Semburan Lumpur dan Gas di OKI

Semburan Lumpur dan Gas Berapi di Desa Buluh Cawang OKI, Ternyata Sebelumnya Pernah Terjadi

Semburan lumpur dan gas di Desa Buluh Cawang OKI ternyata pernah terjadi sebelumnya ratusan tahun lalu.

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/WINANDO
Semburan lumpur dan gas di Desa Buluh Cawang OKI ternyata pernah terjadi sebelumnya ratusan tahun lalu. Gas yang keluar dari lokasi penggilan sumur bor tersebut akan terbakar jika disulut api, Selasa (18/7/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Semburan lumpur dan gas di Desa Buluh Cawang Ogan Komering Ilir (OKI) ternyata pernah terjadi sebelumnya ratusan tahun lalu.

Kepala Desa Buluh Cawang Kecamatan Kayu Agung OKI Syafruddin menyebut kejadian sumur yang menyemburkan lumpur dan gas ini fenomena baru kali pertama terjadi di desanya dan menjadi viral di media sosial.

Setidaknya fenomena baru dalam kurun waktu seratus tahun terakhir belum pernah ada semburan lumpur dan gas di desa tersebut. 

"Memang dahulu ceritanya pernah juga ada penemuan sumur mengeluarkan gas tidak jauh dari lokasi ini, akan tetapi itu sudah sangat lama sekitar ratusan tahun yang lalu,"

"Kali ini baru muncul lagi fenomena serupa dan kalau sejarahnya ini dahulu merupakan sungai yang besar di zaman Belanda," ungkapnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Gali Sumur Warga Kaget Semburan Lumpur dan Gas di Desa Buluh Cawang OKI, Keluar Api

Mendapati informasi itu Camat Kayuagung, Iskandar Burai segera meminta pihak pemerintah desa untuk membuat surat laporan yang akan disampaikan kepada Bupati OKI untuk melakukan pengecekan.

"Mudah-mudahan kita berharap ini bisa menjadi barokah bagi kita. Jika memang benar ada kandungan gas alam di dalamnya tentunya bisa menjadi PAD kita,"

"Rencananya melalui pak Bupati OKI kita akan meminta bantuan dinas terkait untuk mengecek laboratorium terkait kandungan gas," beber Camat.

"Rencananya melalui pak Bupati OKI kita akan meminta bantuan dinas terkait untuk mengecek laboratorium terkait kandungan gas," beber Camat.

Terpisah Kapolsek Kayuagung Iptu Sudiyarto menyatakan guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Maka pihaknya segera melakukan tindakan dengan memasang garis polisi disekitar lokasi sumur bor.

"Kami juga meminta pemilik lahan untuk memberhentikan aktivitasnya sementara waktu. Dan menunggu tim teknis minyak dan gas dari provinsi Sumatera Selatan untuk melakukan pengecekan langsung," katanya.

"Kalau mereka sudah hadir ke sini, barulah kita tahu apa isi kandungan dari dalam sumur bor tersebut," papar Kapolsek.

Semburan lumpur dan gas di Desa Buluh Cawang, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) membuat kaget warga desa setempat, Selasa (18/7/2023). Dari lokasi semburan juga keluar api
Semburan lumpur dan gas di Desa Buluh Cawang, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) membuat kaget warga desa setempat, Selasa (18/7/2023). Dari lokasi semburan juga keluar api (TRIBUN SUMSEL/WINANDO DAVINCHI)

Diimbau bagi masyarakat sekitar untuk menghindari ataupun mendekati lokasi yang murah terbakar ini. Karena tidak menutup kemungkinan gas bisa bertambah besar.

"Maka untuk meminimalisir resiko yang ditimbulkan ke masyarakat. Kami akan memasang spanduk larangan untuk melakukan kegiatan disini khususnya di pabrik tahu ini," pungkasnya.


Sebelumnya, semburan lumpur dan gas di Desa Buluh Cawang, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) membuat kaget warga desa setempat.

Semburan lumpur dan gas tersebut keluar dari galian asumur bor tepat berada di dekat area permukiman warga sekitar.

Guna mengecek keaslian gas, warga sengaja menyambarkan api ke aroma bau gas yang keluar dari lubang tersebut. Hasilnya gas itupun terbakar hingga terus mengeluarkan api.

Sewaktu ditemui di lokasi pada Selasa (18/7/2023) pagi. Pemilik lahan bernama Yeni mengatakan sengaja mengubah lahan kosong miliknya untuk dijadikan pabrik rumahan pembuatan tahu.

"Sudah beberapa tahun yang lalu saya membeli tanah kosong ini sekitar Rp 20 juta. Rencana saya mau membangun pabrik tahu,"

"Alasan dipilih lahan di sini karena posisi jauh dari permukiman warga. Kalau di dusun ganggu orang karena baunya menyengat dan kotor," ujarnya kepada Tribunsumsel.com.

Dikatakan setelah pabrik mulai dikerjakan, Yeni berinisiatif untuk memanggil tukang sumur bor dan dilakukan mulailah pengerjaannya.

"Awal mula pengerjaan sumur bor sekitar empat hari yang lalu. Di titik pengeboran pertama ditemukan batu, jadi pindah lagi di titik kedua dan ditemukan lagi kayu di dalam tanahnya,"

"Setelah pindah di titik pengeboran ketiga, justru keanehan muncul setelah kedalaman 8 meter tiba-tiba keluar lumpur yang menyembur ke atas," katanya.

"Setelah didekati ternyata ada bau menyerupai gas, karena penasaran waktu itu tukang bor mengeluarkan korek api dan benar ternyata api menyambar di lubang sumur bor tersebut," ungkapnya, baru pertama kali terjadi seperti ini di Desanya.

Setelah adanya fenomena tersebut, mulai ramai warga penasaran dan berdatangan untuk melihat secara langsung peristiwa.

"Sudah dua hari ini selalu ramai warga yang datang untuk melihat secara langsung kebenarannya. Tetapi gas ini baru bisa muncul setelah dipancing dengan mesin penyedot air. Dimana kalo air sudah naik barulah gas juga ikut terlihat," tambahnya.

Dengan adanya kejadian ini, Yeni merasa takut kalau misal calon tempat usahanya tidak bisa dilanjutkan dan justru ditutup karena mengkhawatirkan warga.

"Bukannya senang, saya justru takut pembangunan pabrik bisa terhenti gara-gara fenomena gas alam dan usaha saya tidak berjalan. Rencana saya sumur bor ditutup dan mau buat sumur biasa saja di seberangnya," ujarnya.

Dirinya berharap pemerintah segera mencarikan solusi untuk dilakukan pengecekan gas tersebut. Agar peristiwa ini selesai secara tuntas.

"Saya minta pemerintah turun tangan biar cepat tuntas, kalau sudah ada hasilnya saya bisa segera menjalankan usaha pabrik tahu ini," sebut dia.

Baca berita lainnya  langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved