Berita Viral

Kisah Saadah, Seorang Sarjana Pilih Jadi Penjual Bubur Ayam, Bantu Ibu Sejak Duduk di Bangku SD

Inilah kisah dari seorag gadis bernama Saadah Fatimiyah selaku sarjana yang tak malu jadi penjual bubur ayam, sudah bantu ibu sejak duduk di bangku SD

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Kisah Saadah Gadis Sarjana Tak Malu Jadi Penjual Bubur Ayam, Bantu Ibu Sejak Duduk di Bangku SD 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah kisah seorang gadis bernama Saadah Fatimiyah, seorang sarjana yang memilih menjadi penjual bubur ayam di Sumedang, Jawa Barat.

Baca juga: Perjalanan Karier Gunawan Dwi Cahyo, Pesepak Bola Diduga Selingkuhi Okie Agustina, Eks Pemain Timnas

Saadah (23) sudah membantu ibunya berjualan bubur ayam sejak ia duduk di bangku SD.

Saadah diketahui berjualan bubur ayam dengan sang ibu di sekitar alun-alun Tanjungsari Sumedang sejak SD.

"Ibu saya sudah jualan bubur sekitar 35 tahun di sini."

"Saya bantu. Waktu masih sekolah SD hingga kuliah juga saya bantu."

"Sebelum pergi, maupun sepulang kuliah," kata lulusan baru Universitas Winayamukti ini, Rabu (8/11/2023) dilansir dari Tribun Jabar.

Saadah Fatimiyah (23), pedagang bubur di Alun-alun Tanjungsari, Sumedang, tengah melayani palanggannya, Rabu (8/11/2023) pagi.
Saadah Fatimiyah (23), pedagang bubur di Alun-alun Tanjungsari, Sumedang, tengah melayani palanggannya, Rabu (8/11/2023) pagi. (Tribun Jabar/Kiki Andriana)

Saadah juga mengungkap soal rezeki ke gerobak itu mengalir deras.

Sehari, paling tidak bisa habis 100 porsi dengan harga satu porsi Rp10 ribu.

Jika ditambah toping hati-ampela, harga seporsinya jadi Rp15 ribu.

Setiap subuh, dari rumahnya di Dusun Awilega RT 06/RW05, Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, ibu dan ayah Saadah, Endang Haliman (65), bergegas lebih dulu ke lapak berjualannya.

Kemudian Saadah menyusul setelah menyelesaikan kegiatannya belajar.

Saadah sendiri kini telah menjadi seorang sarjana.

Namun setelah lulus, Saadah lebih memilih fokus berjualan bubur, dibandingkan mencari kerja yang pekerjaannya sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasainya.

"Lebih baik meneruskan yang sudah ada, dan inginnya memang ini," kata Saadah.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved