Siswa SD Dibully Hingga Kepalanya Pecah

Reaksi Kepsek SD Pekalongan Kasus Siswa Luka di Kepala Dibanting Teman Viral, Sebut Masalah Selesai

Sosok kepala sekolah dasar (SD) di Pekalongan kini menanggapi soal kasus siswa luka di kepala usai dibanting temannya, sebut masalah sudah selesai...

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Moch Krisna
Tribun Jateng/Indra Dwi Purnomo
Reaksi Kepsek SD Pekalongan Kasus Siswa Luka di Kepala Dibanting Teman Viral, Sebut Masalah Selesai 

Karena mendapat kabar anaknya hendak dibawa ke dokter, orangtua MFZ ketika itu langsung mengajak untuk bertemu di puskesmas tempat sang anak dapat penanganan.

Pihak sekolah menyebut, telah melakukan pendampingan terhadap pengobatan korban sampai anak tersebut kembali ke sekolah.

"Memang satu kendala, pihak sekolah belum ke rumah korban. Karena waktu itu korban memang sedang mau dibawa ke dokter. Jadi ketemu di sana," ucapnya.

Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3APPKB), guru SDN 3 Sragi, dan Polsek Sragi membahas kasus yang ramai di medsos.
Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3APPKB), guru SDN 3 Sragi, dan Polsek Sragi membahas kasus yang ramai di medsos. (Indra Dwi Purnomo)

Lebih jauh, sebelumnya kasus siswa dibanting oleh temannya hingga kepalanya pecah viral, dilansir dari akun instagram @pekalonganinfo, Jumat (3/11/2023).

Dalam unggahan tersebut menceritakan peristiwa kurang menyenangkan dari seorang siswa kelas 6 SD dari teman temannya.

Disebutkan jika saat itu sang bocah mengalami pecah di bagian kepala karena dibanting teman-temannya saat disekolah.

Hal tersebut terungkap lewat penuturan sang ibu.

Ia menyebut bahwa peristiwa bermula saat anak-anak bermain di jam kosong hari Senin (30/10/23) pukul 11.00 WIB.

Awalnya mereka bermain berantem-beranteman, namun salah seorang siswa yang kebetulan sudah lama mengikuti karate bermain dengan kurang wajar.

Ia membanting temanya ke lantai hingga 3x.

Pada bantingan ke-2 kepala temanya itu terkena bangku, dan yang ke-3 ia banting lagi temanya sampai di jedotin ke lantai sampai kepalanya keluar darah.

Setelah kejadian itu gurunya datang dan ada beberapa murid yang menceritakan kronologinya.

Namun kejadian ini sama sekali tidak diberitahukan kepada orangtua murid yang bersangkutan.

Saat itu anaknya pulang diantar teman-temanya dengan sudah menggunakan seragam pramuka.

Namun ketika ditanya dimana seragam putihnya mereka hanya menjawab banyak darahnya jadi di cuci di sekolah.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved