Berita Nasional

Media Asing Sorot Kekejaman Mbah Slamet, Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Bunuh 12 Pasiennya

Media asing ikut menyorot kekejaman Tohari alias Mbah Slamet dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah yang tega membunuh belasan pasiennya.

Kolase Tribun Jateng
Sederet Media Asing Ikut Menyorot Kekejaman Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Bunuh 12 Pasiennya. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Media asing ikut menyorot kekejaman Tohari alias Mbah Slamet dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah yang tega membunuh belasan pasiennya.

Sejauh ini sudah 12 jenazah korban Mbah Slamet yang berhasil ditemukan.

Dkutip dari KompasTV.COM, Jumat (7/4/2023), media asing yang memberitakan Mbah Slamet adalah Media Inggris, BBC dan media Malaysia, The M Star.

Media Inggris, BBC, Kamis (6/4/2023), mengungkapkan bagaimana aksi keji dilakukan dukun bernama Tohari alias Mbah Slamet, 45 tahun.

Baca juga: VIRAL Guruh Soekarnoputra Sampai Nangis Diurut Ida Dayak, Bersyukur Tangannya Sudah Bisa Ditekuk

Media itu mengungkapkan bahwa setidaknya 12 jasad ditemukan terkubur di halaman dukun tersebut.

Mereka menuliskan bahwa polisi Indonesia telah menangkap Mbah Slamet setelah penemuan itu.

“Polisi mengatakan ia berjanji secara gaib akan menggandakan uang, dan ketika klien menginginkan uang mereka kembali ia meracuni mereka,” tulis BBC.

Mbah Slamet pun didakwa dengan pembunuhan berencana terhadap para korban di rumahnya di Banjarnegara, Jawa Tengah.

BBC mengungkapkan Tohari ditangkap pada pekan ini, setelah putra korban terbarunya melaporkan kepada polisi bahwa ayahnya diketahui terakhir kali berada di rumah sang dukun.

Keluarga korban yang bernama Paryanto itu tak bisa menghubunginya sejak 24 Maret.

Pihak otoritas kemudian mendatangi rumah Tohari di Desa Balun, Senin (3/3), di mana mereka menemukan beberapa kuburan dangkal di lokasi terdekat.

Selain BBC, media Malaysia, The M Star, juga memberitakan kasus mengenai pembunuhan keji dukun Mbah Slamet.

Media itu mengatakan bahwa sang korban, Paryanto memberikan uang sebesar Rp70 juta untuk digandakan menjadi Rp5 miliar.

Menurut The M Star, Paryanto memberikan uang itu ke Mbah Slamet pada Juli 2022 lalu, dan setelah selama beberapa bulan tak ada hasil, Paryanto meminta Mbah Slamet mengembalikan uangnya.

Keduanya kemudian bertemu pada 23 Maret, dan sejak itu keberadaan Paryanto tak diketahui.

Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan Mbah Slamet mengakui membunuh Paryanto dan korban lainnya.

Hendri mengatakan Slamet mengakui telah membunuh Paryanto dan korban lainnya dengan memberikan mereka minuman yang diberikan potasium sianida.

The M Star mengungkapkan bahwa korban-korban kejahatan Mbah Slamet berasal dari Jakarta, Palembang dan Tasikmalaya.

Masa Lalu Mbah Slamet

Tohari alias Mbah Slamet dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah yang membunuh belasan pasiennya ternyata berstatus residivis.

Tak tangung-tanggung, Mbah Slamet bahkan sudah dua kali dipenjara atas kasus peredaran uang palsu.

Hal ini diungkap Kapolres Banjarnegara, Hendri Yulianto, kapolres banjarnegara kepada wartawan.

"Saya dapat informasi jejak digital bahwa saudara Tohari ini memang pelaku resedivis pemalsuan uang," ujarnya dilansir dari Kompas TV, Kamis (6/4/2023).

Masa Lalu Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Ternyata Seorang Residivis.
Masa Lalu Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Ternyata Seorang Residivis. (Kolase Tribun Jateng)

Lanjut dijelaskan, Mbah Slamet pernah ditangkap atas kasus peredaran uang palsu tahun 2019 lalu.

Sebelum itu, Mbah Slamet juga pernah merasakan dinginnya jeruji besi atas kasus serupa.

"Sekarang Tim Resmob turun ke Pekalongan, tidak ada hubungannya dengan upal (uang palsu) itu tapi pembunuhan berencana," ujarnya.

Ngaku Membunuh Sejak 2020

Mbah Slamet dukun pengganda uang asal Banjarnegara mengaku telah membunuh sejak tahun 2020.

Dirinya bahkan sampai tak ingat nama-nama pasien yang menjadi korbannya.

Seperti diketahui di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah 12 mayat  korban pembunuhan Tohari (45) alias Mbah Slamet ditemukan terkubur.

Mbah Slamet ternyata telah melancarkan aksinya semenjak tahun 2020 dengan modus melipatgandakan uang yang korban setorkan.

Dahsyatnya Potasium yang Diberikan Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Cuma Tahan 5 Menit (Kolase Tribun Jateng)

Mbah Slamet diduga telah melancarkan aksinya sejak tahun 2020.

Hal tersebut diungkapkan Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto saat di lokasi penemuan mayat Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023) petang.

"Sejak 2020 pengakuannya tersangka," kata Hendri.

Namun polisi masih terus mendalami keterangan tersangka karena masih kerap berubah-ubah.

Hendri melanjutkan, saat dibawa ke lokasi penemuan mayat, Mbah Slamet tidak ingat nama-nama 12 korban yang telah dibunuh dan dikuburkan.

"Ditanya lubang ini atas nama siapa lupa," ujar Hendri.

Mbah Slamet diajak ke lokasi untuk menunjukkan lubang-lubang bekas kuburan yang telah dibongkar.

Mbah Slamet hanya mengingat korban pertama yang ditemukan, yaitu Paryanto (53) warga Sukabumi, Jawa Barat, dan kuburan terakhir yang dibongkar atas nama Irsyad dan pasangannya, warga Lampung.

Hendri menjelaskan, korban pertama atas nama Paryanto (53) asal Sukabumi, Jawa Barat, ditemukan pada Sabtu (1/4/2023) malam.

Kemudian pada Senin (3/4/2023), ditemukan sembilan mayat.

Sedangkan pada Selasa sore ditemukan kembali dua mayat, yang diidentifikasi berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

"Dua jenazah yang baru ditemukan langsung kami otopsi malam ini," ujar Hendri.

Pengakuan Istri Mbah Slamet

Sebelumnya, Seneh, istri Mbah Slamet, mengaku tidak mengetahui aktivitas ritual suaminya saat mengajak tamunya ke ruangan khusus tersebut.

Sejak Mbah Slamet ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana oleh Polres Banjarnegara, Sanem mengaku kehidupannya biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa.

Setahu Sanem, memang banyak orang datang bertamu menemui Mbah Slamet.

Tapi sejauh ini dirinya menegaskan tidak tahu obrolan mereka.

Istri Mbah Slamet pelaku pembunuhan berantai yang mengaku sebagai dukun pengganda uang di Banjarnegara akhirnya buka suara.

Seneh (49), istri Tohari alias Mbah Slamet mengaku tak tahu soal profesi suaminya yang jadi dukun pengganda uang.

Senem mengaku selama 25 tahun menikah, yang ia tahu sang suami hanya kerja serabutan.

Selama ini Seneh juga tak pernah bertanya asal usul uang yang selalu diberikan Mbah Slamet.

Kini Seneh mengaku kaget, sang suami jadi pelaku pembunuhan berantai.

Total ada 12 pasien yang dibunuh oleh Mbah Slamet.

"Iya, total ada 12 jenazah ditemukan," kata Kabibdhumas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Alqudusy kepada wartawan di kantor Polda Jateng, Selasa (4/4/2023) sore.

Pria asal Banjarnegara, Jawa Tengah itu kini telah diamankan polisi bersama seorang asistennya yakni BS (32) warga Comal, Pemalang.

Kasus ini terungkap usai polisi menemukan jasad PO (53) terpendam di jalan setapak menuju hutan Desa Balun, Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara, Minggu 2 April 2023 lalu.

PO sempat memberi pesan kepada sang anak untuk melapor ke aparat kepolisian jika dirinya tak kunjung kembali dari rumah tersangka.

Setelah dilakukan penyelidikan, polisi kembali menemukan sembilan jasad di ladang milik tersangka , Senin 2 April 2023.

Ditambah dengan korban PO berarti ada 10 jasad.

Petugas kembali menemukan dua jasad lagi hari ini, sehingga total ada 12 jasad.

Sementara itu, menurut cerita Seneh, istri dari Mbah Slamen mengatakan, jika dirinya sempat merasa terkejut karena suaminya ditangkap polisi.

Seneh mengaku tidak tahu dengan aktifitas sang suami selama 25 tahun berumah tangga.

Menurutnya, sang suami memang kerap menerima tamu-tamu.

"Saya kurang tahu, saya juga kaget. Kerjaan bapak tidak jelas dan serabutan. Saya sudah berkeluarga selama 25 tahun," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (4/4/2023).

Ia tahu kalau suaminya sering menerima tamu namun dirinya jarang berkomunikasi dengan para tamu tersebut.

"Saya juga tidak pernah tanya-tanya," imbuhnya dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jateng

Tersangka diketahui sudah 1 tahun tidak pulang usai bertemu dengan seseorang asal Pagentan.

Namun demikian Istri tersangka juga mengaku merasa biasa saja.

"Saya biasa-biasa saja karena tidak tahu dengan aktifitas bapak.

Cuma sempat kaget saat diseret-seret di kebun oleh polisi," katanya.

Sang istri menceritakan suaminya itu terakhir bertemu saat awal puasa.

Namun pergi lagi entah kemana dan hanya pulang sebentar saja.

Dengan ditangkapnya sang suami, tanggapan masyarakat juga biasa saja dan tidak ada yang aneh.

"Tidak ada imbasnya dari masyarakat dan biasa saja," jelasnya.

 

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas TV

Baca berita menarik lainnya di Google News

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved