Wajah Pucat Richard Theodore Disorot Saat Mediasi Tokoh Muda NTT, Masalah Diselesaikan Secara Adat

Warga NTT Geram

Tokoh muda Nusa Tenggara Timur (NTT) desak pihak kepolisian periksa Seleb TikTok Richard Theodore imbas konten tes kejujuran penjaga warung di NTT beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, sosok Richard Theodore tengah jadi perbincangan publik lantaran konten tes kejujuran orang NTT di TikTok yang viral.

Atas viralnya konten tersebut, membuat tokoh muda NTT di Jakarta Ardy Mbalembout, SH, MH, CLA AllArb, mendesak aparat kepolisian untuk segera memanggil dan memeriksa TikToker Richard Theodere.

Menurutnya, jika dibiarkan akan menimbulkan dampak yang lebih besar.

"Kita berharap pihak kepolisian segera memanggil dan menyidik saudara Richard karena kalau dibiarkan ini akan menimbulkan akses yang lebih besar," ungkap Ardy Mbalembout.

Lebih lanjut, dijelaskan Ardi bahwa dari sisi hukum, kasus ini jelas masuk dalam pelanggaran hukum yang masuk dalam Undang-undang ITE pasal 45 ayat 3 dengan kategori melakukan atau mendorong orang untuk membuat rasa kebencian terhadap suatu kaum golongan.

"Apa lagi kita tahun sekarang tahun-tahun politik semuanya bisa di politisir ini yang berbahaya, dari sisi hukum ini jelas masuk didalam pelanggaran hukum, didalam UU ITE pasal 45 ayat 3 ini masuk di kategorikan telah melakukan mendorong orang untuk membuat suatu kebencian terhadap suatu kaum suatu golongan," jelasnya.

"Pertanyaan dia itu sangat memancing bahwa orang NTT Indonesia Timut itu urusan gebuk menggebuk bidangnya itu, jangan sampai ini memicu akan timbul peradilan jalanan, dia dicari digebukin dijalan, siapa yang bertanggung jawab," bebernya.

Kendati demikian, Tokoh muda NTT meminta pihak kepolisian menyelidiki dan memanggil Richard Theodore untuk dapat mempertanggung jawabkan statementnya yang menyebut orang NTT tidak jujur.

"Mangkanya saya katakan pihak kepolisian Indonesia segera melakukan penyidikan, memanggil bahkan menangkap orang ini karena ini kan akses umum harus polisi harus aktif memanggil orang ini sehingga bisa di lokalisir dampak buruk yang terjadi ditengah-tengah masyarakat," sambungnya.

(*)