Siswa SD Dibully hingga Kaki Diamputasi

Tangis Terduga Pelaku Bullying Siswa SD di Bekasi hingga Kaki Diamputasi, Dihantui Rasa Bersalah

Siswa terduga pelaku bully berinisial L (12) hanya bisa menangis melihat keadaan korbannya kini kehilangan satu kaki. tak pernah mengira bercandaannya

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
tribunjakarta.com
Siswa terduga pelaku bully berinisial L (12) hanya bisa menangis melihat keadaan korbannya kini kehilangan satu kaki. tak pernah mengira bercandaannya berakhir fatal 

Saat itu, dia bersama kelima temannya termasuk terduga pelaku jajan ke kantin sekolah lalu disliding hingga jatuh.

Usai dibully, F justru diminta teman-temannya untuk tidak mengadukan hal tersebut kepada orangtuanya dan pihak sekolah.

"F mulai di-bully, maksudnya (perundungan verbal), 'Jangan nangis', 'enggak usah ngadu sama Mama', 'enggak usah ngadu sama guru', seperti itu," ucap Diana.

Baca juga: Kerasnya Hati AY Anak Angkat Usir Ibu di Banyuasin, Enggan Kembalikan Sertifikat Nenek Siti Marbiah

F kemudian ditinggal oleh kelima temannya, hingga sang anak harus ngesot demi mencari es batu lantaran mengeluhkan sakit ditangannya.

"Nah, mereka lanjut jajan, F itu ngesot sendiri mencari es batu, karena tangannya sakit, merah. Dia enggak jadi jajan, balik ke kelas," ucapnya.

Ironisnya, temannya bukan menolong, tapi justru menertawakan dan mengolok-oloknya seraya mengancam.

Aksi bullying itu berlanjut hingga kembali ke kelas kendati teman-temannya melihat F yang tengah kesakitan.

"Sampai di kelas, diperolok lah lagi dengan teman-temannya sampai memperagakan Fatir jatuh," imbuhnya.

Diana, orangtua F mengungkapkan, putranya sudah berulang kali menjadi korban pembullyan.

Begitupula dengan hari-hari berikutnya, tindakan bullying masih terus berlangsung.

Namun, kedua orang tua F baru mengetahui kejadian anaknya tersebut setelah tiga hari pasca kejadian.

F tidak bisa bangun dari tempat tidurnya karena merasakan sakit pada kaki kirinya.

Menurut Diana, putranya menutup-nutupi apa yang dialaminya lantaran ketakutan karena diancam oleh teman-temannya.

Diana memaksa sang anak untuk bercerita.

"Lukanya itu tidak ada, tapi kakinya kayak memar, saya desak Fatir bicara akhirnya diceritakanlah kronologinya," imbuhnya.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved