Satu Keluarga Tewas Tertimpa Tembok

Akhir Kasus Tembok SPBU Roboh di Tebet Tewaskan Satu Keluarga Berujung Damai, Ikhlaskan Kejadian

Akhir kasus robohnya tembok SPBU di Tebet, Jakarta Selatan yang menewaskan satu keluarga berujung damai.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
Kompas.com
Akhir kasus robohnya tembok SPBU di Tebet, Jakarta Selatan yang menewaskan satu keluarga berujung damai. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Akhir kasus robohnya tembok SPBU di Tebet, Jakarta Selatan yang menewaskan satu keluarga berujung damai.

Diketahui, peristiwa ini terjadi di Jalan Tebet Barat Dalam Dua, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (21/1/2024) sekira pukul 12.00 WIB.

Imbasnya, tiga orang meninggal dunia dan satu luka-luka.

Adapun korban yang tewas satu keluarga bernama Sumedi Riyanto (80) dan Thio (74), serta adiknya yaitu Ami Kusuma Dewi (35).

Sementara MF (9), anak D yang juga keponakan Amry selamat. Namun, dia luka-luka pada bagian wajah dan tangan.

Kini kasus tersebut berakhir damai.

Keluarga korban bernama Amri (42) menyampaikan bahwa pihaknya enggan menyeret PT Pertamina (Persero) ke jalur hukum.

"Saya dan adik saya sepakat untuk mencari jalan tengah meski kasus ini masih diproses oleh polisi," ujar Amri, dikutip dari Kompas.com, Selasa (23/1/2024).

Kata Amri, keluarganya tak ingin memperpanjang masalah karena sudah ikhlas dengan musibah yang terjadi.

Ia tak ingin para korban yang merupakan ayah, ibu, dan adiknya itu tak tenang di alam kubur.

"Kami enggak mau mereka enggak tenang di sana, karena kami masih memperkarakan kasus ini," tuturnya.

Baca juga: Tangis Histeris Amry Peluk Jasad Satu Keluarga Tewas Tertimpa Tembok SPBU di Tebet: Ya Allah Ya Rabb

Berharap Bantuan Pendidikan

Meski telah berdamai, Amri berharap ada uluran tangan lebih dari pihak Pertamina selain memberikan dana santunan.

Hal ini diharapkan dapat terwujud karena Ami meninggalkan empat orang anak yang masih kecil-kecil.

"Meski sudah ada kompensasi untuk dana pemakaman dan lain-lain, kami berharap mereka bisa membantu pendidikan anak dari adik saya. Yang paling besar baru kelas 5 SD soaknya dan paling bontot masih dua tahun," imbuhnya.

Penyebab Tembok SPBU Roboh di Tebet Hingga Satu Keluarga Tewas, Sudah Lama Retak Tapi Tak Diperbaiki
Penyebab Tembok SPBU Roboh di Tebet Hingga Satu Keluarga Tewas, Sudah Lama Retak Tapi Tak Diperbaiki (Kompas.com/Nabilla Ramadhian)

Baca juga: Nasib Fabian, Bocah Selamat Saat Tembok SPBU di Tebet Roboh, 3 Keluarganya Tewas, Dapat Santunan

Pertamina Beri Santunan

Sehari setelah kejadian, PT Pertamina Patra Niaga memberikan santunan terhadap keluarga korban.

"PT Pertamina Patra Niaga menyampaikan dukacita mendalam kepada korban dan keluarganya. Santunan untuk para korban telah diberikan dan diterima langsung oleh keluarga korban," ujar Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan dalam keterangan tertulis, Senin (22/1/2024).

Lebih lanjut, Eko menyebutkan, pihaknya menyesalkan peristiwa nahas tersebut terjadi. Karena itu, pihaknya bakal menyerahkan penyelidikan kasus ini kepada aparat kepolisian.

"Pertamina menyayangkan terjadinya insiden runtuhnya tembok pembatas Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) 34.128.04, Tebet, Jakarta Selatan, pada Senin pukul 11.50 WIB. Penyebab runtuhnya tembok masih dalam investigasi pihak kepolisian," tutur dia.

Kronologi kejadian

Menurut kesaksian warga bernama Andre menuturkan, tiga orang yang tewas tersebut, tengah duduk di bawah tembok, sebelum peristiwa nahas itu terjadi.

"Korban ketimpa lagi duduk di warung tiba-tiba rubuh, kalau bapaknya duduk trus tiba-tiba rubuh otomatis patah tulang punggung," ujar Andre di lokasi, Minggu (21/1/2024).

Menurut Andre, tembok pembatas SPBU tersebut sudah rapuh, dan dibiarkan begitu saja dalam kurun waktu yang lama.

"Emang udah rapuh emang, patahannya di depan udah ada tapi pihak pom bensin gak di gubris akhirnya kejadian begini dah," kata dia.

Bertemu anggota keluarga lainnya

Para korban bertemu dengan anggota keluarga lainnya beberapa saat sebelum tertimpa tembok. Salah satunya adalah saudara dekat mereka, Doni (74), yang berkunjung pada Minggu pagi.

"Saya tadi dari jam 08.00 WIB ngobrol di sini. Saya pulang sebelum jam 12.00 WIB," ujar Doni di lokasi.

Entah apa yang dibicarakan, kemudian Doni memutuskan untuk pulang.

Tidak lama kemudian salah satu anak S dan T, yaitu Amry (41), tiba di lokasi.

"Saya ketemu untuk beri makan ke ibu saya, tapi saya izin keluar pas adik saya datang. Dia memang sudah janji untuk datang," kata Amry di lokasi, Minggu.

Tidak lama, D datang bersama MF karena sudah janji akan mengunjungi S dan T. Amry pun berpamitan pergi sebelum pukul 12.00 WIB untuk menemui teman-temannya.

Kendati demikian, beberapa saat kemudian, Amry diberi kabar bahwa empat anggota keluarganya tertimpa tembok roboh.

Ia pun langsung mengontak Doni. Doni mengaku, ia marah ketika dihubungi oleh Amry karena merasa dibohongi.

"Saya ditelepon keponakan saya si Amry. Dia bilang, mereka bertiga ketiban tembok. Saya marah. Gimana sih perasaan saya, baru dari situ langsung ditelepon mereka ketiban tembok?" ucap Doni.

Namun, ia lekas meredam amarahnya dan bergegas ke tempat S dan T. Doni melihat, tembok sudah roboh dan nyawa tiga keluarganya tidak terselamatkan.
"Enggak tahunya benar. Mereka ketiban tembok. Yang meninggal S, T, dan D. Yang selamat cuma anaknya D, MF," ungkap Doni.

S, T, dan D, dievakuasi ke RSCM sebelum dimakamkan oleh pihak keluarga. Sementara MF dibawa ke RSUD Tebet untuk dirawat.

Baca berita lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved