Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak Subang

Fakta Dibalik Pembunuhan Tuti dan Amalia, Yayasan Rintisan Yosef Cair Rp 200 Juta Usai Istri Tewas

Terungkap fakta dibalik dugaan pembunuhan Tuti dan Amalia oleh Yosef, Yayasan yang dirintis kini cair Rp 200 juta rupiah usai kematian istri pertama..

Tribun Jabar / TribunnewsBogor
Fakta Dibalik Pembunuhan Tuti dan Amalia, Yayasan Rintisan Yosef Cair Rp 200 Juta Usai Istri Tewas 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap fakta dibalik dugaan pembunuhan Tuti dan Amalia oleh Yosef.

Baca juga: Sosok Amalia Anak Yosef Dibunuh dengan Sang Ibu, Ternyata Sempat Ramah Pada Pelaku Sebelum Tewas

Diketahui jika yayasan yang dirintis Yosef kini cair Rp 200 juta rupiah usai Tuti sang istri yang menjabat sebagai bendahara sementara Amelia sebagai sekretaris meninggal dunia.

Hal itulah yang membuat banyak pihak meyakini jika Yayasan inilah yang diduga menjadi salah satu motif Yosef tega menghabisi nyawa Tuti dan Amalia.

"Bongkar dulu yayasan, kalau sudah dibongkar baru ketahuan (motif kasus Subang)," kata Achmad Taufan, pengacara Muhamad Ramdanu alias Danu.

Sosok Amalia Anak Yosef Dibunuh dengan Ibunya Tini, Ternyata Sempat Ramah Pada Pelaku Sebelum Tewas
Sosok Amalia Anak Yosef Dibunuh dengan Ibunya Tini, Ternyata Sempat Ramah Pada Pelaku Sebelum Tewas (TribunnewsBogor.com)

Yayasan Bina Prestasi Nasional yang beralamatkan di Curugrendeng, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang ini diketahui terbentuk tahun 2009, dirintis oleh Yosef Hidayah dan istri mudanya, Mimin.

Saat itu Mimin sempat menjadi bendahara Yayasan Binsa Prestasi Nasional selama 2 tahun.

Namun akhirnya posisi itu digantikan Tuti Suhartini yakni istri pertama Yosef.

"Awalnya Yoris ketua yayasan sebelum terjadi pembunuhan. Yosef dewan pembina, Tuti bendahara, Amel sekretaris," papar pengacara Yoris, Leni Anggraeni.

Dengan jabatan itu, Tuti dan Amel mendapat penghasilan sebesar Rp 10 juta, Yoris Rp 10 juta.

Sedangkan Yosef, mendapat uang dari yang diberikan oleh Tuti.

Setelah terjadi pembunuhan ibu dan anak di Subang, Yosef Hidayah menempati jabatan sebagai Ketua Yayasan Bina Prestasi Nasional.

Sedangkan Yoris Raja Amarullah menjadi kepala sekolahnya.

"Kata Yoris, Mimin kesel kali minta uang teh harus ke mama terus kan mama bendahara. Mungkin yah," kata Leni.

Baca juga: Arighi Anak Mimin Istri Muda Yosef Ketakutan Ibu Ditahan Pembunuhan Tuti dan Amalia, Kini Menghilang

Baca juga: Nasib Istri Muda Yosef Terlibat Pembunuhan Tuti dan Amalia, Masih Bebas Walau Ditetapkan Tersangka

Reaksi Keluarga Tuti dan Amalia Tau Yosef Pelaku Pembunuhan Usai 2 Tahun, Ngaku Tak Menyangka
Reaksi Keluarga Tuti dan Amalia Tau Yosef Pelaku Pembunuhan Usai 2 Tahun, Ngaku Tak Menyangka (youtube/Anjas Asmara / Tribun Jabar)

Informasi dari Yoris, kata Leni, sebagian staf di yayasan tersebut merupakan keluarga Mimin.

"Stafnya banyak keluarga bu Miminm" katanya.

Sehingga itu, Yayasan tersebut diduga kuat menjadi motif pembunuhan ini.

Sementara itu, Leni Anggraeni menerangkan kesaksian Yoris, tak ada proyek bernilai fantastis di yayasan tersebut.

Katanya, hanya ada pencairan dana BOS.

"Kalau setahu Yoris gak ada proyek (nilai fantastis). Tahunya ada dana BOS aja. Gak ada uang lain-lain, kalau pengakuan a Yoris," kata Leni.

Baca juga: Tangis Mimin Istri Muda Yosef Resmi Ditahan, Sempat Bersumpah Tak Terlibat Pembunuhan Tuti & Amalia

Dana BOS di yayasan tersebut cair dua atau tiga kali per tahunnya.

Nominalnya sekitar Rp 200 juta sampai Rp 300 juta sekali cair.

"Dari satu yayasan bisa Rp 1 miliar. Itu bukan uang (pribadi), buat sekolah, buat guru. Gak mungkin bisa di (mainkan) ini," kata Leni.

Tak sampai disitu saja, Leni ikut mengungkap kejadian tak biasa yang dialami kliennya, Yoris.

Beberapa waktu setelah pembunuhan ibu dan anak di Subang, Yosef mendadak meminta Yoris mencairkan dana.

Fakta baru dibalik kasus pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika di Subang, Jawa Barat.
Fakta baru dibalik kasus pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika di Subang, Jawa Barat. (Tribunjabar.co.id)

Padahal saat itu Yoris masih dalam kondisi berduka ditinggal ibu dan adiknya, langsung naik darah pada Yosef.

"Ribut sama pak Yosef. 'Belum ge mamah udah bahas uang'. Makanya sama Yoris gak mau ikut campur urusan uang. Ada pencairan oleh orang pak Yosef. Ada Rp 200 juta,. Yoris gak ikutan," katanya.

Yoris tak terima ketika suasana masih bersedih, Yosef justru sibuk mengurus uang.

"Udah ngomongin duit. 'Yoris coba cairkan itu uang'. Ini kan lagi sedih," kata Leni.

Kepada TribunnewsBogor.com beberapa waktu lalu, Yoris Raja Amarullah sempat mengaku dipaksa untuk kembali menjabat sebagai kepala sekolah.

"Ditarik lagi sama si papah (Yosef) soalnya papah maksa Yoris buat ngejalanin sekolah lagi dulu lewat Kades Jalancagak ya saya mengalah," kata Yoris lewat pesan WhatsApp kepada TribunnewsBogor.com.

Ia mengaku sudah tak lagi menjadi pengurus Yayasan Bina Prestasi Nasional.

"Sekarang mah keluar dari yayasan jadi kepala sekolah," kata Yoris.

Lebih jauh, dugaan pelaku membunuh Tuti dan Amalia juga diungkap oleh saksi kasus Subang yang pernah diperiksa penyidik kepolisian.

Adalah Dedi, mantan pegawai Yayasan Bina Prestasi Nasional milik Yosef dan korban.

Dalam kanal Youtube Yahya Mohammed, Dedi yakni mantan pegawai Yayasan Bina Prestasi Nasional sempat bercerita tentang kejanggalan dalam kasus kematian Tuti dan Amalia.

Ternyata Dedi menangkap gerak-gerik aneh mantan pegawai yayasan milik korban pasca korban meninggal dunia.

Sosok yang dicurigai Dedi adalah Wahyu yang pernah jadi kepala sekolah Yayasan Bina Prestasi Nasional.

Diungkap Dedi, dua bulan setelah tragedi pembunuhan Tuti dan Amalia, gelagat Wahyu mulai terlihat aneh.

Tersangka kasus Subang, Mimin, rupanya sempat bersandiwara di makam Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Tersangka kasus Subang, Mimin, rupanya sempat bersandiwara di makam Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu. (Kolase Ist)

Sebab secara mendadak Wahyu ngotot mencairkan Dana BOS untuk yayasan.

Kala itu Wahyu mengaku ogah ditemani oleh Dedi dan Yosef saat pencairan Dana BOS di bank.

"Dulu pernah mau pencarian sama Wahyu, itu enggak mau sama saya sama Yosef, dia pengin sama anggota (kepolisian). Pas pencarian dijemput (oleh pihak kepolisian), dalam rangka pencairan BJB itu," kata Dedi dilansir TribunnewsBogor.com.

Hanya ditemani polisi, Wahyu pun akhirnya mencairkan Dana Bos sebesar Rp77 juta untuk SMK dan Rp51 juta untuk SMP.

Saat itu diungkap Dedi, Wahyu tampak ketakutan jika rahasia soal yayasan terbongkar gara-gara kasus pembunuhan Tuti dan Amalia.

Baca juga: Reaksi Keluarga Tuti dan Amalia Tahu Yosef Pelaku Pembunuhan Usai 2 Tahun, Danu Sujud Nangis

Melihat tingkah rekannya yang aneh, Dedi pun heran.

"Wahyu sempat takut sama media, takut ditanya-tanya. Waktu saya ngobrol sama Wahyu, kemungkinan dari yayasan takut terbongkar, kan dia tanda tangan apa-apa. Misalnya pembunuhan, nyangkutnya dari yayasan. Takutnya gitu kata Wahyu," ungkap Dedi.

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved