seputar islam

Pengertian Sai dalam Rukun Wajib Ibadah Umrah dan Haji, Lengkap dengan Tata Cara dan Bacaan Doa

berdasarkan istilah, Sa’i adalah salah satu rukun wajib di dalam haji dan juga umrah, jika tidak dilaksanakan maka tidak sah ibadah haji atau umrahnya

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/welly triyono
Pengertian Sai dalam Rukun Wajib Ibadah Umrah dan Haji, Lengkap dengan Tata Cara dan Bacaan Doa 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Pengertian Sai dalam Rukun Wajib Ibadah Umrah dan Haji, Lengkap dengan Tata Cara dan Bacaan Doa.

Sa’i dalam umrah dan haji adalah merupakan salah satu rukun ibadah keduanya.

Secara bahasa sa’i berarti bekerja atau berusaha atau berlari atau berjalan.

Sedangkan berdasarkan istilah, Sa’i adalah salah satu rukun wajib di dalam haji dan juga umrah, jika tidak dilaksanakan maka tidak sah ibadah haji atau umrahnya.

Sa’i merupakan perjalanan yang dilakukan dari Bukit Shafa menuju Bukit Marwah dengan 7 kali perjalanan.


Kenapa ibadahnya harus 7 kali seperti itu? Ternyata ada kisah dan sejarahnya.

Ibadah Sa’i berawal dari peristiwa istri Nabi Ibrahim yaitu Siti Hajar mencari air untuk anaknya Nabi Ismail, ia berlari dari Bukit Shafa ke Marwah. Ketika itu Nabi Ibrahim mendapat wahyu dari Allah SWT untuk pergi ke Mekkah dengan keluarganya. Ketika itu Mekkah masih asing dan belum ada pemukiman, masih alami sekali hanya ada lembah berpasir dan bukit tandus, dan air sangat minim.

Maka Nabi Ibrahim AS bersama istri dan anaknya menuju Mekkah dari Palestina. Ketika tiba di Mekkah Siti Hajar hanya dibekali persediaan air yang sedikit oleh suaminya. Nabi Ibrahim AS dengan wahyu yang diterima dari Allah SWT, maka ia meninggalkan istri dan anaknya. Hal ini membuat istrinya bersedih sebab ia ditinggal di daerah yang sepi.

Ketika Nabi Ibrahim akan meninggalkan istrinya, Siti Hajar menanyakan tujuan kemana ia pergi. Tetapi suaminya itu tidak mengeluarkan kata-kata apa pun. Ketika istrinya bertanya kembali apakah kepergiannya atas perintah Allah SWT, barulah Nabi Ibrahim mengiyakannya. Maka Siti Hajar menjadi tenang setelah mengetahui hal itu atas perintah Allah SWT.

 

Seiring berjalannya waktu persediaan air pun habis. Nabi Ismail AS yang masih bayi itu menangis karena kehausan. Lantas Siti Hajar berlari-lari mencari sumber air, ia mencari mata air dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah.

Siti Hajar pun terus berusaha mencari hingga 7 kali bulak balik. Saat ia sampai di Bukit Marwah, ia mendengar ada suara air dan mencari dimana sumber air itu berasal. Namun betapa terkejutnya ia, air muncul dari telapak kaki anaknya itu. Inilah yang dinamakan air zam-zam.

Kapan Waktu Pelaksanaan Sa’i?
Waktu pelaksanaan sa’i dilakukan sesudah tawaf ifadah. Dan bagi jamaah yang menunaikan haji ifrad atau haji qiran, ibadah sa’i bisa dilaksanakan sesudah tawaf qudu. Dengan begitu mengerjakan sa’i tidak usah dilakukan sesudah tawaf ifadah.

Amalan selama melaksanaan Sai


Ketika melakukan sa’i lebih banyak berdoa dan berdzikir menyucikan diri dari hadas dan najis dan menutup aurat
melakukan sa’i di tempat yg sudah ditetapkan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved