Berita Viral
Keluarga Bayi Prematur 1,5 Kg Meradang Lihat Sikap Bidan Dwi Bak Tak Bersalah, Dinkes Turun Tangan
Pihak keluarga bayi lahir prematur 1,5 kg yang meninggal diduga karena bidan di klinik Alifa Tasikmalaya kian meradang, Pihak Dinkes turun tangan...
Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Moch Krisna
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
TRIBUNSUMSEL.COM - Pihak keluarga bayi lahir prematur 1,5 kg yang meninggal dunia diduga karena bidan di klinik Alifa Tasikmalaya kini kian meradang.
Hal tersebut lantaran sikap dari sang bidan klinik Alifa Tasikmalaya yakni Bidan Dwi terlihat tak bersalah meski bayi pasangan Erlangga Surya Pamungkas dan Nisa Armila ini meninggal dunia setelah dijadikan konten newborn photography.
Menurut suami korban, Erlangga mengatakan jika sang istri memang rutin cek up kandung di Klinik Alifa.
Semasa hamil, Nisa Armila ditangani Bidan Dwi.
"Bidan pun menyatakan kondisi kehamilan istri dalam keadaan normal dan baik-baik saja," kata Erlangga saat menceritakan kejadian di tanggal 13 November 2023 ketika perutnya mengalami kontraksi.
Namun saat akan melahirkan, mereka tak mendapat penanganan maksimal dari perawat hingga pukul 22.00 WIB meski sudah datang sejak 16.00 WIB.
Selain itu Erlangga Surya Pamungkas mengatakan jika istrinya sama sekali tak diberi edukasi terkait proses persalinan.
Padahal saat itu sang istri sudah mengerang kesakitan, bahkan sudah mengeluarkan air ketuban dan darah saat buang air kecil.
"Saat proses melahirkan, bidan tidak berhenti main handphone. Dan lebih parahnya bida jaga malah menjadikan istri saya bahan praktik mahasiswa," katanya.
Hal tersebut sontak membuat keluarga korban meradang termasuk kakak Erlangga.
Apalagi kini terungkap jika Bidan Dwi Yunita Lestari merupakan istri dari Andi Irawan, Direktur Klinik Alifa.
"Kalah sieun, asaan kan judes. (Malah takut, kayaknya waktu itu judes)," kata Nadia Anastasya Silvera di depan Andi Irawan dan Bidan Dwi.
"Sakit hati Demi Allah," teriak Nadia dalam video.
Baca juga: Sosok Bidan Urus Bayi Prematur 1,5 Kg Tasikmalaya Sebelum Meninggal, Bersikap Jutek Kini Takut Viral
Baca juga: Sosok Najaruddin Guru Viral Diduga "Doktrin" Siswa Soal Konflik Israel-Palestina, Kini Minta Maaf
Meski demikian, Bidan Dwi dan suaminya kini masih tetap santai duduk berdampingan usai bayi Erlangga Surya Pamungkas dan Nisa Armila meninggal dunia.
Bukan hanya itu, Bidan Dwi juga diduga bersembunyi ketika diminta konfirmasi usai bayi 1,5 kg meninggal dunia.
Bayi tersebut juga dijadikan sebagai konten newborn photography oleh pihak Klini Alifa tanpa izin dari Nisa dan Erlangga sebagai orang tuanya.
"Bidan Dwi Yunita yang attitudenya sangat buruk, bersikap tidak ramah dan jutek," tulis Erlangga.
Pada tanggal 15 November 2023, ketika datangi Nadia, Bidan Dwi diduga menghindar.
"1,5 jam kakak saya nunggu Bidan Dwi. kemudian tiba-tiba sudah ada di ruangan, padahal selama kakak saya di sana nunggu di pintu masuk tidak ada bidan Dwi masuk ke pintu depan. Berarti selama 1,5 jam tadi Bidan Dwi sembunyi tidak mau keluar dan menemui kakak saya," kata Erlangga Surya Pamungkas.
Nadia Anastasia menerangkan selama proses persalinan adiknya tidak mendapat pelayanan baik dari bidan maupun perawat Klilnik Alifa.
"Jadi adik saya, ibu yang melahirkan di sana, tidak direspons dengan baik," kata Nadia.

Ia juga menduga, adik iparnya sengaja dijadikan bahan praktik oleh mahasiswa di Klini Alifa.
"Bayi adik saya memiliki berat badan sekitar 1,5 kilogram saat lahir. Namun, bayi itu hanya dimasukkan ke dalam inkubator selama beberapa jam pada Selasa (14/11/2023) pagi. Ibu dan bayi disuruh pulang oleh pihak klinik lantaran dinyatakan sudah sehat tanpa harus melakukan penanganan lanjutan," kata Nadia.
Kepala Dinkes Kota Tasikmalaya Uus Supangat menindaklanjuti masalah itu dengan memanggil pihak klinik untuk memberikan penjelasan.
"Tadi pagi sudah kami panggil. Namun saya belum terima hasil wawancaranya. Saya masih menunggu hasilnya. Saya belum bisa menyampaikan apa-apa," ujarnya.
Sikap Bidan Dwi
Sementara itu terungkap jika saat itu Bidan Dwi bersikap buruk usai Nisa melahirkan.
Bidan Dwi membuat keluarga Nisa marah adalah saat proses melahirkan.
Bukannya ditolong dengan serius, momen Nisa melahirkan justru dijadikan sebagai bahan praktek oleh bidan tersebut.

Selain itu usai melahirkan, Nisa tak diberi tahu detail soal tinggi bayi dan jumlah jahitan yang diterima ibu bayi.
Nisa hanya diberi tahu soal berat bayi yakni 1,7 Kg.
Sikap lainnya, setelah Nisa melahirkan, sang bidan malah membiarkan pasiennya mandiri membersihkan tubuhnya sendiri.
Sementara sang bidan tampak tidak memedulikan kondisi Nisa yang lemas dan masih linglung pasca-melahirkan.
"Yang membuat saya sakit hati juga salah satu bidan malah menyuruh isti saya ke kamar mandi untuk bersih-bersih sendirian. Istri saya masih sangat lemas, pusing, napasnya juga sesak, mau bangun pun bingung, kakak saya meminta bantuan bidan tapi tidak mempedulikan sama sekali. Kakak saya yang memapah istri saya ke kamar mandi dan membersihkan darah istri saya," akui Erlangga.
Sikap bidan Dwi yang membuat keluarga Nisa emosi lainnya adalah soal inkubator.
Heran kenapa bayi Nisa tak ditaruh di inkubator standar medis, pihak keluarga pun bertanya ke bidan.
Namun kala itu bidan jaga hanya menyebut kondisi bayi tidak baik.
Alih-alih cepat memberikan penanganan atau bertanya ke pihak rumah sakit, bidan tersebut malah memakaikan baju dua lapor, sarung tangan, dan pernel bayi ke bayi Nisa.
"Bidan jaga bilang akan koordinasi dulu dengan pihak rumah sakit apakah harus diinkubator atau tidak," pungkas Erlangga.
Baca juga: Viral Petugas Kebersihan Buang 20 Ton Sampah di Kantor Bupati Seram Bagian Barat, Tak Digaji 3 Bulan

Terakhir, sikap bidan Dwi yang disesalkan keluarga Nisa adalah soal informasi terkait ASI eksklusif.
Usai melahirkan, Nisa cemas karena tak kunjung diminta memberikan ASI.
Kata bidan kala itu, pihaknya akan mengecek kondisi bayi tiap jam sekali, baru Nisa boleh memberikan ASI.
Alih-alih melaksanakan perkataannya, bidan tersebut malah tidur nyenyak di ruangannya.
Sementara bayi Nisa yang baru lahir dibiarkan begitu saja selama empat jam.
"Bidan bilang belum ada jawaban dari pihak rumah sakit, tapi tidak lama kemudian si bidan langsung memberitahukan bahwa anak saya sudah bisa diberikan ASI," ungkap Erlangga.
Baca juga berita lainnya di Google News
Tribunsumsel.com
Kronologi Bayi Prematur 1.5 Kg Meninggal Dunia
Bayi Prematur Meninggal usai Foto Newborn
Bidan Dwi
Bayi Prematur Meninggal
PENGAKUAN Saksi Mata Lihat Mobil Rantis Brimob Lindas Ojol Saat Bubarkan Demonstran, Semua Dihajar |
![]() |
---|
MOBIL Baraccuda Brimob Lindas Driver Ojol di Pejompongan, Korban Dikabarkan Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Leganya Ridwan Kamil Hasil Tes DNA Buktikan CA Bukan Anaknya, Fitnah Lisa Mariana Terpatahkan |
![]() |
---|
Ini Pekerjaan Sintya Cilla Buat Denny Sumargo Syok, Rela Berkorban Uang Demi Ketemu Dj Panda |
![]() |
---|
Pekerjaan Mentereng Salsa Erwina Berani Tantang Ahmad Sahroni Debat Terbuka, Tinggal di Denmark |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.