Berita PLN Insight

Cara PLN Tekan Emisi Karbon Sekaligus Merehabilitasi Lahan, Kembangkan Biomassa

Lewat subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), PLN melakukan uji coba pengembangan ekosistem green economy di Gunung Kidul, Yogyakarta.

|
Editor: Sri Hidayatun
Humas UID S2JB
Acara Festival Lingkungan Iklim Kehutanan dan EBT (LIKE), di Jakarta, Minggu (17/9/2023). 

Lewat upaya ini, masyarakat desa juga mampu menghemat biaya pakan ternak dan memanfaatkan lahan tandus jadi sumber ekonomi baru.

Vice President Pengadaan, Pengendalian dan Logistik Biomassa PLN Energi Primer Indonesia (EPI), Erfan Julianto menambahkan pada tahun 2025, PLN EPI akan membutuhkan pasokan biomassa hingga 10,2 juta ton/tahun.

Baca juga: PLN Bakal Siapkan Implementasi Teknologi CCUS di PLTU, Kerja Sama dengan Perusahaan Korea

Pengembangan ekosistem green economy dan juga sumber biomassa lainnya akan terus dilakukan oleh PLN EPI untuk memperkuat rantai pasok biomassa.

Pada tahun ini, rasio teknologi co-firing di PLTU sebesar 1-3 persen dengan jumlah volume biomassa sebesar 573 ribu ton.

Pada tahun 2025 ratio teknologi cofiring akan ditingkatkan hingga 10 persen, maka dibutuhkan pasokan biomassa hingga 10,2 juta ton/tahun.

Produk kehutanan yang dimanfaatkan PLN EPI seperti sawdust, wood chip maupun wood pellet menjadi salah satu produk unggulan kehutanan. 

"Lewat teknologi ini tidak hanya bermanfaat bagi PLN tetapi juga bagi masyarakat luas karena pengembangan hutan energi dan pemanfaatan lahan tandus ini sesuai dengan prinsip circular economy atau ekonomi kerakyatan," tegas Erfan.

Pilot Project pengembangan ekosistem green economy di Gunung Kidul tersebut juga akan direplikasi oleh PLN EPI di beberapa wilayah Indonesia lainnya.

Tanpa harus menggangu lahan produktif masyarakat, PLN justru akan memanfaatkan lahan tidur dan lahan tandus menjadi lahan produktif yang tak hanya bermanfaat bagi rantai pasok energi tetapi juga mendorong perekonomian masyarakat.

"Dengan adanya potensi lahan kritis dan potensi rehabilitasi lahan sebesar 12 juta hektar yang bisa dimanfaatkan. Ke depan, lewat dukungan pemerintah kami akan memanfaatkan lahan ini sehingga bisa memberikan multiplier effect yang lebih baik bagi lingkungan dan juga masyarakat," kata Erfan.

Baca berita menarik lainnya di google news

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved