Berita Muba

Fenomena Remaja Hadang Truk Demi Konten di Muba, Polisi Imbau Orang Tua Intens Perhatikan Anak

Fenomena remaja hadang truk demi konten terjadi di Musi Banyuasin, polisi Polres Muba mengimbau orang tua lebih intens memperhatikan anak-anak mereka

Editor: Vanda Rosetiati
SRIPO/FAJERI RAMADHONI
Fenomena remaja hadang truk demi konten terjadi di Musi Banyuasin. Personel Satlantas Polres Muba ketika melakukan sosialiasi mengenai bahaya setop kendaraan demi membuat konten yang saat ini sedang viral. 

TRIBUNSUMSEL.COM, SEKAYU - Fenomena remaja hadang truk demi konten terjadi di Musi Banyuasin, polisi Polres Muba mengimbau agar orang tua lebih intens memperhatikan anak-anak mereka.

Aksi sekelompok atau segerombolan remaja hadang dan menghentikan truk demi konten ini sudah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir.

Di Jalan Kecamatan Babat Toman, Lawang Wetan, dan Sekayu, sekelompok anak belasan tahun nekat menghentikan truk yang sedang melaju demi konten.

Mereka langsung melambaikan tangan bahkan nekat menghadang truk agar bisa menyetopkan truk yang tengah melintas.

Seorang remaja Kn (16) mengungkap mereka nekat menghadang truk maupun travel demi mendapatkan stiker dan akan dipamerkan ke akun TikTok.

"Sering dapat stiker keren dari mobil (truk). Lalu kami rekam dan biasanya FYP di TikTok," ujarnya.

Menanggapi hal ini, Kasat Lantas Polres Muba, AKP Ricky Mozam mengaku jika pihaknya sudah seringkali melaksanakan patroli rutin mengimbau kepada masyarakat termasuk anak-anak yang melakukan kegiatan berbahaya tersebut, karena sangat berpotensi terjadinya laka lantas.

"Semoga masyarakat bisa paham terhadap bahaya yang ditimbulkan dari kegiatan yang beresiko dan membahayakan tersebut. Jangan karena mengikuti tren, nanti memakan korban," tegasnya.

Selain itu melakukan patroli di Jalinteng dan Jalintim pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada siswa sekolah mengenai bahaya menghadang truk maupun meminta stiker demi konten.

"Jelas ini sangat berbahaya, kita tetap melakukan sosialisasi terhadap sekolah dan pelajar. Selain itu, kita mengimbau kepada orang tua untuk senantiasa mengawasi anak-anaknya jangan sampai turun dan bermain di jalan lintas karena banyak mobil-mobil besar melintas,"ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Disdikbud Muba Iskandar Syahrianto menambahkan fenomena remaja yang melakukan kegiatan stop mobil sudah berlangsung sejak 5 bulan terakhir.

Menurutnya apa yang dilakukan remaja khususnya di Kabupaten Muba mengikuti tren yang terjadi di Pulau Jawa.

"Mereka ini mengikuti tren seperti di Jawa, jadi ketika mobil disetop mereka akan menumpang dan tidak tahu sampi mana tujuannya. Menyikapi persoalan ini, kita Disdikbud Muba telah melakukan sosialisasi pada satuan pendidikan yang ada," kata Iskandar.

Lanjutnya, pihaknya akan memaksimalkan bimbingan konseling (BK) yang ada pada sekolah untuk memberikan pemahaman kepada siswa bahwa kegiatan tersebut sangat berbahaya.

"Kita juga meminta kepada orang tua, lebih intens lagi mengawasi anak-anaknya agar tidak mengikuti tren stop mobil. Kegiatan ini sangat berbahaya dan bisa menimbulkan korban jika segera tidak dihentikan,"jelasnya. (sripoku/fajeri ramadhoni)

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved