Berita Nasional

Irjen Teddy Minahasa Memohon Tak Divonis Mati, Singgung Kasusnya Pesanan Pejabat :Ada Perang Bintang

Hal tersebut terjadi saat Irjen Teddy Minahasa membacakan duplik atau tanggapan atas replik JPU di pengadilan negeri Jakarta Barat, Jumat (28/4/2023).

Editor: Moch Krisna
Youtube Kompas TV
Teddy Minahasa Memohon Tak Divonis Mati Kepada Hakim 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Irjen Teddy Minahasa memohon kepada Hakim untuk tidak memberikan vonis hukuman mati.

Hal tersebut terjadi saat Irjen Teddy Minahasa membacakan duplik atau tanggapan atas replik JPU di pengadilan negeri Jakarta Barat, Jumat (28/4/2023).

Irjen Teddy Minahasa diketahui jadi terdakwa dalam kasus peredaran 5 kilogram narkotika jenis sabu.

"Dengan segala hormat dan kerendahan hati, saya kembali memohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk mengadili saya dengan seadil-adilnya dalam perkara ini," ujar Teddy Minahasa melansir Tribunnews.com.

Untuk meyakinkan Majelis Hakim, Teddy Minahasa sampai mengutip dua kitab suci, yaitu Alkitab dan Alquran.

"Saya izin mengutip Firman Tuhan dalam Al-Kitab pada 1 Korintus Pasal 13 Ayat 4: Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri sendiri dan tidak sombong. Ayat 6: Ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan tetapi bersuka cita karena kebenaran," kata Teddy di dalam persidangan.

Berikut sederet dosa Irjen Teddy Minahasa hingga berujung dituntut hukuman mati.
Berikut sederet dosa Irjen Teddy Minahasa hingga berujung dituntut hukuman mati. (tribunnews.com/Teddy Minahasa)

Sementara dari Alquran, Teddy memilih membacakan Surah Yasin Ayat 82.

Ayat itu dibacakan Teddy Minahasa karena keyakinannya Hakim akan memutuskan perkara dengan adil sebagai perpanjangan tangan Tuhan di dunia.

"Saya yakin dan percaya bahwa Majelis Hakim Yang Mulia adalah wakil Tuhan. Innama amruhu idza aroda syaian ayyaqulalahu kun fayakun. Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya 'Jadilah' maka jadilah sesuatu itu."ujarnya.

Singgung Ada Perang Bintang

Teddy Minahasa menyebut ada perang bintang dalam kasus narkoba yang menjerat dirinya.

Adapun maksud dari perang bintang tersebut diduga ada sosok "pimpinan" yang menyuruh dua pejabat Polda Metro Jaya atau PMJ untuk menyeretnya ke dalam kasus peredaran narkoba.

"Patutlah saya menarik suatu kesimpulan bahwa di internal Polri telah terjadi persaingan yang tidak sehat, atau adanya nuansa perang bintang," kata Teddy Minahasa.

Teddy menerangkan, terdapat dua orang pejabat Polda Metro Jaya yang secara langsung memohon maaf karena telah menyeretnya dalam kasus ini.

Kedua orang itu adalah mantan Direktur dan Wakil Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya yaitu Brigjen Mukti Juharsa dan AKBP Dony Alexander.

Keduanya menghampiri Teddy Minahasa sembari mengatakan "Mohon maaf jenderal, ini semua perintah pimpinan".

Tak hanya itu, Teddy Minahasa menuding adanya kedekatan antara Jaksa Penuntut Umum (JPU) dengan penyidik yang menangani perkara ini.

Hal ini membuat Teddy Minahasa yakin kasus yang sedang menjeratnya merupakan pesanan pejabat tertentu.

"Dalam konteks ini, untuk mengawal agar perintah dari pimpinan penyidik tadi berlangsung atau berproses dengan tanpa hambatan," kata dia.

Dituntut Hukuman Mati

Diberitakan sebelumnya, Teddy Minahasa dituntut hukuman mati oleh JPU dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, pada Kamis (30/3/2023).

JPU memiliki sejumlah pertimbangan hal yang memberatkan bagi Teddy Minahasa mengapa diberikan tuntutan hukuman mati.

Dalam perkara ini, Teddy didakwa dengan Pasal 114 Ayat 2 Subsider Pasal 112 Ayat 2 Jo Pasal 55 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Kasus ini bermula pada saat Polres Bukittinggi hendak memusnahkan 40 kilogram narkoba jenis sabu hasil pengungkapan.

Namun, Teddy Minahasa, yang pada saat itu menjabat Kapolda Sumatera Barat diduga memerintahkan Mantan Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara untuk menukar sabu sebanyak 5 kilogram dengan tawas.

Inilah Alasan Irjen Teddy Minahasa Dituntut Hukuman Mati.
Inilah Alasan Irjen Teddy Minahasa Dituntut Hukuman Mati. (HO/Tribun Medan)

Diketahui bahwa enam terdakwa perederan narkoba lainnya sudah selesai menjalani sidang tuntutan.

Tuntutan hukuman yang mereka terima di atas 10 tahun penjara, paling berat yakni 20 tahun penjara.

Enam terdakwa tersebut di antaranya mantan Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara, Mantan Kapolsek Kalibaru Kompol Kasranto, Mantan Anggota Satresnarkoba Polres Jakarta Barat Aiptu Janto Parluhutan Situmorang, Linda Pujiastuti alias Anita Cepu, Syamsul Maarif alias Arif, dan Muhamad Nasir alias Daeng.

Daftar Tuntutan 7 Terdakwa Kasus Peredaran Narkoba

Terdapat tujuh terdakwa dalam kasus peredaran narkoba jenis sabu yang merupakan barang bukti hasil penyitaan Polres Bukittinggi tersebut.

Berikut rincian tuntutan hukuman tujuh terdakwa tersebut:

1. AKBP Dody Prawiranegara: 20 tahun penjara

2. Linda Pujiastiti alias Mami Linda: 18 tahun penjara

3. Kompol Kasranto: 17 tahun penjara

4. Syamsul Ma'arif: 17 tahun penjara

5. Muhammad Nasir alias Daeng: 11 tahun

6. Aiptu Janto Parluhutan Situmorang: 15 Tahun

7. Irjen Teddy Minahasa: Hukuman mati.

(*)

Baca berita lainnya di Google News.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved