Tragedi Tali Lift Putus di Bali

Curhat Hardiyanti ke Calon Suami Sebelum Tewas Akibat Lift Jatuh, Kaki Sakit Naik Turun Tangga

Kadek Hardiyanti (24) warga Banjar Teruna, Desa Tamanbali, Bangli, sempat curahkan isi hati sebelum jadi korban tewas akibat lift jatuh di Ayu Terra R

|
Editor: Weni Wahyuny
(Wayan Eri Gunarta/Tribun Bali)
Ngurah Krisna, yang merupakan kekasih dari Ni Kadek Hardiyanti (24) asal Banjar Teruna, Desa Taman Bali, Kecamatan Bangli tak kuasa menahan tangis pasca kekasihnya meninggal dunia dalam tragedi kecelakaan lift di Ubud. Ia bercerita bahwa sang kekasih sempat curhat soal kakinya yang sakit karena lift rusak 

3. I Wayan Aries Setiawan (23) warga Banjar Abiansemal, Desa Lodtunduh, Ubud, Gianyar.

4. Kadek Hardiyanti (24) warga Banjar Teruna, Desa Tamanbali, Bangli.

5. Kadek Yanti Pradewi warga Banjar Dinas Beji, Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng.

Kelurga Dek Ani Minta Usut Tuntas

Tragedi kecelakaan tali lift putus di Ayu Terra Resort Ubud, Gianyar merenggut 5 nyawa.

Kendati dari pihak resort akan memberi santunan pada keluarga korban, namun pihak keluarga tetap meminta kepolisian untuk mengusut tuntas penyebab kecelakaan kerja itu.

Hal tersebut diungkapkan keluarga salah satu korban bernama Kadek Hardiyani, saat ditemui di rumah duka di Banjar Teruna, Desa Tamanbali, Bangli, Minggu (3/9/2023).

Baca juga: Janji Manis Ni Kadek Hardiyanti ke Kekasih Kini Pupus, Tewas di Insiden Tali Lift Putus di Ubud

Paman Kadek Hardiyani bernama Pande Merta, mengatakan pihak manajemen resort akan memberi santunan uang senilai Rp 35 juta ke tiap korban.

Meski demikian pihaknya meminta agar proses hukum tetap berjalan. "Kami ingin kejelasan apa penyebab tali lift bisa putus, biar tidak terulang lagi ke depannya. Sebab musibah ini sampai mengakibatkan 5 korban. Kalau masalah santunan itu kan kemanusiaan," ujarnya.

Keluarga Kadek Hardiyani mengaku tidak ada firasat apapun, sebelum musibah kecelakaan tersebut. Pihak keluarga baru menerima informasi pada hari Jumat (1/9/2023) sekitar pukul 18.00 Wita.

Jenazah gadis yang akrab disapa Dek Ani itu telah dikebumikan pada hari Sabtu (2/9/2023) malam. Sedangkan upacara ngaben, akan dilaksanakan secara massal.

"Kalau di sini pelaksanaan ngaben massal dilaksanakan lima tahun sekali. Kebetulan pelaksanaan (ngaben) terakhir baru dua bulan lalu," ucapnya.

Dek Ani merupakan karyawan tetap di Ayu Terra Resort Ubud. Ia telah bekerja di tempat tersebut selama lima tahun sebagai butler (kepala pelayan).

Kadek Suarnaya yang merupakan ayah Dek Ani mengatakan, semasa hidup anak keduanya itu merupakan pribadi yang supel dan terkenal sangat baik dimanapun.

Maka tak heran banyak rekan-rekan Dek Ani menangis dan kehilangan ketika datang melayat ke rumah duka.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved