Heboh Bayi Tertukar di Bogor
Menangis, Dian Ceritakan Momen Pilu Pertama Kali Bertemu Bayi Kandung, G Tak Mau Pisah dari Siti
Cerita Dian Prihatini menangis ungkap pertemuan dengan anak kandungnya setelah satu tahun tertukar dirawat oleh Siti Mauliah.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Cerita Dian Prihatini menangis ungkap pertemuan dengan anak kandungnya setelah satu tahun tertukar dirawat oleh Siti Mauliah.
Setelah hasil tes DNA dinyatakan bayi Siti tertukar 99,9 persen, Dian menceritakan pertemuannya dengan anak kandung.
Diketahui, Dian bersama suami Hartono dan Siti Mauliah baru-baru ini hadir dalam acara Rosi di Kompas TV, akhirnya menceritakan hal yang dialaminya yang mengetahui bayi tertukar setelah satu tahun dirawat.
Dian mengaku sudah bertemu dengan anak kandungnya, G, yang dirawat oleh Siti Mauliah.
Dalam pertemuan itu Dian mengaku sangat sedih karena anak kandungnya tidak mau dengannya.
Menurut Dian, mungkin karena anak kandungnya sudah terbiasa dengan Siti Mauliah.
"Sudah ketemu sama bayinya, mungkin karena gak kenal jadi mereka berdua masih menjaga jarak," jelas Dian sembari menangis.

"Kayak anak saya yang di bu Siti dia gak mau mungkin karena sudah terbiasa sama ibu Siti," sambungnya.
Sementara Siti juga mengalami hal serupa dengan Dian.
Baca juga: Tangis Dian Kenang Kebiasaan Bayi yang Tertukar Sering Cium Baju Saat Pulang Kerja: Manggil Mama
Menurut Siti hal itu lantaran kedua bayi sudah sama-sama lengket dengan ibu yang merawatnya satu tahun.
"Karena memang sudah lengket banget ya," jawab Siti.

Tak hanya Dian, sebagai seorang ayah Hartono juga merasa sangat sedih karena anak kandungnya tak mau dengannya.
Ia mengatakan butuh waktu pendekatan kepada kedua bayi tersebut.
"Pengen mencoba dekat tapi belum bisa, masih butuh waktu, pelan-pelan untuk bisa dekat baik bu Siti sama L, saya sama Galu nanti didampingi sama pihak terkait," terang Hartono.
Baca juga: Sempat Ingin Damai, Ini Alasan Siti Mauliah Tuntut RS Sentosa Dihukum Berat, Kecewa Dibohongi Owner
Seperti diketahui, bayi yang dilahirkn Siti Mauliah secara sesar itu tertukar pada 18 Juli 2022, di rumah sakit.
Sementara Siti mengetahui ketukaran bayi tersebut setelah satu tahun dirawatnya.

Diketahui pula, Siti Mauliah bersama Nyonya D diduga ibu bayi tertukar melangsungkan tes DNA, pada Senin (23/8/2023).
Adapun tes DNA ini dilalukan kedua ibu bayi di di Puslabfor Polri di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor dari air liur.
Hasil tes DNA menyatakan bahwa kedua bayi tersebut dinyatakan 99,9 persen memang tertukar.
Baca juga: Harusnya Dia Dapat ASI Saya, Cerita Dian Setahun Tak Bertemu Anak Kandung karena Tertukar
Perjuangan Dian dan Hartono Punya Anak
Hartono mengaku rela ikut program hamil dengan Dian sang istri untuk memiliki momongan namun berujung bayinya tertukar setahun hingga membuatnya menangis pilu saat menceritakan kisahnya.
Tak pernah terpikirkan oleh Hartono kalau anak yang sangat ia idam-idamkan itu justru tertukar dengan bayi Siti Mauliah.
Warga Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor ini pun menceritakan awal perjuangannya demi memiliki momongan.
"Syok banget, karena kita untuk mendapatkan momongan itu perjuangan banget," kata Hartono dikutip dari acara ROSI, Jumat (1/9/2023).
Dirinya menuturkan, setelah menikah sang istri sempat kosong selama 1,5 tahun.
Menurut Hartono, dirinya sangat berjuang untuk mendapatkan momongan.
Sebab saat itu sang istri sempat kesulitan hamil.
Sehingga hal tersebutlah yang membuat Hartono rela berjuang ikut program hamil Dian."Karena istri ada kendala, ada sakit. Terus kita ikut program istri biar bisa hamil," ungkapnya.
Setelah berhasil diberi kehamilan, Hartono pun menjaga agar bayi dan istrinya selalu sehat.
Seperti ibu hamil kebanyakan, mereka juga menggelar acara 7 bulanan di kampung halaman mereka.
Namun setelah bayinya lahir, ia merasa kecewa atas peristiwa yang disebabkan oleh RS Sentosa.
Apalagi Hartono juga harus menelan pil pahit bahwa ayahnya meninggal dunia saat anaknya lahir.
Saat itu pun Hartono menyebut jika sang ayah terus menanyakan kelahiran cucunya tersebut.
Namun rupanya keinginan sang kakek melihat cucunya itu tak sempat terwujud.
Hartono justru mendapat kabar kalau ayahnya itu sudah berpulang.
"Di itu ada mbahnya, almarhum bapak, selalu nanyain calon cucunya kapan lahirannya gitu," kenang Hartono.
"Pas barengan istri masuk rumah sakit, bapak pun gak ada, meninggal," tuturnya.
Saat itu Hartono pun memutuskan pulang kampung untuk mendampingi keluarganya.
Ia tiba di kampung sore hari, kemudian malamnya menggelar tahlilan.
"Pagi langsung berangkat ke rumah sakit," katanya lagi.
Hartono pun pilu mengetahui kenyataan kalau ayahnya tak bisa bertemu dengan cucu yang selalu ia tanyakan kelahirannya itu.
"Itu yang membuat saya agak sedih, gak karuan," kata dia.
Mencoba beradaptasi dengan luka akibat kehilangan sang ayah, Hartono kembali dikagetkan dengan kedatangan Siti Mauliah ke rumahnya.
"Tiba-tiba ada yang dateng ngasih informasi kalau ada anak saya sama anak ibu Siti ada indikasi tertukar," katanya lagi.
Bak petir di siang bolong, Hartono pun mengaku stres mendapat informasi tersebut.
"Kaget, syok dengan kejadian semacam ini, gak terpikirkan kok bisa terjadi gitu," ujarnya lagi.
Korban Tuntut Tanggung Jawab
Kepada Kompas.com, keluarga bayi tertukar di Bogor, Jawa Barat, menuntut pertanggungjawaban korporasi rumah sakit (RS) Sentosa, tempat bayi mereka dilahirkan satu tahun lalu.
Kuasa Hukum Siti Maulia, Rusdy Ridho menegaskan, pihaknya akan menempuh jalur hukum atas kesalahan Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit yang menyebabkan perawat dan bidan lalai saat melayani pasien.
Akibat kelalaian itu, dua bayi yang dilahirkan setahun lalu tertukar dari ibu biologis atau kandungannya.
"Kelalaian dari tenaga kesehatan itu tidak bisa dilimpahkan kepada mereka saja. Tapi harus ada pertanggungjawaban dari korporasi rumah sakit," ujar Rusdy saat dihubungi, Kamis (31/8/2023).
Jika dari awal SOP dilakukan dengan benar, kata Rusdy, tidak akan terjadi kelalaian yang menyebabkan dua bayi tertukar.
Adapun SOP yang dilakukan oleh Ibu Siti Maulia (37) atau kliennya selama ini adalah rawat pisah dari bayinya seusai bersalin. Seharusnya, Siti dan bayinya bisa melaksanakan rawat gabung.
Hal itulah yang membuat awal mula gelang dobel atau gelang dengan nama sama terpasang di kedua bayi hingga akhirnya dua bayi laki-laki tertukar.
Dalam PP Nomor 33 Tahun 2012 harus ada rawat gabung ibu dan bayi selama 24 jam.
Kelalaian pelayanan kesehatan sudah seharusnya menjadi tanggung jawab rumah sakit.
Namun, hingga kini, rumah sakit tidak bertanggung jawab dan justru malah melimpahkan kesalahan kepada lima perawat dan bidan. Mereka dinonaktifkan karena terlibat dalam kasus tersebut.
"SOP dari rumah sakit ini kan tidak benar, ya ada rawat pisah itu loh. Intinya yang kita laporkan itu korporasinya. Bukan perorangannya. Kalau dari awal rawat gabung, kan gak mungkin bayi bisa tertukar." ungkapnya.
Baca berita lainnya di Google News
Ingat Bayi Tertukar di Bogor? Kabar Terkini Setelah 3 Bulan Dirawat Orang Tua Kandung, Makin Gemoy |
![]() |
---|
Kondisi Bayi Tertukar di Bogor, Malah Masuk Rumah Sakit Setelah Dikembalikan ke Orang Tua Kandung |
![]() |
---|
Siti Mauliah Gagal Move On Teringat Daanish, Sempat Ajukan Permintaan Khusus ke Polres Bogor |
![]() |
---|
Kondisi Daanish Bayi Dian Usai Dilarikan ke Rumah Sakit, Sebelumnya Muntah di Polres Bogor |
![]() |
---|
Daanish Bayi Tertukar Dilarikan ke RS Usai Resmi Dikembalikan, Kakak Dian Bantah Kangen Siti Mauliah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.