Buaya Riska Dituding Terkam Warga

Lebih Besar dari Buaya Riska, Penampakan Buaya Ompong Ditangkap BKSDA, Kerap Meresahkan Warga

Buaya Ompong akhirnya berhasil dievakuasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dari Sungai Guntung, Kecamatan Bontang Utarra, Sabtu (4/11/2023)

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNKALTIM.CO/HO
Buaya Ompong akhirnya berhasil dievakuasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dari Sungai Guntung, Kecamatan Bontang Utarra, Sabtu (4/11/2023) sekitar pukul 01.00. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Buaya Ompong akhirnya berhasil dievakuasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dari Sungai Guntung, Kecamatan Bontang Utara, Sabtu (4/11/2023) sekitar pukul 01.00.

Penangkapan buaya Ompong ini dibenarkan oleh Kepala BKSDA Kaltim Ari Wibawanto kepada Tribunkaltim.co.

"Ia ini Ompong, ditangkap tim sekitar jam 01.00 pagi di sekitar sungai Guntung," kata Kepala BKSDA Kaltim Ari Wibawanto, Sabtu (4/11/2023).

Menurutnya, buaya Ompong ini ternyata lebih besar dari buaya Riska yang sebelumnya dievakuasi.

Adapun ukuran buaya tersebut sepanjang 4,5 meter.

"Jauh lebih besar dan lebih panjang," ungkapnya.

Seekor buaya dengan panjang 4,5 meter yang sering disebut sebagai Ompong berhasil di evakuasi BKSDA Kaltim, dari sungai Guntung, Bontang Utara, Sabtu (4/11/2023) sekira pukul 01.00 dini hari. TRIBUNKALTIM.CO/HO/BKSDA Kaltim
Buaya Ompong dengan panjang 4,5 meter yang sering disebut sebagai Ompong berhasil di evakuasi BKSDA Kaltim, dari sungai Guntung, Bontang Utara, Sabtu (4/11/2023) sekira pukul 01.00 dini hari. TRIBUNKALTIM.CO/HO/BKSDA Kaltim (TRIBUNKALTIM.CO/HO)

BKSDA mempertegas bahwa tidak tebang pilih dengan menyasar buaya-buaya tertentu.

Kendati begitu BKSDA akan terus memantau di wilayah sekitar pemukiman masyarakat sampai ke muara sungai Guntung, lantaran diketahui masih ada satu buaya lagi yang ditarget.

Sementara, buaya Ompong akan dibawah ke Penangkaran Teritip Balikpapan.

Baca juga: Dugaan Alasan Nur Hikmah Pilih Hidup Bersama Jasad Suami & Anak, Sakit Mental Hingga Tertekan

Kondisi Buaya Riska

Buaya Riska kini dikabarkan belum kembali ke habitat asli usai ditangkap dan diletakkan di penangkaran.

Buaya Riska sendiri dikabarkan tak mau makan saat dipindahkan ke penangkaran berpisah dengan pak Ambo.

Hal tersebutlah yang membuat Buaya Riska kini akan kembali ke habitat aslinya lantaran tempat penangkaran disebut tak layak oleh pak Ambo dilansir dari channel youtube fitriyani RISKA, Kamis (2/11/2023).

Salah satu buaya yang dievakuasi BKSDA Kaltim dari sungai Guntung pada 3 Oktober lalu. HO
Buaya Riska yang dievakuasi BKSDA Kaltim dari sungai Guntung pada 3 Oktober lalu. HO (HO)

Dalam video tersebut memperlihatkan momen Pak Ambo menemui Tri Suswati, istri Menteri dalam Negeri Tito Karnavian untuk membahas pengembalian buaya Riska ke habitat asli.

Saat itu Pak Ambo terlihat cukup tegang lantaran akan bertemu kembali dengan Buaya Riska setelah lama berpisah.

"Deg degan, setelah lama lagi baru ketemu," kata Pak Ambo.

"Ya Allah kayak pacaran," canda Tri Suswati, istri Menetri dalam Negeri Tito Karnavian sembari tertawa.

Baca juga: Syarat Berat Pak Ambo Agar Buaya Riska Kembali, Istri Tito Karnavian Turun Tangan Tanya BKSDA

Sementara itu Tri Suswati kemudian menanyakan soal nasib buaya Riska.

"Jadi kami fungsinya mengelolah keanekaragaman hayati salah satunya satwa liar yang ada habitatnya, namun ketika habitatnya diusik disitulah kami bergerak," ujar pihak BKSDA.

"Cuma yang kita pertanyakan di sini kan bukan habitatnya, udah padet, apakah yang dari habitat aslinya semua harus dipindah kesini? Pasti ada solusinya, observasi," jawab Tri Suswati.

Pihak BKSDA dan lembaga konservasi sontak menyebut jika ada syarat untuk mengembalikan buaya Riska.

"Kalo dikembalikan ada beberapa syarat, yang kita utamakan keselamatan manusia dan satwanya juga, ini kan kami beri disini karena pengelolah sini swasta dapat izin dari Kementrian dan dibina oleh BKSDA, penganggaran pribadi," sambung pihak BKSDA.

"Kami biasanya kalo habitatnya kekurangan maka akan kami lepas liarkan," sambung Arief Anggoro pihak Lembaga Konservasi Pengelolah Penangkaran.

"Ini belum pernah karena dihabitatnya masih banyak, dan warga ada yang menolak," sambungnya.

Buaya Riska Disebut Stres

Melansir dari Tribunkaltim, pihak Manajer Operasional Penangkaran Teritip Balikpapan Arif Anggoro angkat bicara.

Diterangkan, buaya Riska saat ini masih dalam proses adaptasi.

Adapun untuk saat ini, Arif mengatakan jika buya Riska sudah lebih banyak bergerak dan terlihat lebih tenang.

Buaya Riska sekarang masih adaptasi. Masih di kandang sebelumnya, tapi sudah banyak bergerak lah.

"Kalau makan, ada. Paling makan cuma sekali, belum normal," katanya

Arif mengatakan, kandang Buaya Riska kini ditutup seng untuk mencegah stres akibat banyaknya pengunjung.

Lebih lanjut, Arif mengaku belum mengetahui apakah ada pengurangan bobot Buaya Riska.

Pasalnya, penangkaran tersebut tidak memiliki alat timbang.

"Kami belum tahu, ada pengurangan bobot atau engga. Karena kami nggak punya alat timbangnya. Tapi secara sekilas kasat mata, sama saja," kata Arif.

Hanya saja, Arif berpendapat, pencernaan buaya bisa bertahan selama 6 hari.

Oleh karena itu, Buaya Riska masih bisa bertahan selama seminggu ke depan.

"Kan buaya pencernaannya sanggup bertahan 6 hari. Jadi kalau sudah terakhir makan, masih bisa lah bertahan seminggu ke depan," tutur Arif.

Arif berharap Buaya Riska bisa segera beradaptasi dengan lingkungan barunya.

"Semoga Buaya Riska bisa segera beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kami akan terus merawatnya dengan baik." pungkas Arif.

Baca berita lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved