Berita Nasional

Husen Pelaku Mutilasi dan Cor Jasad Bos Galon di Semarang, Orangtua Kaget : Dia Anak Penurut

Narsidi orangtua Husen kaget bukan main saat tahu putranya jadi pembunuh sadis bos galon di Semarang mayat dimutilasi dan dicor.Adapun rumah Narsidi

Editor: Moch Krisna
kolase/Tribunjateng
Husen Pelaku Mutilasi dan Cor Jasad Bos Galon di Semarang 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Narsidi orangtua Husen kaget bukan main saat tahu putranya jadi pembunuh sadis bos galon di Semarang mayat dimutilasi dan dicor.

Adapun rumah Narsidi yang berada di dusun Gemilang RT 2 RW 5 Desa Sambong Banjarnegara Jawa Tengah sempat didatangi polisi.

Melansir dari Kompas TV, rabu (10/5/2023) Narsidi yang merupakan seorang petani tak menyangka banyak petugas kepolisi datang kerumah guna mencari keberadaan sang anak.

Dimata Narsidi sendiri sang anak Husen merupakan anak yang tidak banyak tingkah dan penurut

Hal itulah yang membuat Narsidi tak percaya dan kaget jika putranya melakukan pembunuhan tersebut.

Husen, diterangkan Narsidi sudah merantau selama 10 bulan  dan tidak pernah pulang bahkan saat lebaran.

"Sudah merantau sekitar 10 bulan, selama 10 bulan saya tidak menerima kabar, (husen) dihubungi juga nggak bisa. Saya tidak mau bicara banyak, takutnya saya melewati batas," kata Narsidi, orang tua Husen

Sementara itu, warga sekitar tempat tinggal orang tua Husen tidak menyangka jika Husen yang dikenal mereka selama ini, dikabarkan menjadi terduga pelaku pembunuhan.

Warga juga sempat melihat banyak petugas mendatangi kediaman keluarga Husen.

"Sempat kenal, (husen) di rumah biasa saja, nggak aneh-aneh. Sudah lama banget nggak ketemu. Ketangkapnya nggak disini, katanya ditangkapnya di Purwanegara.

Kaget banget, nggak nyangka, masa iya sampai kayak gitu," ujar Fitriansah, tetangga Husen

Kronologi Pembunuhan

Dalam pengakuannya Husen mengaku menunggu bosnya tertidur lelap sebelum membunuhnya.

Sesudah yakin bosnya tertidur di tempat usaha isi ulang galon dan gas, di Jalan Mulawarman Raya Tembalang, ia lantas mendekati korban.

Husen menhujamkan linggis sepanjang hampir satu meter ke arah pipi kanan korban, Kamis (4/5/2023) sekira pukul 20.30.

"Saya dua kali tusukan linggis ke pipi kanan dan pelipis kiri korban," ujarnya.

Sehabis mengeksekusi korban, Husen tanpa rasa berdosa keluar dari lokasi pembunuhan lalu menuju angkringan yang berada persis bersebelahan dengan tempat tersebut.

"Saya minum di situ sampai pukul 04.00, saya sempat cerita ke penjual angkringan saya bunuh bos."

"Jumat (5/5/2023) saya masuk lagi, saya mulai eksekusi lagi," katanya.

Eksekusi yang dimaksud adalah melakukan mutilasi terhadap tubuh korban.

Husen memotong tubuh majikannya sebanyak 4 bagian.

Bagian pertama kepala, kedua tangan, dan badan tanpa kepala, serta tangan.

"Saya potong menggunakan pisau dapur," ungkapnya.

Dia mengatakan, korban ketika dimutilasi masih bernapas, sebab masih terdengar suara ngorok atau suara terengah-engah.

Potongan tubuh itu lalu dibungkus ke dalam karung warna putih.

Tubuh tanpa kepala itu lalu diseret-seret ke lorong sisi selatan toko.

"Saya motong tubuh korban di ruang tengah, saya nyeret tanpa kepala dan tangan," katanya.

Alasannya memilih mengecor korban di lorong toko karena jarang yang mengakses tempat tersebut. 

Dia pun lantas mengambil semen dan pasir di rumah korban di Perumahan Bukti Agung Nomor 2, Kelurahan Sumurboto, Kecamatan Banyumanik, yang berjarak sekira 3 kilometer dari lokasi kejadian.

Proses pengecoran dilakukan pada Sabtu (6/5/2023) sore.

Lokasi korban dicor ditumpuk barang lainnya seperti bantal supaya tidak kelihatan.

"Bagian kepala dan lengan tidak ditanam, hanya cukup diberi semen dan pasir karena lubang selokan tidak cukup," papar Husen.

Pelaku kemudian mengambil karpet penuh darah, tas, dompet, dan uang Rp 7 juta milik korban.

Karpet, tas, dan dompet dibuang oleh korban.

Motif Membunuh

Husen mengungkapkan, alasan membunuh lantaran sakit hati sering dimaki dan dipukuli korban.

Pengakuan pelaku, dipukul oleh korban karena ada kesalahan kecil seperti salah pesanan jumlah galon maupun ada kerusakan mesin galon.

"Ya namanya kerja baru satu bulan kan ada kesalahan kecil, tapi bos selalu ringan tangan, saya sering dipukuli," katanya.

Pelaku dipukuli korban menggunakan tangan kosong di bagian bagian mata, pelipis, dan dada.

Proses pemukulan sering dilakukan selepas dua minggu bekerja di tempat tersebut.

"Alasan itu saya bunuh, rencana bunuh sejak Senin atau empat hari sebelum saya eksekusi," jelasnya.

Pelaku kerja di tempat tersebut baru satu bulan atau mulai dari awal Ramadan.

Ia bisa masuk kerja di tempat itu karena saat kerja di burjo atau Warmindo dekat lokasi kejadian sudah mengenal korban yang biasa suplai galon dan gas.

"Saya keluar kerjaan Warmindo, lalu masuk ke usaha korban."

"Namun, saya kecewa orang yang saya kira baik ternyata seperti itu," ungkapnya.

Husen menyebut, hendak kabur dari tempat kerja korban juga susah karena KTP ditahan.

"Korban sempat pula mengancam bila saya keluar dari kerjaan saya yang dihabisi, saya mau dibunuh," klaimnya

(*)

 

Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved