Geng Motor di Lubuklinggau
Polisi Tangkap Dua Ketua Geng Motor di Lubuklinggau yang Bacok Warga Bengkulu, Masih Di Bawah Umur
Dua ketua geng motor yang meresahkan masyarakat hingga melukai korbannya dengan sabetan senjata tajam sampai masuk rumah sakit di tangkap Polisi.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Dua ketua geng motor di Lubuklinggau yang meresahkan masyarakat hingga melukai korbannya dengan sabetan senjata tajam sampai masuk rumah sakit di tangkap Polisi.
Terungkap dua ketua geng motor di Lubuklinggau itu berinisial RE (16) warga Kelurahan Lubuk Tanjung dan WA (16) Kecamatan Lubuklinggau Barat I yang masing-masing masing masih berstatus anak di bawah umur.
Aksi pembacokan yang dilakukan keduanya terjadi di Jalan Garuda Hitam Taman Kurma Masjid Agung As-salam, Kota Lubuklinggau dan sempat viral di media sosial.
Namun belakangan terungkap, aksi pembacokan itu ternyata salah sasaran.
Diketahui, dua pelaku geng motor ini mempunyai anak buah belasan orang dan saat beraksi mereka membawa celurit serta senjata tajam lainnya untuk menakuti masyarakat.
Baca juga: Tol Indralaya-Prabumulih Sudah Beroperasional 2 Bulan, Terjadi 5 Kali Kecelakaan 1 Korban Jiwa
Kapolres Lubuklinggau, AKBP Indra Arya Yudha melalui Kasatreskrim, AKP Robi Sugara didampingi Kanit Pidum Iptu Jemmy Amin Gumayel mengatakan, kedua pelaku diamankan Rabu (8/11/2023) malam di rumahnya masing-masing.
"Hasil interogasi kedua pelaku mengaku menganiaya korban (bacok) karena mengira korban adalah musuh mereka ," ungkap Kasat saat memberikan keterangan pada Tribunsumsel.com, Kamis (9/11/2023).
Pelaku ditangkap atas laporan Tendra Andi Wijaya (23 tahun) warga Desa Derati Kecamatan Kota Padang Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu yang menjadi korban.
Kejadiannya pada hari Sabtu tanggal 04 November 2023 sekira pukul 23.30 WIB di (TKP) depan Museum Subkos, Tendra sedang dibonceng oleh temannya Biren menggunakan Yamaha R.15 dan berhenti nongkrong di depan Museum Subkos.
"Saat di TKP tiba-tiba datang beberapa orang dengan menggunakan sepeda motor langsung mendekati pengguna sepeda motor Scoppy yang sedang nongkrong (tidak diketahui)," ujarnya.
Karena takut akan kedatangan gerombolan itu, pengguna sepeda motor scoopy dan teman-temanya lari tunggang langgang, sementara Tendra dan Biren yang tidak mengenal para pelaku melihat situasi itu berusaha juga untuk kabur.
"Keduanya melaju dan hendak menabrak pelaku, seketika itu pelaku menebas kaki kiri korban Tendra menggunakan parang dan ada juga yang menyayat punggung belakang korban dengan menggunakan celurit," ungkapnya.
Kemudian korban Tendra dan Biren berhasil melarikan diri, akibat luka di tubuhnya korban Tendra dibawa ke Rumah Sakit Ar Bunda Kota Lubuklinggau dan pihak keluarga korban melaporkan kejadian tersebut ke Polres Lubuklinggau.
Setelah menerima laporan kejadian pengeroyokan pada tanggal 5 November 2023, Tim Macan Linggau Unit Pidum Sat Reskrim Polres Lubuklinggau dipimpin Kasat Reskrim AKP Robi Sugara didampingi Kanit Pidum Iptu Jemmy Amin Gumayel langsung mengecek TKP, Pulbaket.
Hasil serangkaian penyelidikan selanjutnya diketahui bahwa para pemuda yang berada di sekitar TKP adalah RE, WA GU, SA, AL, RI, SL, MI, FI, GI dan setelah kejadian baru datang saksi VA dan RD (satu kelompok), dari hasil keterangan saksi-Saksi diketahui bahwa Pelaku yang membawa parang saat kejadian adalah RE dan pelaku yang membawa Celurit adalah WA.
Kemudian pelaku yang juga membawa Celurit adalah "A" (belum tertangkap), berdasarkan bukti permulaan yang cukup dengan telah dilaksanakannya gelar Perkara, Tim Penyidik telah menaikan status RE dan WA dari Saksi menjadi tersangka dan pelaku A sebagai DPO.
Ketiga Pelaku adalah yang melakukan pembacokan atau penganiayaan atau pengeroyokan dengan sangkaan pasal 170 KUHPidana jo UU No 11 tahun 2012, dan terhadap RE dan WA telah dilakukan penahanan di Polres Lubuk Linggau guna melakukan pemeriksaan secara intensif.
Hasil interogasi pelaku RE dan WA melakukan perbuatannya karena RE dan WA merasa dalam kelompoknya mereka adalah orang yang disegani dan paling jagoan, sehingga RE dan WA telah menyiapkan alat berupa pedang dan celurit apabila akan nongkrong konvoi.
Pasalnya kelompoknya ada masalah dengan kelompok lain (yang tidak dikenal) yaitu masalah hanya melotot, ejek-ejekan apabila berpapasan (yaitu kelompok Sepeda Motor Scoopy) lalu mereka (Pelaku) menyerang kelompok itu.
Kemudian setiba dilokasi pelaku RE dan WA yang tidak kenal dengan korban (bukan kelompok sasaran), karena korban dan saksi hendak meninggalkan lokasi keributan, terhalang dan hampir menabrak pelaku dengan menggunakan sepeda motornya.
"Seketika itu pelaku RE dan WA langsung melakukan penganiayaan secara bersama-sama dengan cara membacok tubuh korban," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.