seputar islam

Haratul Lisan Adalah, Nama Terowongan Mina di Kota Mekkah, Tragedi Tahun 1990 dan Kondisi Sekarang

Terowongan yang menghubungkan Mekah menuju Mina dan Dataran Arafat ini dibangun dengan dana 15 miliar dollar AS pada tahun 1988.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/welly triyono
Haratul Lisan Adalah, Nama Terowongan Mina di Kota Mekkah, Tragedi Tahun 1990 dan Kondisi Sekarang. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Haratul Lisan Adalah, Nama Terowongan Mina di Kota Mekkah, Tragedi Tahun 1990 dan Kondisi Sekarang.

Haratul lisan adalah nama lain dari sebutan Terowongan Mina di kota Mekkah.

Terowongan Haratul Lisan atau Terowongan Mina  merupakan jalur pejalan kaki yang membentang di bawah pegunungan.

Struktur penghubung ini dibangun sepanjang 550 meter dengan lebar 18 meter dan berfungsi sebagai jalur khusus bagi para jemaah yang akan melaksanakan lempar jumrah.

Terowongan yang menghubungkan Mekah menuju Mina dan Dataran Arafat ini dibangun dengan dana 15 miliar dollar AS pada tahun 1988.

Terowongan Mina mengingatkan pada tragedi besar yang terjadi pada 2 Juli 1990. Saat itu, lebih dari 1.000 jemaah menjadi korban meninggal dunia karena desakan yang terjadi terowongan ini.

Dari ribuan korban, lebih dari 600 orang di antaranya merupakan jemaah haji asal Indonesia.

Dikutip dari kompas.com,  dalam keadaan normal, terowongan ini hanya mampu menampung sekitar 26.000 orang.


Adapun, saat peristiwa terjadi, terowongan dipenuhi oleh 50.000 orang. Hal ini kemudian diperparah dengan matinya kipas angin dan blower di dalam terowongan.

Kipas angin yang berfungsi mengalirkan oksigen mati, dan mengakibatkan udara di dalam terowongan pengap. Akibatnya, para jemaah merasa sesak napas dan kepanasan. Oleh karena itu, mereka yang berada di dalam kemudian panik dan bergegas keluar dari terowongan. Para jemaah datang dari dua arah, berdesak-desakan hingga menarik dan menginjak orang lain. Insiden ini terjadi tepat di mulut terowongan.

Menurut Harian Kompas, 29 Juli 1990, lokasi kejadian sepanjang 30 meter itu terbagi atas 10 meter ujung terowongan dan 20 meter ujung jembatan layang. Jalanan di lokasi ini memang menurun dan menjadi pertemuan bagi jemaah yang ingin masuk dan keluar dari terowongan.

Banyaknya jumlah peziarah saat kejadian menyebabkan bottleneck atau kemacetan pada ujung terowongan. Korban jatuh bukan hanya karena insiden berdesakan di dalam terowongan, tetapi juga karena jatuh dari jembatan layang setinggi 10 meter. Seperti diketahui, ujung terowongan menyambung langsung ke jembatan layang. Tragedi ini menyebabkan 1.426 jemaah meninggal dunia.

Sebagian besar korban berasal dari Malaysia, Indonesia, dan Pakistan dan disebut sebagai salah satu tragedi buruk dalam sejarah haji di zaman modern.

Terowongan Mina Sekarang

Pemerintah Arab Saudi kemudian memperbesar, memperluas, dan meninggikan terowongan hingga menjadi 40 meter dengan ventilasi yang besar memanjang di atas.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved