seputar islam

Pengertian Puasa Arafah, Kapan Pelaksanaan dan Keutamaannya, Bagaimana Bila Waktu Arafah Berbeda?

Ibadah puasa Arafah ditujukan kepada mereka yang sedang tidak menjalankan ibadah haji. Tujuan puasa agar semakin takwa kepada Allah mendapat ridho-Nya

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/welly triyono
Pengertian Puasa Arafah, Kapan Pelaksanaan dan Keutamaannya, Bagaimana Bila Waktu Arafah Berbeda? 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Pengertian Puasa Arafah Adalah, Kapan Pelaksanaan dan Keutamaannya.

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijah. Waktu ini bertepatan dengan pelaksanaan ibadah wukuf di Arafah yang dilakukan oleh jamaah haji dai seluruh penjuru dunia. Karen itulah puasa ini dinamakan sebagai puasa Arafah.

Ibadah puasa Arafah ini ditujukan kepada mereka yang sedang tidak menjalankan ibadah haji.

Tujuan puasa Arafah ini agar semakin takwa kepada Allah mendapat ridho-Nya.


Hukum puasa Arafah ini adalah sunnah, tetapi pada umumnya orang mengerjakan ibadah ini karena keutamaannya yang luar biasa.


Puasa ini dikerjakan mulai terbit fajar pada 9 Dzulhijjah hingga waktu magrib. Bagi umat Muslim yang ingin berpuasa Arafah, bisa membaca niat sebagaimana puasa sunnah lainnya.

Niat puasa Arafah sebagai berikut:

“Nawaitu shouma arafah sunnatan lillahi ta’ala” artinya sengaja aku puasa sunnah Arafah karena Allah taala.

Bagaimana jika penanggalan pemerintah suatu negeri berbeda dengan Arab Saudi sehingga saat jamaah haji wukuf di Arafah, tanggal di negeri itu bukan 9 Dzulhijjah, puasanya ikut yang mana?

Apakah ikut jamaah haji wukuf atau ikut tanggal 9 Dzulhijjah pemerintah?


Dalam hal ini ada dua pendapat ulama. Pertama, mengikuti waktu wukuf di Arafah. Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Komite Fatwa Arab Saudi (Lajnah Daimah).

“Hari arafah adalah hari ketika kaum muslimin melakukan wukuf di Arafah. Puasa hari arafah dianjurkan, bagi orang yang tidak melakukan haji. Karena itu, jika anda ingin puasa hari arafah, maka anda bisa melakukan puasa di hari itu (hari wukuf). Dan jika anda puasa sehari sebelumnya, tidak masalah.”

Kedua, sesuai tanggal 9 Dzulhijjah di negeri masing-masing. Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Syaikh Utsaimin. Ia memfatwakan:


“Ketika di Mekah hilal terlihat lebih awal dari pada negara lain, sehingga tanggal 9 di Mekah, posisinya tanggal 8 di negara tersebut, maka penduduk negara itu melakukan puasa tanggal 9 menurut kalender setempat, yang bertepatan dengan tanggal 10 di Mekah. Inilah pendapat yang kuat. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Apabila kalian melihat hilal, lakukanlah puasa dan apabila melihat hilal lagi, jangan puasa.’”

Hikmah dan Keutamaan Puasa Arafah

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved