Berita Viral

Kisah Panji Dosen di Malang Digaji Rp1 Juta Per Bulan Selama 3 Tahun, Bertahan Demi Tanggung Jawab

Nasib miris dialami oleh seorang dosen di Malang yang mengajar hanya diberi gaji Rp1 juta per bulan.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
Kompas.com
Nasib miris dialami oleh seorang dosen di Malang yang mengajar hanya diberi gaji Rp1 juta per bulan. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Nasib miris dialami oleh seorang dosen di Malang yang mengajar hanya diberi gaji Rp1 juta per bulan.

Dosen tersebut bernama Panji Peksi Branjangan yang merupakan salah satu dosen Politeknik Kota Malang (Poltekom Malang).

Panji mengaku hanya digaji Rp 1 juta setiap bulannya selama tiga tahun terakhir. Dosen program studi Teknik Mekatronika itu, mengatakan, seharusnya upah yang diterima setiap dosen sekitar Rp 3 juta.

Sedangkan sejak April 2020, upah yang diterima tidak sesuai.

Meski kondisi kampus berada di ujung tanduk, ia tetap bertahan menjadi Dosen Program Studi Teknik Mekatronika.

Panji memilih untuk bertahan mengajar karena merasa masih memiliki tanggung jawab moral.

"Mengingat karena masih ada dua angkatan yang belum saya luluskan," kata Panji. Dikutip dari Kompas.com, Rabu (23/11/2023).

Fakta-fakta Kondisi Poltekom Malang yang Merana, Dosen Tak Digaji 3 Tahun, Mahasiswa Terlantar
Fakta-fakta Kondisi Poltekom Malang yang Merana, Dosen Tak Digaji 3 Tahun, Mahasiswa Terlantar (SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati)

Pembayaran upah yang tidak sesuai berdampak pada sistem pembelajaran bagi mahasiswa. Sebab, para dosen harus menyesuaikan ongkos akomodasi untuk mengajar.

"Jadi kami perhitungkan untuk transportasi Rp 1 juta itu cukupnya untuk berapa kali berangkat ke kampus, untuk berapa hari. Itu kami sesuaikan," katanya.

Baca juga: Kisah Pilu Bocah Disiksa Orangtua Kandung Tubuh Penuh Luka Disiram Air Panas, Alami Gizi Buruk

Beban lebih berat lagi, para dosen tersisa terpaksa harus merangkap mengajar beberapa mata kuliah.

Hal ini karena berkurangnya jumlah dosen yang ada.

"Dengan mengajar mata kuliah yang merangkap ini, harusnya kami dibayar lebih malahan. Tapi gaji kami saat ini seperti disamakan dengan petugas cleaning service," katanya.

Nasib miris dialami oleh seorang dosen di Malang yang mengajar hanya diberi gaji Rp1 juta per bulan.
Nasib miris dialami oleh seorang dosen di Malang yang mengajar hanya diberi gaji Rp1 juta per bulan. (Kompas.com)

"Ini sangat disesalkan. Selama ini kami sudah mengupayakan dengan meminta kepada direktur untuk bertemu pihak yayasan. Tapi selama ini tidak pernah berhasil," terangnya.

Selain itu, Panji bersama dosen-dosen lainnya sempat menanyakan kepada pihak kampus mengapa gajinya tak dibayarkan secara penuh.

Baca juga: Kisah Perjuangan Guru di OKU Timur Tempuh Jarak 55 KM Demi Mengajar, Hadapi Jalan Lumpur dan Berdebu

Ia mengatakan bahwa pihak kampus menjanjikan akan membayar sisa kekurangan gaji tersebut, namun hingga saat ini ia hanya bisa menerima gaji hanya Rp1 juta perbulan.

Bahkan, dikatakannya, terdapat dosen-dosen yang keluar dan meninggal saat pandemi Covid-19 tetapi gajinya belum diselesaikan, atau belum diberikan kepada keluarga mereka.

"Pernah kami menanyakan soal hanya dibayar Rp 1 juta, dan dari direktur atau wakil direktur itu cuma menjanjikan akan dibayar sisanya. Tapi buktinya apa sampai sekarang ya cuman Rp 1 juta setiap bulan," kata Panji.

Kendati begitu, pria yang sudah menjadi dosen di Poltekom sejak 2010 itu juga mengaku heran dengan maksud pihak kampus masih menerima mahasiswa baru tahun 2023.

Padahal, situasi dan kondisi kampus tidak ada kejelasan.

"Ada satu angkatan mahasiswa baru 2023 ini belum mengikuti mata perkuliahan. Dari direktur tidak pernah menghubungi dosen terkait, mekanisme mengajar dan gajinya seperti apa," jelas Panji.

"Sehingga yang menjadi korban para mahasiswa baru ini karena tidak ada kejelasan," sambungnya.

Respon Pihak Kampus Bungkam

Sementara pihak yayasan bungkam meski para mahasiswanya menuntut tanggung jawab upah dosen, pembenahan bangunan hingga keberlanjutan aktivitas perkuliahan.

Sekretaris Yayasan Poltekom Malang yang juga Anggota DPRD Kota Malang, Suryadi, enggan memberikan komentar soal kondisi kampus yang terletak di Jalan Tlogowaru, Kota Malang itu.

Saat ditemui di Kantor DPRD Kota Malang, Rabu (22/11/2023), Suryadi mengarahkan para jurnalis bertanya ke pimpinan yayasan.

Dia juga tak memberikan jawaban yang jelas dan tegas saat ditanya siapa suhu yang dimaksud.

"Langsung ke suhu-suhunya saja." kata politisi yang juga maju kembali sebagai caleg DPRD Kota Malang itu.

Baca berita lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved