Buaya Riska Dituding Terkam Warga

Pilu Buaya Riska Sudah 45 Hari Puasa Tidak Makan di Penangkaran, Pak Ambo Sedih Lihat Kondisinya

Pak Ambo menguak kondisi terkini buaya Riska yang berada di penangkaran Teritip Balikpapan Kalimantan Timur.Buaya Riska diketahui dievakuasi BKSDA s

Editor: Moch Krisna
Kolase Youtube Fitriyani Riska
Kondisi Buaya Riska di Penangkaran Teritip Tak Mau Makan Sudah 45 Hari, Pak Ambo Sedih 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Pak Ambo menguak kondisi terkini buaya Riska yang berada di penangkaran Teritip Balikpapan Kalimantan Timur.

Buaya Riska diketahui dievakuasi BKSDA setelah diisukan menyerang salah satu warga di sungai Bontang.

Kini setelah 1 bulan di penangkaran, Buaya Riska masih enggan makan hingga kondisinya terlihat memilukan.

Melansir dari Youtube FitriyaniRiska, Selasa (22/11/2023) Pak Ambo mengunjungi penangkaran Teritip untuk ketiga kalinya.

Berharap sang anak Buaya Riska mau makan lantaran dibawa sejumlah daging ayam.

Buaya Riska ternyata masih menolak makanan tersebut membuat Pak Ambo Sedih.

" Ini Hari kedua kami berkunjung ketempat Riska berhadap dia mau makan, tapi sampai hari ini dia nggak mau makan," ujar Pak Ambo.

Adapun terkuak jika buaya riska sudah puasa selama 45 hari tanpa makanan sejak dievakuasi ke penangkaran.

"Saya tidak tau apalagi ini,mungkin Riska ingin pulang teman teman," ujar Pak Ambo lirih.

Saat melihat wajah Riska, Pak Ambo menyebut jika buaya dianggap anak itu memasang wajah bersedih.

"Kalau dilihat dari tatapan matanya itu seakan bersedih terus dia," tuturnya.

Pak Ambo pun coba kembali memberikan makanan daging ayamg ke Buaya Riska namun tetap tak direspon.

Bahkan pihak penangkaran sudah coba memasukan daging ayam ke mulut buaya Riska menggunakan tali tapi tetap tak dimakan.

"Papi pulang ya nak, nanti kita pulang masih diurus, sabar ya nak, nanti ikut sama sama ya," ucap Ambo sebelum meninggalkan buaya Riska.

Sementara itu, Ambo sempat melihat kondisi buaya Ompong yang turut dievakuasi pihak BKSDA.

Berbeda dengan buaya Riska, Buaya Ompong sudah mau makan setelah 3 hari berada di penangkaran.

Buaya Riska direlokasi ke Balikpapan. Evakuasi dilakukan oleh tim gabungan untuk mencegah konflik antara buaya dan warga.
Buaya Riska direlokasi ke Balikpapan. Evakuasi dilakukan oleh tim gabungan untuk mencegah konflik antara buaya dan warga. (HO/Tribunkaltim)

Pj Gubernur Janji Kembalikan Buaya Riska

Kabar bahagia khususnya untuk Pak Ambo, Buaya Riska akan dikembalikan ke Bontang.

Melalui unggahan Instagram @pemprov_kaltim, Pemprov Kaltim tetap berkomitmen untuk mencarikan solusi untuk keselamatan Buaya Riska.

Dalam unggahan itu, PJ Gubernur Kalimantan Timur dan Wali Kota Bontang Basri Rase pun bertemu untuk membahas soal Buaya Riska.

Kendati begitu, solusinya buaya Riska pun akhirnya akan dikembalikan ke alam habitatnya di Bontang dengan pengelolaan yang lebih baik.

Pemprov Kaltim bersepakat dengan Pemkot Bontang, agar keberadaan Buaya Riska kelak menjadi destinasi wisata baru Provinsi Kaltim.

"Kita harap Buaya Riska menjadi destinasi wisata baru di Kaltim, tepatnya di Kota Bontang. Sehingga, Bontang akan memiliki destinasi wisata baru, yaitu kunjungan Destinasi Wisata Buaya Riska," kata Akmal Malik usai bertemu Wali Kota Bontang H Basri Rase di Rumah Jabatan Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada Samarinda, Kamis 9 November 2023. Dilansir TribunKaltim.com

Untuk itu, Akmal berpesan kepada Wali Kota Bontang untuk menangani relokasi buaya Riska dengan baik.

Kabar Terkini Buaya Riska Belum Kembali ke Habitat Asli, Tempat Penangkaran Disebut Kurang Layak
Kabar Terkini Buaya Riska Belum Kembali ke Habitat Asli, Tempat Penangkaran Disebut Kurang Layak (youtube/fitriyani RISKA)

Karena itu, diperlukan sosialisasi dan koordinasi kepada semua pihak yang belum paham terhadap penanganan dan pengembangan Buaya Riska ke depan.

PJ Gubernur Kaltim (Akmal Malik) dan Wali Kota Bontang (Basri Rase) membahas soal Buaya Riska. (instagram/@pemprov_kaltim)
Dengan begitu, ke depan penanganan Buaya Riska menjadi kekuatan untuk pengembangan obyek wisata di Provinsi Kaltim khususnya Kota Bontang.

"Saya sudah bicara dengan Wali Kota Bontang, saya minta Pemkot Bontang untuk berkomunikasi dengan semua pihak. Dengan tujuan untuk menyatukan cara pandang bagaimana pengembangan wisata di Bontang, tak terkecuali Buaya Riska," pesannya.

Sesuai arahan Mendagri, agar buaya Riska dikelola dengan baik dan dikembalikan kehabitatnya.

"Artinya, ditangani dengan professional sesuai kondisi habitat buaya Riska. Setelah upacara Hari Pahlawan, seluruh pihak di Bontang maupun BKSDA dan OPD terkait Pemprov Kaltim akan berkoordinasi untuk penanganannya. Sesuai arahan Pj Gubernur, kami siap memfasilitasi penanganan Buaya Riska," jelasnya.

Dengan kembalinya buaya Riska ke habitatnya menjadi kabar bahagia bagi Pak Ambo, sahabat buaya Riska.

Dipantau dari Instagramnya @amboriska, Pak Ambo merepost video dirinya bersama buaya Riska.

Kisah Awal Persahabatan Pak Ambo dan Riska

Pak Ambo pertama kali menemukan Riska di perairan sekitar pabrik Pupuk Kaltim pada 23 tahun lalu.

Saat itu, panjang Riska masih satu meter.

Buaya Riska hampir setiap hari mendatangi rumah Pak Ambo di Muara Sungai Guntung RT 002, Kelurahan Guntung, Bontang, Kaltim.

Pak Ambo tak menyangka jika buaya Riska begitu patuh dengannya.

Suatu ketika, Pak Ambo melihat buaya itu berdiam di samping perahu yang disandarkan di depan rumahnya.

“Datang sendiri. Kok ada buaya di samping perahu saya. Kupanggil dia, datang. Saya beri makan, sampai sekarang,” kata pria kelahiran 1964 itu.

Pak Ambo lalu memberikan nama Riska, dengan alasan sederhana, buaya itu betina.

Nama itu juga sama dengan nama perahunya.

Sejak itulah Pak Ambo mulai dekat dan merawat Riska layaknya hewan peliharaan.

"Perahuku namanya Riska. Kadang saya main-main di Sungai Guntung datangi dia.

Saya pakai perahu, saya dayung, dia (buaya) ikut di samping perahu saya," kata Pak Ambo.

Pak Ambo sudah menganggap buaya Riska sebagai anaknya. Bahkan ia kerap disambani ke muara sungai dekat rumahnya.

Sesekali pak Ambo mencium buaya Riska dengan penuh rasa cinta.

Buaya sepanjang empat meter itu sering datang ke rumah Ambo saat lapar.

Pak Ambo pun memberikan tiga ekor ayam kepada buaya itu ketika berkunjung.

Usai menyantap makanan yang diberikan Ambo, buaya bernama Riska itu kembali ke perairan Sungai Guntung.

Pak Ambo pernah meninggalkan buaya itu selama dua tahun. Saat itu, Ambo mendapatkan pekerjaan di Samarinda.

Ketika berpisah, Pak Ambo kerap mendapatkan laporan dari sang istri yang melihat buaya itu mondar-mandir di sekitar rumahnya.

Namun, Ambo telah menitip pesan agar warga sekitar memberi makan ketika melihat buaya itu.

"Kadang kalau saya tidak ada. Diberi makan sama warga sekitar,”" tutur Pak Ambo.

Ambo selalu mengingatkan warga yang hendak memberi makan agar memperlakukan buaya itu dengan halus, sehingga buaya itu tak melukai warga.

"Jangan kasar. Jangan dimain-mainin. Jadi, kadang nelayan habis melaut beri makan ikan. Dia (buaya) menghampiri perahu nelayan diberi makan ikan sama nelayan," kata Pak Ambo.

Dua tahun bekerja di Samarinda, Ambo memutuskan pulang ke Bontang mengurus buaya itu.

Sejak merawat buaya itu 23 tahun silam, Ambo tak pernah diserang atau dilukai.

Kini, Ambo mengaku memiliki ikatan batin dengan buaya itu. Buaya itu juga terlihat sangat jinak di hadapannya.
Pak Ambo mengaku tak tahu kenapa bisa begitu dekat dengan buaya itu.

"Saya juga bingung kenapa kami begitu dekat. Tapi, menurut kami orang Sulawesi, pasti ada hubungan keluarga kami dengan buaya. Kenapa dia jadi jinak begini. Dia kalau jalan ke mana-mana dipanggil, pasti kembali," kata Pak Ambo.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved