Guru Tabrak Siswa di Jakarta

Kepsek SMP Palmerah Pesan Guru Tabrak 3 Siswi Kasus Kecil, Satu Orang Terancam Tak Bisa Punya Anak

Kepala SMPN 88 Palmerah, Jakarta Barat, Sulistyowati buka suara terkait kasus guru tabrak tiga siswa hingga alami luka berat.

Tribunjakarta.com
Kepala SMPN 88 Palmerah, Jakarta Barat, Sulistyowati buka suara terkait kasus guru tabrak tiga siswa hingga alami luka berat. 

"Yang satunya sudah diurut selesai dan satunya luka ringan sudah dibawa ke dokter, nanti saya dalami lagi," tegasnya.

Terkait informasi soal adanya ancaman keluarga guru B terhadap orang tua siswa A yang mengajak perang jika orang tua siswa A tak mau menerima uang Rp 20 juta sebagai bentuk pengobatan, Purwo menyayangkan hal tersebut.

Purwo mengatakan seharusnya guru tersebut bisa mengutarakan dengan bahasa-bahasa yang baik bukan justru mengajak perang.

"Makanya itu saya sudah dengar berita burung itu. Nanti kalau sudah ketemu saya tegur karena tidak begitu caranya bertanggungjawab ke orang tua siswa," imbuhnya.

Purwosusilo mengaku pihak sekolah dan Kepala Sekolah SMPN 88 Palmerah sudah bertanggungjawab mengantar ke rumah sakit.

Jika memang ada pembiaran dari pihak SMPN 88 Palmerah, guru yang menabrak dan Kepala Sekolah, maka Purwosusilo tak segan mencopot jabatan ataupun pemecatan.

"Saya sudah mengurus tim untuk mengawal kasus ini. Sudah ada kesepakatan antara keluarga korban dengan pihak sekolah untuk biaya perawatan," imbuhnya.

Detik-detik Siswi Ditabrak

Kepala Dinas Pendidikan DKI, Purwosusilo membeberkan kronologi tiga siswa SMPN 88 Palmerah ditabrak oleh gurunya menggunakan mobil Suzuki Ertiga, Kamis (11/1/2024) lalu.

Peristiwa itu berawal saat hujan deras mengguyur Jakarta sekira pukul 14.00 WIB. Beberapa siswa sedang berteduh di dekat pos security sembari menunggu jemputan orangtuanya.

Selanjutnya ada guru yang ingin pulang ke rumah bernama Baziah memundurkan mobilnya. Namun, Baziah tidak mengetahui jika dibelakangnya ada siswa yang sedang berteduh bernama Alya, Indah Kirana dan Adena.

Tiga siswi ini disebut sedang berada di depan pos sekuriti sekolah.

Pada pukul 15.00 WIB, guru berinisial B itu memutuskan pulang dengan mobil Suzuki Ertiga berwarna silver miliknya.

Biasanya, guru B itu meminta bantuan ke rekannya yang lain untuk memundurkan kendaraannya. Tapi, saat itu guru S yang biasa membantu tengah mengantar siswanya lomba di luar sekolah.

Alhasil, tidak ada yang bisa membantu B saat itu. B lantas nekat memundurkan mobilnya sendiri.
Petugas sekuriti bernama Sofian sempat membantu mengarahkan guru B mundur.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved