Mati Batang Otak usai Operasi Amandel

Sosok Nidya Kartika Pemilik RS Kartika Husada, Tempat Bocah 7 Tahun Meninggal usai Operasi Amandel

Nidya Kartika muncul minta maaf setelah bocah 7 tahun meninggal dunia usai operasi amandel di rumah sakit tersebut.

Editor: Weni Wahyuny
(KOMPAS.com/FIRDA JANATI)
Sosok Komisaris sekaligus pemilik RS Kartika Husada Jatiasih, Nidya Kartika, tempat bocah 7 tahun meninggal usai operasi amandel 

TRIBUNSUMSEL.COM, BEKASI - Sosok Nidya Kartika, Komisaris sekaligus pemilik RS Kartika Husada Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.

Nidya Kartika muncul minta maaf setelah bocah 7 tahun meninggal dunia usai operasi amandel di rumah sakit tersebut.

Nidya menyampaikan maaf itu kepada keluarga bocah bernama Alvaro itu.

Siapa Nidya Kartika sebenarnya ?

Dilihat dari Linkedin, Nidya Kartika bernama lengkap dr. Nidya Kartika Yolanda.

Ia merupakan CEO PT Kartika Medika @RSkartikahusadagroup.

Selain itu juga Founder @humairabybubu, bisnis yang bergerak di bidang busana muslim.

Di hadapan awak media, Nidya mengucapkan duka cita mendalam atas meninggalnya A, yang mengembuskan napas terakhir pada Senin (2/10/2023).

"Teruntuk keluarga pasien, terutama untuk bapak dan ibu dari adik (A) yang kami sayangi, dari hati yang paling dalam, kami mohon dimaafkan segala kekurangan yang menimbulkan kecekcokan dan kekecewaan selama perawatan dan pengobatan," kata Nidya dalam konferensi pers di RS Kartika Husada Jatiasih, Selasa (3/10/2023).

Baca juga: Tangis Owner RS Kartika Husada Usai Bocah Mati Batang Otak Meninggal Diduga Malpraktik, Minta Maaf

Nidya menuturkan, perawatan dan pengobatan untuk A dari awal masuk sampai tutup usia, sudah dilakukan sesuai prosedur.

"Tim medis berupaya memberikan yang terbaik, insya Allah semua tindakan sudah sesuai SOP," ujarnya.

Nidya melanjutkan, tidak ada sedikit pun niatan tim medis dan rumah sakit yang merugikan atau menelantarkan A.

"Selama kendala dalam komunikasi dengan pihak keluarga di mana terjadi kesalahpahaman, terlambat mengetahui informasi yang keluarga inginkan, yaitu meminta resume medis," ujarnya.

Baca juga: RS Kartika Husada Tak Bisa Jelaskan Penyebab Meninggalnya Alvaro Usai Alami Mati Batang Otak

Resume medis memang sempat diminta keluarga agar A cepat dirujuk ke rumah sakit lain.

Nidya mengaku baru mengetahui pihak keluarga meminta resume medis pada Jumat (22/9/2023), empat hari setelah A dioperasi.

Nidya bersama tim medis RS Kartika Husada Jatiasih mencari rujukan RS lain untuk A.

Namun, tidak ada RS yang mau menerima.

Selain itu, kata Nidya, pemindahan A sangat berisiko karena kondisinya sangat lemah.

Sebagai informasi, A meninggal dunia pada Senin (2/10/2023) pukul 18.45 WIB.

Baca juga: Nasib RS Kartika Husada usai Alvaro Bocah Mati Batang Otak Meninggal, Direktur & Dokter Dipolisikan

Ia didiagnosis mati batang otak usai operasi amandel pada Selasa (19/9/2023).

Dari keterangan ayah A, Albert, anaknya hanya mengalami penyakit amandel yang sudah membesar dan disarankan diangkat.

Namun usai operasi, kondisi A terus menurun, sempat henti napas dan henti jantung.

Ia terpaksa dirawat di ruang intensif. Beberapa hari setelahnya, tim dokter mendiagnosis A mati batang otak.

"Pada perawatan hari keempat tim dokter mendiagnosa pasien yang diduga mengalami mati batang otak secara klinis dengan melakukan beberapa pemeriksaan," ujar Rahma, perwakilan manajemen RS Kartika Husada.

Sementara, pihak RS tidak menjelaskan secara rinci penyebab A bisa terkena mati batang otak usai operasi amandel.

Rahma hanya menyebut, terjadinya hal yang tidak diinginkan setelah A operasi.

"Di ruang pemulihan terjadi keadaan yang tidak diinginkan. Perkembangan kondisi pasien tidak sesuai dengan apa yang diharapkan," ujarnya.

Menurut Rahma, menurunnya kondisi A yang menurun pasca operasi amandel merupakan hal di luar kendali pihaknya.

Sebab, pihak RS telah melakukan semua penanganan dan pemeriksaan sesuai standar operasional perusahaan (SOP).

Tangis Keluarga

Keluarga dari Alvaro (7) bocah alami mati batang otak usai operasi amandel di RS Kartika Husada Jatiasih, Kota Bekasi menangis pilu atas meninggalnya putra mereka.

Bahkan keluarga Alvaro, khususnya sang ibu tampak histeris melihat jenazah sang anak saat berada di rumah duka di RS St. Elisabeth Jalan Raya Siliwangi, Rawalumbu, Kota Bekasi.

Diketahui jika ibu Alvaro, Delima Sinaga tak berhenti menangis di hadapam peti jenazah bocah 7 tahun itu.

Air matanya terus mengalir tak kuasa menahan kesedihan.

Dia beberapa kali berusaha berbincang dengan mendiang anak keduanya tersebut, mencurahkan kerinduan yang begitu mendalam.

"Nak bangun nak, sudah dua kita sudah tidak tidur bareng, sudah dua minggu adek (Alvaro) enggak sekolah," kata Delima sambil menangis.

Sementara sang ayah Albert Francis, terlihat berusaha tegar ketika teman-teman sekolah Alvaro datang melayat.

Albert meminta teman-teman Alvaro mendoakan putranya, meminta maaf atas segala perbuatan yang pernah dilakukan.

"Maafin Alvaro ya, terima kasih sudah jenguk ke sini," ucapnya.

Alvaro merupakan siswa kelas dua sekolah dasar, dia tercatat sebagai murid Sekolah Strada Cakung.

Teman sekolahnya yang datang tampak ikut bersedih, mereka bernyanyi di dekat peti jenazah Alvaro sebagai bentuk salam perpisahan.

Alvaro dinyatakan meninggal dunia pada Senin (2/10/2023) kemarin sekira pukul 18.45 WIB, dia didiagnosa mengalami mati batang otak pasca operasi amandel.

Nasib Keluarga Alvaro Bocah Alami Mati Batang Otak, Tak Tau Penyebab Anak Meninggal Dunia (Kompas.com)

Kronologi bermula pada Selasa (19/9/2023) lalu, Alvaro menjalani operasi amandel di RS Kartika Husada Jatiasih.

Dia tidak sendiri, kakaknya bernama Vincent (9) sama-sama menderita sakit amandel, mereka berdua menjalani operasi di hari yang sama.

Operasi Vincent berjalan sukses, sementara adiknya Alvaro mengalami penurunan kesadaran pasca hingga koma.

Alvaro dibawa ke ruang ICU lantaran mengalami kesulitan bernapas, dokter anestesi sempat memberikan tindakan berupa resusitasi jantung dan memasang ventilator.

Sejak saat itu sampai meninggal dunia, Alvaro koma di RS Kartika Husada Jatiasih dan dinyatakan mati batang otak.

Kasus ini telah dilaporkan pihak keluarga ke Polda Metro Jaya, rumah sakit diduga telah melakukan malpraktik hingga pasien meninggal dunia.

Keluarga Masih Tak Tau Penyebab Alvaro Alami Mati Batang Otak Hingga Meninggal Dunia

Di sisi lain, pihak keluarga Alvaro hingga saat ini tak tahu penyebab putra mereka mengalami mati batang otak usai operasi amandel hingga meninggal dunia.

Ayah korban, Albert mengaku tak tau jelas penyebab anaknya alami mati batang otak hingga meninggal.

"Tidak ada jawaban yang jelas dan pasti, istilahnya penyebab anak saya bisa sampai mati batang otak," kata Albert di RS Kartika Husada.

Menurut Albert, keluarganya dijelaskan secara rinci mengenai penyebab meninggalnya Alvaro.

"Tidak ada penjelasan medis secara pasti, yang ada hanya dijelaskan ini adalah risiko operasi," ucap Albert.

Sementara itu diketahui jika Alvaro rencananya akan dibawa pihak keluarga ke rumah duka Rumah Sakit (RS) St. Elisabeth, Rawalumbu, Kota Bekasi.

Di rumah duka, keluarga akan menggelar kebaktian serta upacara adat untuk mengantar jenazah sebelum dikebumikan.

Albert menceritakan, kedua putranya Alvaro dan Vincent (9) belum lama ini mengeluh sakit pada telinga dan sekitar tenggorokan.

Dia lantas membawa kedua putranya ke puskesmas dekat kediaman, dari fasilitas kesehatan tingkat pertama ini Alvaro dan Vincent dirujuk ke RS Kartika Husada Jatiasih.

"Dokter THT bilang anak saya amandel sudah terlalu besar, jalan satu-satunya dengan operasi," jelas Albert.

Setelah melalui beberapa proses, keluarlah jadwal operasi amandel untuk kedua anak Albert pada Selasa 19 September 2023.

Alvaro dijadwalkan menjalani operasi lebih dulu sekira pukul 12.00 WIB, sementara sang kakak berinisial menyusul di hari yang sama.

Usai menjalani operasi amandel, kondisi kesehatan Alvaro justru memburuk. Hal ini berbading terbalik dengan kakaknya.

Klarifikasi RS Kartika Husada Soal Bocah Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel, Akui Sesuai Prosedur (Tribun News)

Alvaro tidak lama setelah operasi mengalami gagal nafas dan jantung, dokter anestesi sempat memberikan tindakan berupa resusitasi jantung dan memasang ventilator.

Tak lama setelah itu, kondisi kesadaran Alvaro kian meburuk hingga koma. Oleh dokter, dia didiagnosa menderita mati batang otak.

Orang tua Alvaro telah melakukan berbagai upaya, dia sempat mempertanyakan penyebab anaknya mengalami mati batang otak.

Tetapi dia tak pernah mendapatkan detail keterangan dari rumah sakit, kasus ini telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan malpraktik.

 

Baca berita lainnya di Google News

Sebagian artikel terbit di Kompas.com

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved