Mahasiswa Medan Tewas Misterius di Bali
Alasan Polisi Tak Izinkan Keluarga Aldi Sahilatua Lihat Proses Autopsi Korban, Sebut Awalnya Menolak
Polresta Denpasar, pihak yang pertama kali menangani jenazah buka suara mengungkap alasan tidak mengizinkan keluarga korban melihat proses autopsi
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM - Kasus kematian Aldi Sahilatua Nababan, mahasiswa asal Medan yang ditemukan tewas di kosan di Bali menjadi sorotan.
Keluarga Aldi Sahilatua Nababan mengaku pihaknya mengalami kesulitan untuk mengajukan autopsi jenazah yang diduga korban pembunuhan.
Polresta Denpasar selaku salah satu pihak yang pertama kali menangani jenazah buka suara mengungkap alasan tidak mengizinkan keluarga korban melihat proses autopsi.
Baca juga: Viral Wanita Diteror Pria Karena Cintanya Ditolak, Balas Dendam Pesan 20 Ojol Kirim Makanan Fiktif
Sebelumnya, kasus kematian Aldi Sahilatua ini dinilai janggal oleh keluarga yang menduga jika sang anak menjadi korban pembunuhan.
Pasalnya, Aldi Sahilatua ditemukan dalam kondisi mengenaskan di dalam kamar kosnya di Bali.
Belakangan, polisi akhirnya menyampaikan klarifikasi terkait larangan pihak keluarga korban menyaksikan autopsi.
Pihak Polresta Denpasar mengklaim bahwa keluarga korban yang pertama kali menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah.
"Pada saat penanganan awal pihak Kepolisian, orangtua korban membuat surat pernyataan tidak memberikan persetujuan untuk melakukan otopsi terhadap jenazah," tulis Polresta Denpasar di akun Instagram-nya, pada Rabu, (22/11/2023).
Baca juga: Detik-detik Tunangan Serda Hasy Kaunang Pingsan Disamping Jasad Anggota TNI AL,Tak Kuasa Menangis
Dikatakan, saat itu pihak keluarga korban meminta untuk disuntik formalin karena jenazah korban akan dikirimkan ke kampung halamannya, di Medan.
Menurut polisi, prosedur itu akhirnya dipenuhi setelah pihak keluarga korban memahami segala konsekuensinya.
"Hanya mengijinkan dilakukan tindakan suntik formalin terhadap korban serta pengiriman Jenazah ke kampung halaman,
Orang tua korban siap menerima segala bentuk konsekuensi yang akan timbul di kemudian hari," katanya.
Namun, pihak keluarga kemudian mencabut surat penolakan autopsi jenazah dan meminta autopsi di Rumah sakit Bhayangkara Medan.
"Saat jenazah korban sampai di Medan orang tua korban mencabut surat pernyataan penolakan otopsi jenazah korban yang sebelumnya dibuat dan orangtua korban meminta dilakukan otopsi di RS. Bhayangkara Medan.
Sebelumnya, menurut kakak korban, Monalisa Nababan, ruang autopsi adiknya sampai dijaga ketat oleh pihak berwajib.
Kondisi Korban Saat Ditemukan
Kakak korban, Monalisa Nababan mengungkapkan bagaimana kondisi jenazah Aldi Sahilatua Nababan, melalui Instagramnya.
Monalisa menyebut, saat ditemukan jenazah adiknya itu mengalami kondisi alat vital pecah sekaligus mengeluarkan darah.
Luka lebam juga ditemui di sekujur tubuh mahasiswa yang mengambil jurusan pariwisata ini.
Pada mulut dan hidung korban juga, dikatakan sang kakak, mengeluarkan darah hingga engsel siku tangan yang bergeser.
Hingga proses autopsi pun akhirnya dilakukan kepada jenazah Aldi oleh RS Bhayangkara Medan.
Baca juga: Curhat Keluarga Sebelum Aldi Tewas di Kos Bali Sempat Minta Uang Jajan ke Kakak, Curiga Dibunuh
Kesedihan keluarga semakin tak terbendung ketika pihak rumah sakit tak mengizinkan pihaknya untuk melihat proses autopsi Aldi.
Pihak keluarga sebelumnya telah memberi opsi agar proses autopsi dilakukan dengan dokter yang sudah ditunjuk pihak keluarga.

Namun saran itu diabaikan pihak rumah sakit hingga saat proses autopsi ruangan bedah dikunci dan dikawal penjaga.
Hal itulah yang membuat ibu dari korban menjerit histeris hingga berguling-guling menangisi kepergian putranya.
“Dari mulai hari kematiannya hari Sabtu sampai sekarang katanya baru bisa diautopsi. Saya nggak mengerti, kenapa anak saya ditahan sampai busuk, sampai nggak bisa saya cium, nggak bisa saya pegang anakku,” ungkap ibu Aldi histeris dikutip dari X @jejejasminejase, Rabu, 22 November 2023.
Melihat ketidakadilan itu, ibu Aldi sampai meminta bantuan kepada Presiden Jokowi untuk membantu mereka mengusut kasus ini.
"Mohon keadilan pak Jokowi, mohon keadilan," pintanya seraya menangis.
Tangis Ibu Korban
Saat itu ibu Aldi diketahui menangis berteriak-teriak lantaran tak diizinkan melihat jasad Aldi yang telah terbujur kaku.
"Anakku Tuhan, kenapa enggak diperbolehkan kami saksikan anak kami dibedah, tolong Tuhan, ada apa ini sebenarnya, Aldiku! Sampai mati anakku Tuhan," kata ibunda Aldi seraya berteriak.
Ibu Aldi juga tak terima dirinya dilarang mendekati jasad sang putra.
"Dari mulai hari kematiannya hari sabtu, sampai sekarang baru bisa di autopsi, saya tidak mengerti kenapa sampai sekarang sampai berapa hari ditahan anak saya, sampai busuk sampai nggak bisa saya cium, nggak bisa saya pegang anak ku sampai nggak bisa, Tuhan mohon keadilan pak Jokowi," teriak ibu korban sambil histeris di depan kamar jenasah RS Bhayangkara Medan.
Kakak Aldi, Monalisa juga mengungkap hal tersebut lewat sosial medianya.
Bahkan dokter yang ditunjuk oleh keluarga korban untuk ikut melihat proses autopsi juga ditolak oleh Dokter Forensik.
"Sekarang jenazah sedang di autopsi di RS Bhayangkara Medan
Tapi dari PIHAK KELUARGA TIDAK DIPERBOLEHKAN IKUT MENYAKSIKAN PROSES AUTOPSI
Sementara kami pihak keluarga sudah memberi opsi untuk diwakilkan dokter yang ditunjuk keluarga tapi tidak diterima oleh DOKTER FORENSIK DESI dah bahkan ruangan bedah dikunci rapat dan dikawal penjaga
Kami tidak diperbolehkan mendokumentasikan jenazah dari mulai pembukaan peti sampai di autopsi," tulis kakak Aldi.
Disisi lain, Monalisa membongkar gelagat sang adik sebelum tewas.
Saat itu sang adik bertingkah biasa sehingga dirinya yakin jika Aldi Sahilatua dibunuh.
"Hari Rabu seperti biasa dia (Aldi) minta uang makan, saya kirimkan. Setelah saya cek, dia baca struk pengiriman uang itu di hari Kamis," pungkas Monalisa dikutip dari Tribun Medan.
Setelahnya, Monalisa pun mendengar cerita dari anak pemilik kos bahwa di hari Kamis Aldi sempat meminjam motor untuk berbelanja.
"Barulah dia belanja. Karena pengakuan anak pemilik kos juga adik saya minjam motor untuk ke tempat belanja, kala ada hal yang aneh kenapa harus belanja dulu," imbuh Monalisa.
Uraian Monalisa soal permintaan Aldi tersebut seolah ingin menepis dugaan korban mengakhiri hidup.
"Adik saya ALDI SAHILATUA NABABAN yang berstatus mahasiswa di Elisabeth International Bali ditemukan MENINGGAL DIBUNUH di kostnya Nusa Dua Koi Kos, Gang Kunci, Jalan By Pass Ngurah Rai No.23, Benoa, Kuta Selatan," tulis Monalisa Nababan dalam unggahannya.
Selain Monalisa, teman Aldi juga membantah dugaan tersebut.
Menunjukkan kondisi TKP ditemukannya jasad Aldi, Ningot Rumapea menyebut tak mungkin Aldi mengakhiri hidupnya secara tiba-tiba.
"Mungkin di sini kita bisa menggunakan logika yang benar dan tepat. Gambar ini adalah kamar kos akhir teman saya (Alm Aldi). Bisa tidak orang gantung diri terus meninggal dengan kondisi tinggi pintu kos seperti gambar ini"," kata Ningot.
Atas kasus tersebut, keluarga Aldi meminta keadilan agar diusut secara tuntas.
Baca berita lainnya di google news
Mahasiswa Medan Tewas Misterius di Bali
Curhat Keluarga Sebelum Aldi Tewas di Kos Bali
Mahasiswa di Bali Tewas di Kosan
Bali
Tribunsumsel.com
sumsel.tribunnews.com
Tak Percaya Soal Sebab Aldi Mahasiswa Medan Tewas di Bali, Sang Kakak Minta Mabes Polri Turun Tangan |
![]() |
---|
Isi Chat Aldi Mahasiswa Medan Tewas di Bali, Curhat ke Pacar Soal Hidup: Ada yang Salah di Diriku |
![]() |
---|
Penyebab Aldi Mahasiswa Medan Tewas di Bali, Idap Depresi Ngaku Tak Kuat, Chat ke Pacar Jadi Bukti |
![]() |
---|
Akhir Kasus Aldi Mahasiswa Medan Tewas di Bali, Terungkap Penyebab Kematian Bukan Karena Kekerasan |
![]() |
---|
Reaksi Angela Pacar Aldi Mahasiswa Medan Tewas di Bali Ngaku Sudah Lama Tak Komunikasi, Chat Dihapus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.