Berita OKU Timur

31 Kasus DBD per Januari, Dinkes OKU Timur Imbau Terapkan PSN 3M Plus

Sebanyak 31 kasus DBD terdata per Januari 2024, Dinkes OKU Timur mengimbau warga terapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus.

Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/CHOIRUL ROHMAN
Sebanyak 31 kasus DBD terdata per Januari 2024, Kepala Dinkes OKU Timur Yakub, SKM, MM mengimbau warga terapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus, Jumat (26/1/2024). 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Sebanyak 31 kasus demam berdarah dengue (DBD) terdata per Januari 2024, Dinas Kesehatan Ogan Komering Ulu Timur mengimbau warga terapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus.

Kepala Dinkes OKU Timur Yakub, SKM, MM menyampaikan 31 kasus DBD di OKU Timur tersebar di delapan puskesmas.

Rinciannya yakni Puskesmas Jayapura ada 1 kasus, Puskesmas Pandan Agung ada 14 kasus, Puskesmas Sukaraja ada 3 kasus, Puskesmas Bangsa Negara ada 4 kasus.

Lalu di Puskesmas Burnai Mulya ada 1 kasus, Puskesmas rawa bening ada 2 kasus, Puskesmas Pemetung Basuki ada 2 kasus, Puskesmas Gumawang ada 4 kasus.

Dikatakan Yakub, sampai saat ini belum ada yang pasien yang sampai meninggal dunia.

"Untuk penanganan penyakit DBD di Kabupaten OKU Timur sudah ada beberapa tindakan yang telah dilakukan, seperti surveilans juga penaburan serbuk Abate atau larvasidasi," katanya, Jumat (26/01/2024).

Selain itu juga sudah dilakukan untuk pencegahan juga dilakukan beberapa penyuluhan serta Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus dan Fogging.

Fogging ini dapat dilakukan apabila hasil laboratorium dan diagnosa dokter positif DBD.

Untuk itu, ia juga selalu menghimbau kepada masyarakat sebagai pencegahan DBD yang dimulai dari diri sendiri. Tentunya dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat.

"Untuk meningkatkan imun tubuh perlu makan makanan yang mengandung gizi yang seimbang serta rajin berolahraga. Jangan lupa untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan melaksanakan 3M," paparnya.

Ia juga menjelaskan, DBD merupakan salah satu penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kematian dan dapat terjadi karena lingkungan yang kurang bersih.

"Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah merebaknya wabah DBD. Seperti Penyelidikan Epidemiologi (PE) Surveilans DBD tetap kita laksanakan secara berkala baik dari dinas Kesehatan dan secara rutin dilakukan oleh puskesmas," terangnya.

Selain itu, salah satu caranya adalah dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus.

• Menguras, merupakan kegiatan membersihkan atau menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.

• Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.

• Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Yang dimaksudkan Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti berikut:

• Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

• Menggunakan obat anti nyamuk

• Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi

• Gotong Royong membersihkan lingkungan

• Periksa tempat-tempat penampungan air

• Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup

• Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras

• Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar

• Menanam tanaman pengusir nyamuk

"Wabah DBD biasanya akan mulai meningkat saat pertengahan musim hujan. Hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk karena meningkatnya curah hujan," pungkas Yakub.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved