Siswa Yatim Wonogiri Dituduh Mencuri

Awal Mula Siswa SMK di Wonogiri Dituduh Curi Uang Rp66 Ribu hingga Cari Keadilan Bentang Poster

Kronologi siswa SMK berinisial MI di Wonogiri dituduh guru mencuri saat magang di apotek viral bawa poster pembelaan.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TribunSolo.com
Kronologi siswa SMK berinisial MI di Wonogiri dituduh guru mencuri saat magang di apotek viral bawa poster pembelaan. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kronologi siswa SMK berinisial MI di Wonogiri dituduh guru mencuri saat magang di apotek viral bawa poster pembelaan.

Diketahui, kasus ini terjadi pada Oktber lalu.

Berdasarkan kronologi versi keluarga Wali Murid MI, Achmad Fadlillah mengatakan saat itu, pihak keluarga mendapatkan informasi bahwa ada kejadian di apotek tempat MI magang, dimana MI diduga mengambil uang sebesar Rp 66 ribu.

Kasus itu terjadi pada pertengahan Oktober lalu.

pihak keluarga mengetahui kasus itu usai ada panggilan dari pihak sekolah.

"Saya saat itu tanya buktinya apa? Dijawab CCTV. Dijelaskan isi rekaman CCTV itu, baru cerita. Dari cerita itu belum ada yang membenarkan mengambil uang kasir. Tapi yaudah masalah itu dianggap selesai dan saya mengganti," jelasnya. Dikutip TribunSumsel dari TribunSolo.com, Senin (6/11/2023).

Sosok seorang siswa dituduh mencuri uang Rp 66 ribu di tempatnya magang. siswa kelas 12 di SMK Bakti Mulia Wonogiri, Jawa Tengah, berinisial MI (18).
Sosok seorang siswa dituduh mencuri uang Rp 66 ribu di tempatnya magang. siswa kelas 12 di SMK Bakti Mulia Wonogiri, Jawa Tengah, berinisial MI (18). (Istimewa/TribunSolo.com)

Selanjutnya, menurut dia MI kemudian berangkat sekolah, namun kesiangan. Saat ditanya guru MI mengaku bahwa dirinya masih ada masalah.

Namun guru tersebut kemudian mempertanyakan bahwa masalah itu sudah selesai.

Baca juga: Sosok MI Siswa yatim di Wonogiri Dituduh Curi Uang Rp66 Ribu Saat Magang, Sekolah Dibiayai Saudara

MI menjawab jika urusan dengan keluarga selesai.

"Anak ini menjawab 'kalau urusan sama wali murid sudah selesai. Tapi kalau sama saya belum. Karena saya tidak merasa mencuri'. Guru itu berkata jika tidak mencuri suruh buktikan," jelasnya.

MI kemudian menceritakan kepada walinya di rumah bahwa ia diminta untuk membuktikan jika tak bersalah.

Namun Achmad mengatakan biasanya yang menuduhlah yang membuktikan, bukan yang tertuduh.

Sosok MI Siswa Yatim di Wonogiri Dituduh Curi Uang Rp66 Ribu saat Magang, Damai Usai Lakukan Protes
Sosok MI Siswa Yatim di Wonogiri Dituduh Curi Uang Rp66 Ribu saat Magang, Damai Usai Lakukan Protes (Istimewa via Tribun Solo)

Achmad mengakui bahwa pihaknya sempat menyangka bahwa MI benar-benar mencuri.

Namun karena praduga tak bersalah dari anak, dia membiarkan hal itu.

Bahkan ia juga mengetahui bahwa MI membawa poster soal tuduhan itu ke sekolah.

Baca juga: Penjelasan Polisi Soal Dugaan Penyebab Mahasiswi FKH Unair Tewas di Dalam Mobil, Wasiat jadi Bukti

Dia membiarkan hal itu, namun bukan yang mengarahkan maupun menyuruh.

"Saya tahu pagi dia ke sekolah bawa poster. Tapi saya tidak mempersilakan, tidak mengarahkan, biar berjalan saja," ujarnya.

Dia mengakui pihak keluarga tak tahu dari mana asal poster yang dibawa MI ke sekolah, termasuk dari mana ide tersebut muncul.

Kisah Pilu Siswa Yatim di Wonogiri Dituduh Curi Uang Rp 66 Ribu Saat Magang, Protes Bawa Poster
Kisah Pilu Siswa Yatim di Wonogiri Dituduh Curi Uang Rp 66 Ribu Saat Magang, Protes Bawa Poster (Istimewa via Tribun Solo)

Penjelasan Kepsek

Kejadian ini dibenarkan oleh Kepala SMK Bhakti Mulia Wonogiri Sutardi ketika dikonfirmasi.

"Iya kami tadi juga dapat kabar itu. Akhirnya dijemput teman-teman guru di sekitar Kantor DPRD Wonogiri," jelasnya, kepada TribunSolo.com.

Menurut dia, sebenarnya permasalahan sudah diselesaikan secara kekeluargaan sejak pertengahan Oktober 2023 lalu.

Namun, masalah malah kembali diungkit oleh siswa bersangkutan.

Baca juga: Inilah Sosok Wanita Diduga Buat Enuh Nugraha Susah Move On Hingga jadi ODGJ Gegara Tak Direstui Ortu

Sutardi menjelaskan, masalah itu bermula saat MI menjalankan tugas magang di salah satu apotek di Wonogiri.

Pada 19 Oktober 2023, ada selisih saat dilakukan stok opname obat.

"Nilainya sebenarnya tidak besar, hanya Rp 66 ribu. Tapi kan sekolah juga harus bertanggung jawab," jelasnya.

Menurut Sutardi, siswa tersebut kemudian dimintai keterangan karena berdasarkan kronologi, siswa bersangkutan sedang piket di apotek itu.

Dia memastikan masalah itu sudah selesai dan pihak apotek juga tidak mempermasalahkannya.

"Sebenarnya tidak dipermasalahkan oleh pihak apotek saat itu. Namun di apotek itu ada bisnis ya, kita akhirnya turun tangan juga ke sana," ujarnya.

Namun pada Selasa pagi, tiba-tiba MI berjalan kaki membawa poster tulisan tangan itu.

Pihaknya mengaku kaget karena sebenarnya masalah sudah diselesaikan.

"Tadi juga kita minta keterangan. Keterangannya juga berubah-ubah," terang dia

Sementara itu berdasarkan keterangan guru, wali murid MI juga menyatakan jika kerugian yang dialami apotek lebih dari nilai yang hilang juga akan diganti oleh pihak keluarga.

Di sisi lain, berdasarkan catatan sekolah, MI diketahui juga memiliki permasalahan terkait utang piutang di lingkungan sekolah.

Berakhir Damai

Achmad menegaskan bahwa kasus tersebut sudah selesai.

Ia mengatakan MI tak bersalah berdasarkan mediasi pihak sekolah dengan keluarga usai MI membawa poster itu pada Selasa (31/10/2023).

"Sorenya damai. Dengan syarat sekolah mau mencari bukti CCTV. Mintanya sekolah sepekan, tapi menurut saya kelamaan. Kasih waktu tiga hari," jelasnya.

Dia mengatakan pada Kamis (2/11/2023) lalu, Achmad mengaku ingin membatalkan surat perdamaian jika belum ada bukti kuat.

Namun sesampainya di sekolah, MI dinyatakan tak bersalah.

Menurut dia, sekolah memberikan keterangan itu karena tidak ada bukti CCTV.

Kemudian keduanya melakukan perdamaian tertulis dan sudah saling meminta maaf.

Dalam kasus ini, meski berakhir MI dinyatakan tidak bersalah, Achmad tidak menuntut pencemaran nama baik.

Sebab sudah ada kejelasan dan mediasi antara kedua belah pihak.

"Saya juga berfikir anak itu ada nakalnya. Saya pikir juga butuh guru. Mungkin hanya kurang ketelitian dalam menangani kasus, yang akhirnya saling memaafkan," kata Achmad.

Pihak keluarga berterima kasih kepada guru di SMK Bhakti Mulia dan berharap jika ada kasus serupa bisa ditangani dengan teliti.

"Kalau dari pihak apotek belum ketemu. Mungkin juga marah karena tertulis di poster itu. Saya minta maaf kepada pihak apotek atas ketidaknyamanannya," ujarnya.


Baca berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved