Peresmian Pelabuhan Sungai Palembang

Bisa Tampung Puluhan Kapal, Berikut Fasilitas 2 Pelabuhan Sungai di Palembang, Hari Ini Diresmikan

Dua pelabuhan sungai Palembang yang diresmikan memiliki kapasitas yang sangat besar, bisa menampung puluhan kapal.

Penulis: Fransiska Kristela | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/FRANSISKA KRISTELA
Dua pelabuhan sungai Palembang yang diresmikan memiliki kapasitas yang sangat besar, bisa menampung puluhan kapal. Suasana jelang peresmian Pelabuhan Sungai 16 Ilir Palembang, Sabtu (15/7/2023). 

Dirinya juga mengetahui bahwa pada saat kondisi air surut, penumpang yang membawa barang kesulitan karena untuk naik ke kapal harus melewati jembatan kayu non permanen yang cukup curam.

"Nanti kita akan evaluasi baiknya seperti apa, karena terlalu curam dan hanya pakai kayu. Soalnya ini aktif sekali kan, nanti evaluasinya secara teknis dan operasinya akan kita pikirkan," tutupnya.

Minta Buatkan Jembatan Penyeberangan

Dua pelabuhan di Palembang yakni Pelabuhan Sungai 16 Ilir dan Pelabuhan Sungai 7 Ulu diresmikan oleh Dirjen Perhubungan Darat, Sabtu (15/7/2023).

Kendati sudah diresmikan nyatanya kondisi dari pelabuhan sendiri menurut masyarakat masih ada beberapa hal yang perlu dievaluasi.

Serang atau sopir speedboat, Romi mengatakan kendati pelabuhan ini akan diresmikan, namun untuk fasilitas yang diberikan masih perlu ditambah.

"Bersyukur akhirnya pelabuhan ini diresmikan ya, namun lihat saja sendiri ini tidak ada jembatan permanen untuk penumpang turun ataupun naik ke speed boat," ujar Romi ditemui di dermaga jukung Pelabuhan Sungai 16 Ilir Palembang.

Romi mengaku, masyarakat yang sebagai penumpang banyak yang mengeluh dan merasa kesulitan saat akan naik ataupun turun dari speedboat.

Baik serang maupun penumpang berharap dibuatkan jembatan penyeberangan dari dermaga ke kapal.

"Banyak mereka yang masih mengeluh karena ini jembatan yang kami buat sendiri dari kayu kadang kalau hujan dan karena bahannya juga cuma kayu jadi licin," bebernya.

Bukan hanya takut tercebur karena licinnya jembatan non permanen saja, namun Romi mengaku sering juga dirinya membawa seorang penumpang yang sakit.

Tentu dengan kondisi penumpang yang sakit dirinya juga ikut merasakan bagaimana susahnya untuk turun dari speadboot menuju ke atas pelabuhan

Turut membenarkan seorang kuli panggul Aryo yang setuju dengan pendapat Romi. Dirinya sebagai kuli panggul terkadang merasa kesulitan saat membawa barang bawaan dari masyarakat yang akan diangkut ke kapal jukung.

"Itukan kalau mau memasukkan barang ke jukung harus pakai jembatan ya, dan ini ngga ada jembatan penghubung antara jukung dan pelabuhan jadi pakai kayu papan panjang ini untuk menuju ke sana," katanya.

Pada saat di coba oleh tribunsumsel jembatan tersebut kendatipun kuat namun itu terbuat dari kayu sehingga masih terasa was-was karena tidak ada pegangan di kiri dan kanan papan tersebut.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved