muis, langsung memerintahkan anggotanya untuk melakukan penyelidikan.

Baca juga: Sosok Iki Bocah Jualan Kue Keliling di Palembang, Hidupi 3 Adik Usai Ibu Meninggal, Rajin Ibadah

Arman terlihat geram melihat punggung korban.

"Intinya kami langsung melakuka penyelidikan atas dugaan pengadilan yang diduga dilakukan oknum guru dengan cara menyetrika punggung muridnya," kata dia.

Amran, kemudian memanggil korban dan orang tuanya di ruang kerjanya untuk diberi makanan dan sedikit pesangon.

Setelah itu, pihaknya langsung memerintahkan anggota untuk membawa korban ke rumah sakit untuk diobati.

"Kita juga membawa korban ke rumah sakit untuk diobati," pungkasnya.

Berita ini sudah tayang di Kompas.com

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved