Arti Kata Bahasa Arab

Pengertian Tawasul adalah Berikut Macam-Macam Bacaan Tawasul, Cara Mendekatkan Diri kepada Allah

Tawasul adalah bentuk mendekatkan diri kepada Allah melalui wasilah dalam melaksanakan ibadah dan ketaatan kepada-Nya, mengikuti petunjuk rasul-Nya

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/welly triyono
Pengertian Tawasul adalah Berikut Macam-Macam Bacaan Tawasul, Cara Mendekatkan Diri kepada Allah. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Pengertian Tawasul adalah Berikut Macam-Macam Bacaan Tawasul, Cara Mendekatkan Diri kepada Allah.

Tawasul merupakan sebuah sarana/wasilah agar ibadah atau doa lebih diterima dan dikabulkan oleh Allah Subhanahuwa taala.

Tawasul adalah bentuk mendekatkan diri kepada Allah melalui wasilah dalam melaksanakan ibadah kepada-Nya, ketaatan kepada-Nya, dengan mengikuti petunjuk Rasul-Nya, serta mengamalkan seluruh amalan yang diridhai-Nya.

Dengan kata lain, kita melakukan ibadah dengan tujuan mendapatkan keridhaan Allah.

Wasilah sendiri menurut bahasa, Al-wasilah artinya segala hal yang dapat mendekatkan dan menyampaikan kepada sesuatu. Bentuk jamaknya yaitu Wasaa-il (An-Nihayah fil Gharibil Hadiit wal Atsar : 185 Ibnul Atsir).

Sedangkan menurut istilah syariat Islam, al-wasilah yang dibolehkan atau diperintahkan dalam Alquran, yaitu segala hal untuk mendekatkan seorang hamba kepada Allah Taala. Berupa amal ketaatan dan ibadah yang disyariatkan. [Tafsir Ibnu Katsir III/103 dan Tafsir Ath-Thabari IV/567].

Allah Subhanahuwa ta’ala berfirman:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَابْتَغُواْ إِلَيهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُواْ فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepadaNya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung.” [QS. Al-Maidah : 35].


Terkait ayat diatas, Ibnu Abbas radhiyallahu anhu mengatakan, “Makna wasilah pada ayat tersebut adalah al-qurbah (yaitu peribadatan yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah).”


Selain itu, ada juga riwayat dari Mujahid, Ibnu Wa’il, ‘Abdullah bin Katsir, Ibnu Zaid, al-Hasan, as-Suddi, dan yang lainnya. Qatadah menjelaskan makna pada ayat tersebut, “Mendekatlah kepada Allah dengan ketaatan kepada-Nya serta mengerjakan amalan yang diridhoi-Nya.” [Tafsir Ibnu Katsir III/103 dan Tafsir Ibnu Jarir ath-Thabari IV/567 ].


Macam-Macam Bacaan Tawasul yang Disunnahkan

Dikutip dari gramedia.com, ada beberapa macam bacaan tawasul yang disunnahkan yang disebut tawasul syar'i atau tawasul yang dibolehkan sesuai sunnah.

Pertama
Melakukan tawasul dengan menyebut asma’ul husna ketika berdoa sesuai dengan hajatnya.


Allah Subhanahu Wa ta’ala berfirman yang artinya,

“Hanya milik Allah-lah asma’ul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asma’ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” [QS. Al-A’raf : 180].


Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam bersabda, yang artinya ;

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan seluruh nama-Mu, yang Engkau menamakan diri-Mu dengan nama-nama tersebut, atau yang telah Engkau ajarkan kepada salah seorang hamba-Mu, atau yang telah Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang masih tersimpan di sisi-Mu.” [HR. Ahmad : 3712].


Kedua
Melakukan tawasul dengan sifat-sifat Allah Ta’ala.


Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam bersabda, yang artinya ;


“Wahai Dzat Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri sendiri, hanya dengan Rahmat-Mu lah aku ber istighatsah, luruskanlah seluruh urusanku, dan janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri walaupun sekejap mata.” [HR. An-Nasa’i, Al-Hakim dan Al-Bazzar].


Ketiga
Melakukan tawasul dengan amal shalih.

Seperti yang dijelaskan di kitab shahih muslim, terdapat sebuah riwayat yang menceritakan tiga orang yang terkurung dalam gua. Mereka masing-masing melakukan tawasul dengan amal shaleh mereka. Orang pertama melakukan tawasul berupa memelihara hak buruh.

Orang kedua melakukan tawasul dengan berbakti kepada orang tuanya. Lalu orang ketiga melakukan tawasul dengan rasa takut kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala.

Sehingga menggagalkan perbuatan keji yang akan ia lakukan. Akhirnya Allah Ta’ala membuka pintu gua tersebut dari batu besar yang menghalanginya, sehingga mereka bertiga akhirnya selamat. [HR. Muslim 7125].


Keempat
Melakukan tawasul dengan meminta doanya dari orang-orang shaleh yang masih hidup.

Dalam sebuah hadits dikisahkan, bahwa ada orang yang buta datang menemui Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Orang buta itu berkata, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah supaya menyembuhkanku (dari kebutaan).”

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjawab, “Jika engkau menghendaki, aku akan berdo’a untukmu. Dan jika engkau menghendaki, bersabar itu lebih baik bagimu.”

Orang buta itu tetap berkata, “Doakanlah.” Kemudian Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menyuruh orang tersebut berwudhu lalu shalat dua raka’at, kemudian Beliau menyuruhnya berdo’a mengucapkan,

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan aku menghadap kepada-Mu bersama dengan nabi-Mu, Muhammad, seorang nabi yang membawa rahmat. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap bersamamu kepada Tuhanku dalam hajatku ini, agar Dia memenuhi untukku. Ya Allah jadikanlah ia pelengkap bagi (doa)ku, dan jadikanlah aku pelengkap bagi (doa)nya.” Ia (perawi hadits) berkata,”Laki-laki itu kemudian melakukannya, sehingga dia sembuh.” [HR. Tirmidzi dan Ahmad].

Kelima
Melakukan tawasul dengan keimanan kepada Allah Subhanahuwa Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman,

رَّبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِياً يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ آمِنُواْ بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأبْرَارِ

Artinya : “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu),’Berimanlah kamu kepada Tuhanmu’. Maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.”

[QS.Ali-Imran : 193].


Keenam
Melakukan tawasul dengan ketauhidannya kepada Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِباً فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنجِي الْمُؤْمِنِينَ

Artinya : “Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya). Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap,’bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) selain Engkau, maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.’ Maka Kami telah memperkenankan do’anya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikian Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” [QS. Al-Anbiya : 87-88].


Membaca Doa Tawasul
سْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْمِ


اَلَّلهُمَّ صَلِّ اَفْضَلَ الصَّلَاةِ عَلَى اَسْعَدِ مَخْلُوْقَا تِكَ نُوْرِ الْهُدَى سَيِّدِ نَا مَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَدَدَ مَعْلُوْ مَا تِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّا كِرُوْنَ وغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ

اَلَّهُمَّ صَلِّ اَفْضَلَ الصَّلَاةِ عَلَى اَسْعَدِ مَخْلُوْ قَاتِكَ شَمْسِ الضُّحَى سَيِّدِ نَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اَلِ سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ عَدَدَ مَعْلُوْ مَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكَرُ وْنَ وَغَفَلَ عَنْذِ كْرِكَ الْغَا فِلُوْنَ.

الَّلهُمَّ صَلِّ اَفْضَلَ الضَّلَاةِعَلَى اَسْعَدِ مَخْلُوْ قَاتِكَ بَدْ رِالدُّجَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَدَدَ مَعْلُوْمَا تِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّا كِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْذِ كْرِكَ الْغَافِلُوْنَ . وَسَلِّمْ وَرَضِىَ اللهُ تَعَلَ عَنْ سَادَاتِنَا اَصْحَبِ رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ .

Artinya : “Ya Allah, tambahkanlah kesejahteraan yang paling utama kepada makhluk Engkau yang paling bahagia, yang menjadi sinar petunjuk, penghulu, dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad dan kepada keluarga penghulu kami Nabi Muhammad sebanyak tinta kalimat-kalimat Engkau, tatkala orang-orang yang ingat berdzikir dan tatkala orang-orang yang lupa tidak berdzikir kepada Engkau.


Ya Allah, tambahkanlah kesejahteraan yang paling utama kepada makhluk Engkau yang paling bahagia, yang menjadi penerang laksana matahari di waktu dhuha, penghulu, dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad dan kepada keluarga penghulu kami Muhammad, sebanyak bilangan yang Engkau ketahui dan sebanyak tinta kalimat-kalimat Engkau, ketika orang-orang yang ingat berdzikir dan tatkala orang-orang yang lupa tidak berdzikir kepada Engkau.

Ya Allah, tambahkanlah kesejahteraan yang paling utama kepada makhluk Engkau yang paling bahagia, yang menjadi penerang laksana bulan purnama di waktu gelap, penghulu, dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad, sebanyak bilangan yang Engkau ketahui dan sebanyak tinta kalimat-kalimat Engkau, ketika orang-orang yang ingat berdzikir kepada Engkau dan ketika orang-orang yang lupa tidak berdzikir kepada Engkau, dan tambahkanlah keselamatan. Mudah-mudahan Allah memberi keridhaan kepada para penghulu kami, yaitu semua para sahabat Rasulullah.”

Itulah pengertian Tawasul adalah Berikut Macam-Macam Bacaan Tawasul, Cara Mendekatkan Diri kepada Allah.

Baca juga: Arti Fasbir Shabran Jamila, Bacaan Surat Al-Ma’arij Ayat 5, Sabar yang Baik akan Berbuah Baik Pula

Baca juga: 6 Istilah Dasar Bahasa Arab Berkaitan dengan Ibadah Umroh, Perlu Diketahui Sebelum ke Tanah Suci

Baca juga: Arti Ila Hadroti Wali Ikhwanihi Minal Anbiyai Wal Mursalina Wal Auliyaai Was Suhada, Lafadz Tahlil

Baca juga: Lirik Sholawat Assogiri, Anta Syamsun Anta Badrun, Lengkap dalam Tulisan Arab, Latin dan Artinya

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved