Berita SMK PP Negeri Sembawa

Dari PENAS XVI, Kementan Ajak Petani Millenial Jaga Ketahanan Pangan dengan Pertanian Organik

Dari PENAS XVI, Kementan Ajak Petani Millenial Jaga Ketahanan Pangan dengan Pertanian Organik

IST
Dari PENAS XVI, Kementan Ajak Petani Millenial Jaga Ketahanan Pangan dengan Pertanian Organik 

TRIBUNSUMSEL.COM - Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Sembawa unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan)  turut berpartisipasi meramaikan perhelatan pertanian, PENAS XVI tahun 2023 di Kota Padang, Sumatera Barat.

Melalui Milenial Agriculture Forum (MAF) langsung dari lokasi GELTEK Lapangan Udara Tabing pada selasa (13/6) mengusung tema petani millenial dukung ketahanan pangan dengan pertanian organik yang digelar secara offline dan online melalui applikasi zoom.

Pertanian organik modern didefinisikan sebagai sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Pengelolaan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan penggunaan pupuk organik menjadi salah satu cara mengurangi penggunaan pupuk kimia. 

“Dengan penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki kesuburan tanah. Dengan demikian, produksi pertanian bisa ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan.” kata Syahrul.

Hadir membuka webinar, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, menyampaikan berbagai upaya dilakukan untuk menjaga ketersediaan pangan. 

“Untuk menyediakan pangan dan kebutuhan masyarakat, Kementan terus menggerakkan pemanfaatan pekarangan masyarakat. Peran penyuluh penting agar mengedukasi masyarakat untuk mulai mengisi waktu luang dengan bercocok tanam mengembangkan pertanian urban farming," jelas Dedi.

Kondisi saat ini sedang tidak baik-baik saja mulai sejak pandemi covid-19, perubahan iklim, perang Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan krisis pangan global yang berdampak pada sarana prasarana mahal terutama harga pupuk yang mahal.

Peningkatan produktivitas yang signifikan diawali dengan ditemukannya varietas unggul dan pupuk. Kombinasi antara varietas dan pupuk dapat menggenjot produktivitas menjadi lebih tinggi. 

Melalui Gerakan Pertanian Pro Organik, yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal," kata Dedi.

Lebih detail disebutkan Dedi bahwa tujuan dari Genta Pro Organik ini, di antaranya dapat menyuburkan tanah-tanah Indonesia untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian disaat harga pupuk mahal serta  dapat menerapakn pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk menekan biaya produksi pertanian dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang mahal," imbuhnya
.
Webinar MAF yang dikemas dalam format talkshow kali ini menghadirkan 2 narasumber petani milenial yang sangat luar biasa  yakni Hariyanda Ade Sagita (P4S Hortisius agriculture centrum Duta Petani Milenial) serta Wahyu Nusa Lubis dari P4S Bukik Gompong Organik Garden.

Hariyanda menjelaskan tentang persepsi generasi muda dalam pertanian organic serta peran petani milenial sebagai agent of change yakni inovasi dan teknologi dibutuhkan untuk meningkatkan nilai tambah dari produk pertanian Indonesia. 

Untuk memanfaatkannya diperlukan kontribusi aktif dari para generasi muda. Hal ini diperlukan mengingat generasi muda sudah akrab dengan teknologi.

Wahyu Nusa Lubis memaparkan tentang integrated plantations system (IPS) menuju pertanian organik seutuhnya. 

“Pertanian organik pertanian yang selaras dengan alam, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Semua input yang diperlukan dan digunakan tersedia dari alam disekitar kebun karena terbentuknya agroekosistem yang saling mendukung.”jelas Wahyu

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved