Ibu dan Bayi Jadi Korban Malapraktik
Nasib RSUD MA Sentot Patrol usai Ibu & Bayi Meninggal Diduga Malapraktik, Bidan Segera Diperiksa
Inilah nasib dari RSUD MA Sentot Patrol Indramayu diduga malapraktik sehingga ibu dan bayi meninggal saat melahirkan, bidan segera diperiksa polisi..
Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
TRIBUNSUMSEL.COM - RSUD MA Sentot Patrol Indramayu diduga melakukan malapraktik usai ibu dan anak yang baru dilahirkan meninggal dunia.
Pihak kepolisian segera melakukan pemeriksaan terhadap bidan yang membantu proses melahirkan.
Kapolres Indramayu AKBP M Fahri Siregar mengatakan jika pihaknya akan segera memanggil para saksi mulai pekan depan.
"Kami akan memanggil para saksi terutama dari pihak UPTD termasuk bidan yang menangani persalinan," ujar Kapolres Indramayu AKBP M Fahri Siregar saat ditemui di Mapolres Indramayu, Kamis (21/12/2023).
Baca juga: Alasan Sopir Truk Minta Maaf Duluan Padahal Ditendang Ajudan Bupati Kutai Barat, Sebut Bicara Kasar

Bahkan polisi saat ini tengah mengumpulkan bukti dan bersiapmenghadirkan saksi ahli. Nantinya, saksi ahli akan dimintai keterangan tentang prosedur dan penanganan persalinan.
"Saat ini masih dalam proses pengumpulan alat bukti," ujarnya.
Suami Korban Laporkan Dugaan Malapraktik
Dugaan malapraktik dilaporkan Tarsun, suami Kartini, ke Polres Indramayu, Rabu (20/12/2023).
Tarsun menduga, pihak rumah sakit melakukan kelalaian saat menangani persalinan istrinya sehingga istri dan anak pertamanya akhirnya meninggal dunia.

Tarsun mengatakan, pelayanan di RSUD MA Sentot Patrol Indramayu ini sangat mengecewakan, bahkan sejak awal kedatangan mereka ke sana.
"Pas sampai RS MA Sentot Patrol itu bahkan sama sekali enggak dilayani. Sampai 2-3 jam baru ditangani, itu juga sebentar," ujar Tarsun saat melaporkan dugaan malapraktik ini di Mapolres Indramayu, Rabu.
Suti, saudara Tarsun, yang juga ada di ruang bersalin saat persalinan Kartini berlangsung, mengatakan pihak keluarga sempat meminta agar Kartini menjalani operasi secara sesar lantaran melihat Kartini sudah sangat kepayahan ketika itu.
Namun permintaan keluarga ternyata sama sekali ditanggapi.
Bidan yang menangani persalinan tetap memaksa agar Kartini melahirkan secara normal.
Saat itu, karena sudah tak kuat melihat Kartini, Suti keluar ruangan. Namun, Tarsun dan orang tua Kartini tetap berada di ruangan.
Kartini akhirnya meninggal sekitar pukul 22.00, tak lama setelah melahirkan bayi mereka.
"Bayinya meninggal lebih dulu. Selang 15 menit istri saya juga meninggal," ujar Tarsun.
Baca juga: Reaksi Dirut RSUD MA Sentot Patrol Kasus Ibu & Bayi Meninggal Usai Persalinan, Bantah Malapraktik
Baca juga: Penyebab Denise Chariesta Jadi Tersangka Pencemaran Nama Baik, Hina Razman Nasution Lalu Dilaporkan
Pengacara korban, Toni RM, mengatakan malapraktik atau bukan, nanti akan diuji di kepolisian.
"Biar ahli-ahli yang menentukan apakah yang menangani persalinan sudah mengikuti SOP berdasarkan undang-undang kesehatan atau tidak," ujarnya di Mapolres Indramayu.
Toni mengatakan, jika terbukti ada malapraktik, maka bidan yang menangani harus dijerat hukum.
"Pihak rumah sakit harus bertanggung jawab," ujarnya.
Tanggapan Pihak Rumah Sakit
Disisi lain, dr Ndaru selaku Dirut RSUD MA Sentot Patrol sebelumnya juga bereaksi soal kasus ibu dan bayi meninggal saat proses persalinan di rumah sakit.
Dengan tegas dr Ndaru membantah jika ibu bernama Kartini (23) dan bayinya meninggal dunia bukan karena malapraktik.
Bahkan Ndaru mengatakan penanganan persalinan sudah sesuai SOP.
"Awalnya kami mendapat pasien rujukan dari puskesmas. Diprediksi oleh puskesmas ada kelainan PB," ujar Ndaru kepada saat konferensi pers di rumah sakit, Rabu (20/12/2023).

dr Ndaru menjelaskan jika pihaknya sudah berusaha secara maksimal dalam menyelamatkan nyawa pasien.
Namun pilu, nasib berkata lain.
"Tapi kenyataannya, hailnya (pasien) tidak bisa diselamatkan," ujar dia.
Bidan atau tenaga medis yang menangani pasien pun, lanjut Ndaru, juga bisa dipertanggungjawabkan kompetensinya dalam menangani proses persalinan.
Meski demikian, pihaknya menerima kritik yang diberikan untuk rumah sakit.
"Ke depan kita akan melakukan evaluasi, tujuannya untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, termasuk pelayanan juga," ujar dia.
Baca juga: Razman Nasution Umumkan Denise Chariesta Resmi Tersangka Pencemaran Nama Baik, Tantang Hotman Paris
Kejadian tersebut, kata Ndaru, akan menjadi pelajaran agar ke depannya kualitas pelayanan di RSUD MA Sentot Patrol bisa ditingkatkan lagi.
Tujuannya, agar kejadian kematian ibu dan bayi saat persalinan bisa terus ditekan.
"Intinya ini menjadi pelajaran yang sangat berharga agar kemudian kita bisa meningkatkan pelayanan yang lebih baik," ujar dia.
Selain itu soal rumah sakit yang dilaporkan ke polisi, dr Ndaru mengaku tidak akan menuntut balik keluarga pasien.
Pihak rumah sakit pun akan kooperatif dan membantu kepolisian dalam melakukan penyelidikan nanti.
"Kami akan kooperatif, kami juga tidak akan menutup-nutupi kejadian yang sebenarnya," ujarnya dilansir dari Tribun Jabar.
Baca juga berita lainnya di Google News
Ibu dan Bayi Jadi Korban Malapraktik
RSUD MA Sentot Patrol
Malapraktik
Tribunsumsel.com
BeritaViral
Sosok dr Ndaru Dirut RSUD MA Sentot Patrol Bantah Malapraktek Ibu & Bayi Meninggal, Sebut Sudah SOP |
![]() |
---|
Reaksi Dirut RSUD MA Sentot Patrol Kasus Ibu & Bayi Meninggal Usai Persalinan, Bantah Malapraktik |
![]() |
---|
Penjelasan RSUD di Indramayu Soal Ibu dan Bayi Meninggal Usai Persalinan, Heboh Diduga Malapraktik |
![]() |
---|
Penjelasan Polisi Soal Dugaan Malapraktik Ibu dan Bayi Meninggal Usai Melahirkan di RSUD Indramayu |
![]() |
---|
Diduga Malapraktik, Keluarga Ibu dan Bayi Meninggal Buat Surat Terbuka Tuntut RSUD di Indramayu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.