Berita SMK PP Negeri Sembawa
Masifkan Pertanian Organik dan Pembiayaan KUR, Kementan Sasar Generasi Millenial
Seiring meningkatnya kesadaraan di kalangan masyarakat tentang trend hidup sehat, tentunya juga semakin arif memilih bahan pangan yang bermutu aman ba
TRIBUNSUMSEL.COM -- Seiring meningkatnya kesadaraan di kalangan masyarakat tentang trend hidup sehat, tentunya juga semakin arif memilih bahan pangan yang bermutu aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan yang akhirnya mempengaruhi permintaan akan produk pertanian organik yang kian meningkat.
Saat ini, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian terus menggalakkan pertanian organik melalui Petani Milenial Akses KUR (TANI AKUR).
Pertanian organik modern didefinisikan sebagai sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Pengelolaan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan penggunaan pupuk organik menjadi salah satu cara mengurangi penggunaan pupuk kimia.
“Dengan penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki kesuburan tanah. Dengan demikian, produksi pertanian bisa ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan.” kata Syahrul.
Dalam upaya mensukseskan program pertanian organik, SMK PP Negeri Sembawa menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) volume 4 edisi 16 dengan mengangkat tema “Melalui Pertanian Organik dan Pembiayaan kredit usaha rakyat kita sukseskan pertanian sehat dan ramah lingkungan.” yang berlangsung secara daring melalui Aplikasi Zoom dan Live Streaming Youtube, pada Sabtu (29/04/2023).
Hadir membuka webinar, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, yang menyampaikan manfaat pangan organik yaitu untuk memenuhi kebutuhan tubuh atau makhluk hidup, yang kedua pangan harus menjadi sumber kehidupan yang layak, petani harus mendapatkan keuntungan dari pangan.
"Berbicara pertanian maka berbicara tentang tiga kebutuhan makhluk hidup yakni oksigen, kebutuhan makhluk hidup dalam air, nutrisi (nutrisi untuk manusia disebut pangan, nutrisi untuk hewan disebut pakan, nutrisi untuk tumbuhan disebut pupuk)” ujar Dedi.
Nutrisi untuk tanaman yakni disebut pupuk yang akan menggenjot produktivitas pertanian. Penggunaan di kalangan masyarakat kini sudah mencapai batas maksimum. Penggunaan pupuk yang berlebih akan mencemari tanah, penggunaan pestisida yang berlebihan akan mencemari tanah serta akan mencemari diri kita sendiri.
“Pemupukan yang berlebih tidak hanya meningkatkan risiko tanaman terkena serangan hama penyakit, tapi juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. “jelas Dedi.
Dedi menambahkan, pertanian saat ini menghadapi masalah penurunan produksi dan produktivitas karena penurunan kesuburan tanah. Di samping itu pupuk kimia sebagai pengungkit kesuburan tanah ikut terkerek.
Solusi dalam penggunaan pupuk berlebih yakni penggunaan pupuk organik, pupuk kimia yang kita tekan, penggunaan pestisida yang di tekan. Bahkan untuk meningkatkan kesuburan tanah maka harus kita galakkan pupuk hayati.”jelas Dedi Nursyamsi
Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong para petani untuk meningkatkan produktivitas.
“Gerakan tani pro organik ditujukan memanfaatkan sepenuhnya pupuk hayati, pembenah tanah dan pestisida nabati, mari terus genjot produktivitas”. ujar Dedi Nursyamsi.
Kepala SMK PP Negeri Sembawa, Yudi Astoni yang juga turut memberikan sambutan mengajak seluruh peserta mensukseskan program genta organik.
Perkuat Peran Brigade Pangan, 2085 Petani Ikuti Bimtek Serentak di Lampung |
![]() |
---|
Ratusan Siswa SMK-PP Negeri Kementan Antusias Ikuti Pembekalan PKL |
![]() |
---|
SMK- PP Negeri Sembawa Terima Penghargaan dari Polres Banyuasin, Dukung Ketahanan Pangan Nasional |
![]() |
---|
Tempo Langgar Kode Etik Jurnalistik, Fitnah Mentan Amran Poles-poles Beras Busuk |
![]() |
---|
Kementan Gandeng Pemkab Banyuasin Kolaborasi Wujudkan Sentra Pangan |
![]() |
---|