Seputar Islam

4 Contoh Naskah Khutbah Gerhana Matahari 20 April 2023 dari Kemenag RI

Kumpulan Khutbah Gerhana Matahari untuk umat islam agar selalu ingat dan bertaqwa pada Tuhan Allah Swt lengkap.

Penulis: M Fadli Dian Nugraha | Editor: Abu Hurairah
Tribun
Kumpulan Khutbah Gerhana Matahari untuk umat islam agar selalu ingat dan bertaqwa pada Tuhan Allah Swt lengkap. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Berikut ini contoh teks khutbah gerhana matahari Hibrid di wilayah Indonesia.

Khutbah gerhana bulan total menjadi rangkaian dari pelaksanaan sholat gerhana bulan atau sholat khusuf.

Diketahui, peristiwa Gerhana Matahari Hibrid pada Kamis, 20 April 2023.

Inilah Kumpulan Khutbah Gerhana Matahari dilansir Kementrian Agama RI, suaramuhammadiyah.id, Scribd.

Baca juga: 20 Pantun Lebaran Idul Fitri 2023 Lucu Kocak dan Menghibur untuk Sahabat Hingga Keluarga

1. Khutbah Gerhana Matahari

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَوَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَأَمَّا بَعْدُ فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ اتَّقُوْا اللهَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Jamaah Rahimakumullah,Marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa, yaitu istiqamah dalam mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Dengan demikian, mudah-mudahan kita akan menjadi umat yang terbaik dan unggul serta mendapat keridhaan Allah SWT di dunia dan di akhirat.Jamaah Rahimakumullah,Allah berfirman dalam surah al-Imran ayat 190-191:

إنَّ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS Ali Imran:190-191).

Hanya ulil albaab (orang-orang yang berfikir dengan iman) yang mau merenungi makna gerhana dan mengambil hikmahnya. Gerhana kadang tampak menakutkan.

Secara perlahan matahari menjadi gelap sebagian, lalu selama beberapa saat matahari berada pada fase gelap total, dan kemudian secara perlahan kembali pada wujudnya yang cemerlang.

Seolah matahari “dimakan” sesuatu yang luar biasa. Saat siang sinar matahari tiba-tiba gelap. Muncullah berbagai mitos di berbagai masyarakat.

Sebagian masyarakat ada yang percaya dengan mitos bahwa saat gerhana matahari dimakan raksasa sehingga orang-orang memukul berbagai benda untuk mengusir raksasa itu.

Dan itu dianggap berhasil ketika matahari kembali benderang.Sebagian masyarakat percaya juga dengan mitos yang mengaitkan gerhana dengan pertanda buruk tertentu. Pada zaman Rasululah SAW, mitos itu pun terekam di dalam beberapa hadits.

Saat putra Rasululah SAW, Ibrahim, wafat terjadi gerhana sebagian di wilayah Madinah. Orang-orang ada yang mengaitkan kematian Ibrahim dengan kejadian gerhana.

Namun Rasulullah SAW membantahnya dan mengajarkan nilai-nilai tauhid untuk menyikapinya. Kalau pun ada ketakutan yang muncul, takutlah kepada Allah yang menciptakan gerhana.

bukan takut kepada gerhananya atau mitos-mitos yang tak jelas logikanya.Di dalam hadits Abû Burdah dari Abû Mûsâ Radhiyallâhu ‘anhu, dikisahkan peristiwa gerhana di Madinah:“Ketika terjadi gerhana matahari, Nabi Saw.

langsung berdiri terkejut dan merasa ketakutan kiamat akan datang. Beliau pergi ke masjid dan melakukan sholat yang panjang berdiri, ruku’, dan sujudnya. Setelah itu Nabi bersabda,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ الله لاَ يَنْخَسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ وَكَبّرُوْا، وَصَلُّوا ، وَتَصَدَّقُوْا ……

“Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah tanda-tanda kebesaran Allah, di mana keduanya tidak akan terjadi gerhanadisebabkan karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat sesuatu dari gerhana, maka takutlah dan bersegeralah berdo’a kepada Allah memohon ampunan-Nya, bertakbirlah dan dirikanlah shalat dan bersedakahlah.” (Muttafaq ‘Alaihi)

Jamaah Rahimakumulah,Ya, gerhana hanyalah salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. Dengan sains, kita bisa lebih banyak mempelajari ayat-ayat-Nya di alam ini.

Gerhana memberi banyak bukti bahwa alam ini ada yang mengaturnya, Allah yang mengatur peredaran benda-benda langit sedemikian teraturnya sehingga keteraturan tersebut bisa diformulasikan untuk prakiraan. Allah berfirman:

وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ

Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. (QS Ibrahim:33)

Matahari dan Bulan beredar pada orbitnya masing-masing, bagaimana bisa menyebabkan gerhana? Pada awalnya orang-orang menganggap bumi diam, bulan dan matahari yang mengitari bumi dalam konsep geosentris.

Kemudian berkembang pemahaman matahari yang diam sebagai pusat alam semesta, benda-benda langit yang mengitarinya, dalam konsep heliosentris. Bulan dan Matahari juga dianggap punya cahayanya masing-masing.

Tetapi Al-Quran memberi isyarat, bahwa walau terlihat sama bercahaya, sesungguhnya bulan dan matahari berbeda sifat cahayanya dan gerakannya. Allah SWT berfirman:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS Yunus:5).

Ayat ini bukan hanya mengungkapkan perbedaan sifat cahaya matahari dan bulan, tetapi juga perbedaan geraknya.

Perbedaan orbitlah yang menyebabkan matahari tampak tidak berubah bentuknya, sedangkan bulan berubah-ubah bentuknya sebagai perwujudan perubahan tempat kedudukannya (manzilah-manzilah) dalam sistem bumi-bulan-matahari.

Kini sains bisa mengungkapkan sifat gerak dan sumber cahaya bulan dan matahari.Gerak harian matahari dan bulan, terbit di Timur dan terbenam di Barat, hanya merupakan gerak semu. Karena sesungguhnya bumilah yang bergerak.

Bumi berputar pada porosnya sekali dalam sehari sehingga siang dan malam silih berganti dan benda-benda langit pun tampak terbit dan terbenam, seperti halnya matahari dan bulan.

Sesungguhnya gerak yang terjadi bukan hanya bumi yang berputar pada porosnya, tetapi juga matahari dan bulan beredar pada orbitnya. Bulan mengorbit bumi, sementara bumi mengorbit matahari, dan matahari pun tidak diam, tetapi bergerak juga mengorbit pusat galaksi.

Cahaya matahari berasal dari reaksi nuklir di intinya, sedangkan bulan berasal dari pantulan cahaya matahari. Efek gabungan sudut datang cahaya matahari dan sudut tampak dari permukaan bumi menyebabkan bulan tidak selalu tampak bulat.

Tetapi berubah-ubah dari bentuk sabit ke purnama yang bulat, dan kembali lagi ke sabit tipis seperti pelepah kering. Allah SWT berfirman,

وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam, Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.

Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk pelepah yang tua.

Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS Yaasiin: 37-40).

Walau tampak matahari dan bulan berjalan pada jalur yang sama, tidak mungkin keduanya bertabrakan atau saling mendekat secara fisik, karena orbitnya memang berbeda.

Perjumpaan bulan dan matahari saat gerhana matahari hanyalah ketampakkannya, ketika matahari tampak terhalang oleh bulan yang berada di antara matahari dan bumi.

Dan pada saat gerhana bulan, bulan dan matahari berada pada posisi yang berseberangan sehingga cahaya matahari yang mestinya mengenai bulan, terhalang oleh bumi. Bulan purnama menjadi gelap karena bayangan bumi.

Jamaah Rahimakumulah,Sains menjelaskan fenomena yang sesungguhnya. Sains menghilangkan mitos dan meneguhkan keyakinan akan kekuasaan Allah.

Gerhana kita ambil hikmahnya, bahwa Allah menunjukkan kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya dengan fenomena itu. Keteraturan yang luar biasa yang Allah ciptakan memungkinkan manusia menghitung peredaran matahari untuk digunakan dalam perhitungan waktu dan digunakan untuk memprakirakan gerhana.

Mari kita buktikan bahwa sains telah memprediksi gerhana pagi ini. Ketika kita menyaksikan kebenaran prakiraan sains, bukan kebanggaan intelektual yang kita tunjukkan melainkan ungkapan:Ya Tuhan Kami.

Tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau (dari segala kekurangan), maka (ampunilah segala kesalahan penjelahan intelektual kami dan) peliharalah Kami dari siksa neraka.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ وَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الُمْسِلِمْينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ فَيَا فَوْزَ المُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ  

Khutbah Kedua

الحَمْدُ ِللهِ الَّذِى خَلَقَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالقَمَرَ نُوْرًا وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنأَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ اتَّقُوْا اللهَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Jamaah Rahimakumulah,Allah SWT berfirman dalam surah al-Qiyamah ayat 6-12:

يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُالْقِيَامَةِ فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ وَخَسَفَالْقَمَرُ وَجُمِعَالشَّمْسُوَالْقَمَرُ يَقُولُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ كَلَّا لَا وَزَرَ إِلَىٰ رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ

“Dia bertanya, “Kapankah hari kiamat itu?,” Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata, “Ke mana tempat lari?” tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhan-Mu tempat kembali pada hari itu.”


Setelah kita melaksanakan shalat gerhana dan merenungi hikmah di balik itu, marilah kita akhiri khutbah ini dengan mohon ampunan dan mohon kekuatan untuk menjejaki kehidupan kita selanjutnya.

إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَااَّلذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وعلى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌاللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الحَاجَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ , اللّهُمَّ لا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لايَخَافُكَ وَلا يَرْحَمُنَا , اللّهُمَّ أَعِزَّ الإسْلامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَذِّلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَانْصُرْ عِبَادَكَ المُؤْمِنِيْنَ رَبَّنَا لاتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّاب رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِعِبَادَ اللهِ . إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإ حْسَانِ وَاِيْتَآءِ ذِيْ القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكَمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

2. Khutbah Gerhana Matahari

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ . وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ , لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَمِنْهُ الْمُبْتَدَأُ وَإِلَيْهِ الْمُنْتَهَى وَالْمَآب . وَأَشْهَدُ أَنَّ محمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْحِسَاب . أَمَّا بَعْدُ . فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ . قَالَ اللهُ تَعَالَى : أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ .

Segala pujian hanya bagi Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya, mengatur dan memberinya petunjuk sehingga tercipta harmoni yang begitu indah.

Shalawat dan salam tercurah limpah untuk baginda Rasulullah Saw. Semoga semakin hari semakin cantik ihsan kita kepada sesama, dan semakin mulia diri kita di sisi Allah SWT.

Maha Kuasa Allah SWT yang telah menjadikan matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus, dengan bumi berada di tengah. Sehingga terjadilah gerhana bulan.

Dia-lah Allah, yang menciptakan, mengatur dan memelihara alam semesta ini, saat kita meyakini hal tersebut maka hakikatnya kita telah bertauhid dengan tauhid Rububiyah-Nya.

Meyakini bahwa Allah merupakan Rabb semesta alam saja tidaklah cukup, sebab orang-orang kafir sekalipun, manakala ditanya mengenai siapa yang telah menciptakan langit dan bumi, mengedarkan matahari dan rembulan, semua akan menjawab Allah (QS. Al-Ankabut: 61).

Begitupun ketika mereka ditanya mengenai siapa yang menurunkan air dari langit (hujan), yang dengannya bumi yang mati, kering dan tandus menjadi hidup, tumbuh dan subur.

Maka mereka juga akan menjawab Allah (QS. Al-Ankabut: 63). Maka, menjadi keniscayaan bagi kita untuk sadar diri akan kewajiban kita kepada-Nya, seperti salat wajib yang lima waktu, atau mengeluarkan hak dari harta kita yang barangkali lebih dari cukup dalam bentuk sedekah ataupun zakat.

Menjadi insan Rabbaniy merupakan sifat yang harus didambakan oleh setiap Muslim. Rabbaniy berasal dari kata Rabbun yang bisa diartikan Sang Pencipta, Pengatur, Yang Menghidupkan dan Mematikan makhluk, yakni Allah SWT. Dari sini dapat dipahami bahwa Rabbaniy merupakan sifat yang dinisbahkan kepada Allah SWT.

Seorang muslim yang Rabbaniy ini setidaknya harus memiliki dua kesadaran, yakni kesadaran dari mana dia berasal, dan kesadaran ke mana dia akan pergi atau akan kembali. Sudah barangtentu jawaban dari keduanya ialah Allah SWT.

Sesungguhnya salatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

Sejak dahulu, orang menyikapi terjadinya gerhana setidaknya menjadi dua kelompok, yakni mereka yang menyikapinya sesuai dengan tuntunan Nabi dan mereka yang menyikapinya cenderung pada mitos dan tahayul.

Sekalipun mungkin ada kelompok yang menyikapinya dengan acuh tak acuh serta mereka yang terlalu menuhankan ilmu pengetahuan, sehingga meyakini terjadinya gerhana hanya sebatas fenomena alam semata. Sebagai insan Rabbaniy, tentu kita akan berusaha menjadi golongan yang pertama.

Allah SWT berfirman dalam QS. Fushilat: 37,

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika Dialah yang kamu hendak sembah.

Kita teringat salah satu teladan yang dilakukan oleh KH. Bagus Hadikusumo juga Buya HAMKA saat menolak melakukan upacara seikerei.

Sebuah ritual dalam budaya Jepang yaitu sikap menghormat dan membungkukkan badan atau melakukan gerakan ruku’ ke arah matahari terbit setiap pagi. Ditegaskan dalam ayat ini, وَاسْجُدُوا لِلهِ – dan hendaklah kita melakukan ruku’ dan sujud hanya kepada Allah SwT semata.

Dalam ayat lain, QS. Yunus: 5,

هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلشَّمْسَ ضِيَاءً وَٱلْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُۥ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْأيٰتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Dialah yang menjadikan matahari bersinar, bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).

Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.

Allah SwT menggunakan istilah Dhiyā untuk matahari, sementara Nūr untuk rembulan. Seolah menunjukkan bahwa cahaya yang dimiliki oleh keduanya tidaklah sama, sebagaimana kita tahu bahwa bulan tidak menghasilkan cahayanya sendiri.

Berbeda dengan matahari yang menghasilkan cahayanya sendiri, bi-idznillāh. Makna (الضياء) yakni cahaya yang keluar dari sesuatu itu sendiri, seperti lampu.

Makna (النور) yakni cahaya yang berasal dari pantulan benda lain, semisal cahaya pantulan dari cermin.

Melalui ayat ini pula, para cendekiawan muslim dan mereka yang memahami ilmu astronomi (falak) dapat mengetahui kapan terjadinya gerhana, kapan waktu salat, puasa Ramadhan, tanggal 1 Syawal, puasa arafah, dan sebagainya sehingga memiliki kemaslahatan secara luas.

Berkaitan dengan terjadinya gerhana, kita jumpai sabda Rasulullah SAW di antaranya dalam kitab hadis sahih Bukhari:

Diriwayatkan melalui Ummul Mukminin, ‘Aisyah ra. : “pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW. Kemudian beliau mendirikan shalat bersama orang banyak… dan seterusnya Ummul Mukminin menjelaskan tata cara salat gerhana yang dilakukan oleh Rasulullah bersama para sahabat, kemudian di dalam riwayat tersebut terdapat juga pesan Baginda SAW:

… إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidaklah gerhana itu disebabkan karena meninggal atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah.”

… ثُمَّ قالَ : يا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ واللَّهِ ما مِن أحَدٍ أغْيَرُ مِنَ اللَّهِ أنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أوْ تَزْنِيَ أمَتُهُ، يا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ واللَّهِ لو تَعْلَمُونَ ما أعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا ولبَكَيْتُمْ كَثِيرًا.

“Wahai umat Muhammad, demi Allah, Allah sangat benci dengan hamba-Nya yang melakukan zina, baik laki-laki maupun perempuan. Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku tahu, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari).

Jamaah Shalat Gerhana Bulan Rahimakumullah,

Melalui sabda beliau, setidaknya ada beberapa point yang menjadi catatan kita:

Dalam hadis ini terdapat perintah yang menjadi sunnah bagi umat Nabi SAW untuk mendirikan shalat, berdzikir, bertakbir, dan bersedekah kala terjadi gerhana, serta perintah untuk berdoa dan tunduk kepada Allah Swt.

Kemudian penjelasan tentang shalat gerhana dan perbedaannya dengan shalat-shalat lainnya, Selain itu juga sebuah tanggapan terhadap mereka yang mengklaim bahwa planet-planet atau benda-benda langit memiliki pengaruh terhadap nasib baik atau buruk manusia.

Juga dorongan untuk berbuat kebaikan, terutama sedekah, yang manfaatnya sangat banyak, Bahkan peringatan dan ancaman keras atas maksiat zina.


Demikianlah khutbah Gerhana pada malam hari ini. Akhirnya, sebagai penutup khutbah ini marilah bersama kita panjatkan doa ke hadirat Allah SWT dengan hati yang ikhlas dan tunduk, mudah-mudahan Allah SWT memperkenankan.

الحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ، حمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكاَفِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ . اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ . وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Baca juga: 35 Ide Ucapan Hampers Lebaran 2023 Terbaik Penuh Doa dan Makna di Hari Raya Idul Fitri


3. Khutbah Gerhana Matahari


‫ص ِّل‬ َ ‫ور ثُ َّم الَّ ِذينَ َكفَرُوا بِ َربِّ ِه ْم يَ ْع ِدلُونَ اللّهُ َّم‬ َ ُّ‫ت َوالن‬ ِ ‫الظلُ َما‬ُّ ‫ض َو َج َع َل‬ َ ْ‫ت َواَأْلر‬ َ َ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي خَ ل‬ ِ ‫ق ال َّس ٰ َم َوا‬ ِ ْ‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِع ْينََأ َّما بَ ْع ُد فَيَآ َأيُّهَا ال ُمْؤ ِمنُوْ نَ اتَّقُوْ ا هللاَ ُأو‬ ‫ص ْي ُك ْم‬ َ ‫ك ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬َ ِ‫َو َسلِّ ْم عَلى َع ْب ِد َك َو َرسُوْ ل‬َ‫َّاي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطَا َعتِ ِه فَقَ ْد فَازَ ال ُمتَّقُوْ ن‬َ ‫َوِإي‬

Jamaah Rahimakumullah, Marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kitakepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa, yaitu istiqamah dalam mengerjakan segalaperintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Dengan demikian, mudah-mudahan kitaakan menjadi umat yang terbaik dan unggul serta mendapat keridhaan Allah SWT di dunia dandi akhirat.

Jamaah Rahimakumullah, Allah berfirman dalam surah al-Imran ayat 190-191:

ِ ‫ت ُأِلولِي اَأْل ْلبَا‬ ‫الَّ ِذينَ يَ ْذ ُكرُونَ هَّللا َ قِيَا ًما‬ ‫ب‬ ِ َ‫ف اللَّ ْي ِل َوالنَّه‬ ٍ ‫ار آَل يَا‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬ ْ ‫ض َو‬ ِ ‫اختِاَل‬ ِ ‫ق ال َّس ٰ َم َوا‬ِ ‫إن فِي َخ ْل‬ َّ َ َ َ َ‫اط ُسب َْحان‬ ‫اًل‬ َ ٰ ْ َ ِ َ‫ض َربَّنَا َما َخلقتَ هَذا ب‬ ‫َأْل‬ ٰ ْ ِ ‫َوقُعُودًا َو َعل ٰى ُجنوبِ ِه ْم َويَتَفكرُونَ فِي َخل‬ َّ َ ُ َ ‫اب‬ َ ‫ك فقِنَا َعذ‬ ِ ْ‫ت َوا ر‬ ِ ‫ق ال َّس َم َوا‬ِ َّ‫الن‬ ‫ار‬

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allahsambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit danbumi (seraya berkata):

“Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS Ali Imran:190-191).

Hanya ulil albaab (orang-orang yang berfikir dengan iman) yang mau merenungi makna gerhanadan mengambil hikmahnya.
Gerhana kadang tampak menakutkan. Secara perlahan mataharimenjadi gelap sebagian, lalu selama beberapa saat matahari berada pada fase gelap total, dan kemudian secara perlahan kembali pada wujudnya yang cemerlang. Seolah matahari “dimakan”sesuatu yang luar biasa.

Saat siang sinar matahari tiba-tiba gelap. Muncullah berbagai mitos diberbagai masyarakat. Sebagian masyarakat ada yang percaya dengan mitos bahwa saat gerhanamatahari dimakan raksasa sehingga orang-orang memukul berbagai benda untuk mengusirraksasa itu.

Dan itu dianggap berhasil ketika matahari kembali benderang. Sebagian masyarakatpercaya juga dengan mitos yang mengaitkan gerhana dengan pertanda buruk tertentu.

Padazaman Rasulullah SAW, mitos itu pun terekam di dalam beberapa hadis. Saat putra RasulullahSAW, Ibrahim, wafat terjadi gerhana sebagian di wilayah Madinah.

Orang-orang ada yangmengaitkan kematian Ibrahim dengan kejadian gerhana. Namun Rasulullah SAWmembantahnya dan mengajarkan nilai-nilai tauhid untuk menyikapinya.

Kalau pun adaketakutan yang muncul, takutlah kepada Allah yang menciptakan gerhana, bukan takut kepadagerhananya atau mitos-mitos yang tak jelas logikanya.

Di dalam hadits Abû Burdah dari AbûMûsâ Radhiyallâhu ‘anhu, dikisahkan peristiwa gerhana di Madinah:“Ketika terjadi gerhanamatahari, Nabi Saw.

langsung berdiri terkejut dan merasa ketakutan kiamat akan datang. Beliaupergi ke masjid dan melakukan sholat yang panjang berdiri, ruku’, dan sujudnya. Setelah itu Nabi bersabda,

َ‫ك فَا ْدعُوا هللا‬َ ِ‫ فَِإ َذا َرَأ ْيتُ ْم َذل‬، ‫ت َأ َح ٍد َوالَ لِ َحيَاتِ ِه‬ ِ ‫س َو ْالقَ َم َر آيَتَا ِن ِم ْن آيَا‬ ِ ْ‫ت هللا الَ
يَ ْن َخ َسفَا ِن لِ َمو‬ َ ‫ِإ َّن ال َّش ْم‬ َ َ‫ َوت‬، ‫صلُّوا‬‫ص َّدقُوْ ا‬ َ ‫ َو‬،‫…… َو َكبّرُوْ ا‬

“Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah tanda-tanda kebesaran Allah, di mana keduanyatidak akan terjadi gerhana disebabkan karena kematian atau kelahiran seseorang.

Apabila kalian melihat sesuatu dari gerhana, maka takutlah dan bersegeralah berdo’a kepada Allah memohonampunan-Nya, bertakbirlah dan dirikanlah shalat dan bersedakahlah.


” (Muttafaq ‘Alaihi) Jamaah Rahimakumulah,Ya, gerhana hanyalah salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan Allah.

Dengan sains, kita bisa lebih banyak mempelajari ayat-ayat-Nya di alam ini. Gerhana memberibanyak bukti bahwa alam ini ada yang mengaturnya. Allah yang mengatur peredaran benda-benda langit sedemikian teraturnya sehingga keteraturan tersebut bisa diformulasikan untuk prakiraan.

Allah berfirman:

َ
َ‫س َو ْالقَ َم َر دَاِئبَي ِْن ۖ َو َس َّخ َر لَ ُك ُم اللَّي َْل َوالنَّه‬‫ار‬ َ ‫و َس َّخ َر لَ ُك ُم ال َّش ْم‬ َ

Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar(dalam orbitnya) dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. (QS Ibrahim:33)

Matahari dan Bulan beredar pada orbitnya masing-masing, bagaimana bisa menyebabkan gerhana? Pada awalnya orang-orang menganggap bumi diam, bulan dan matahari yangmengitari bumi dalam konsep geosentris.

Kemudian berkembang pemahaman matahari yangdiam sebagai pusat alam semesta, benda-benda langit yang mengitarinya, dalam konsepheliosentris. Bulan dan Matahari juga dianggap punya cahayanya masing-masing.

Tetapi Al-Quran memberi isyarat, bahwa walau terlihat sama bercahaya, sesungguhnya bulan danmatahari berbeda sifat cahayanya dan gerakannya. Allah SWT berfirman:

َ ِ‫ق هَّللا ُ ٰ َذل‬ ‫ك ِإاَّل‬ َ ‫َاز َل لِتَ ْعلَ ُموا َع َد َد ال ِّسنِينَ َو ْال ِح َس‬ َ َ‫اب ۚ َما خَ ل‬ ِ ‫ضيَا ًء َو ْالقَ َم َر نُورًا َوقَ َّد َرهُ َمن‬ َ ‫ه َُو الَّ ِذي َج َع َل ال َّش ْم‬ ِ ‫س‬َ‫ت لِقَوْ ٍم يَ ْعلَ ُمون‬ ِ ‫ق ۚ يُفَصِّ ُل اآْل يَا‬ِّ ‫بِ ْال َح‬

Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahundan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar.

Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QSYunus:5).

Ayat ini bukan hanya mengungkapkan perbedaan sifat cahaya matahari dan bulan, tetapi jugaperbedaan geraknya.

Perbedaan orbitlah yang menyebabkan matahari tampak tidak berubahbentuknya, sedangkan bulan berubah-ubah bentuknya sebagai perwujudan perubahan tempatkedudukannya (manzilah-manzilah) dalam sistem bumi-bulan-matahari.

Kini sains bisamengungkapkan sifat gerak dan sumber cahaya bulan dan matahari.Gerak harian matahari danbulan, terbit di Timur dan terbenam di Barat, hanya merupakan gerak semu.

Karena sesungguhnya bumilah yang bergerak. Bumi berputar pada porosnya sekali dalam sehari sehingga siang dan malam silih berganti dan benda-benda langit pun tampak terbit dan terbenam,

Seperti halnya matahari dan bulan, Sesungguhnya gerak yang terjadi bukan hanyabumi yang berputar pada porosnya.

Tetapi juga matahari dan bulan beredar pada orbitnya.Bulan mengorbit bumi, sementara bumi mengorbit matahari, dan matahari pun tidak diam.

Tetapi bergerak juga mengorbit pusat galaksi. Cahaya matahari berasal dari reaksi nuklir diintinya, sedangkan bulan berasal dari pantulan cahaya matahari.

Efek gabungan sudut datangcahaya matahari dan sudut tampak dari permukaan bumi menyebabkan bulan tidak selalutampak bulat, tetapi berubah-ubah dari bentuk sabit ke purnama yang bulat, dan kembali lagi kesabit tipis seperti pelepah kering.

Allah SWT berfirman,

‫يز ْال َعلِ ِيم‬ ٰ ْ ‫َوآيَةٌ لَهُ ُم اللَّ ْي ُل نَ ْسلَ ُخ ِم ْنهُ النَّهَا َر فَِإ َذا هُ ْم ُم‬ ِ ‫ظلِ ُمونَ َوال َّش ْمسُ تَجْ ِري لِ ُم ْستَقَ ٍّر لَهَا َذلِكَ تَ ْق ِدي ُر ْال َع ِز‬ِ َ‫ق النَّه‬‫ار‬ ُ ِ‫َاز َل َحتَّ ٰى عَا َد َك ْالعُرْ جُو ِن ْالقَ ِد ِيم اَل ال َّش ْمسُ يَ ْنبَ ِغي لَهَا َأ ْن تُ ْد ِركَ ْالقَ َم َر َواَل اللَّ ْي ُل َساب‬ِ ‫َو ْالقَ َم َر قَ َّدرْ نَاهُ َمن‬ َ‫ك يَ ْسبَحُون‬ ٍ َ‫و ُكلٌّ فِي فَل‬ َ

Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam, Kami tanggalkansiang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.

Dan matahariberjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Mahamengetahui.

Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah diasampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk pelepah yang tua.

Tidaklahmungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang, danmasing-masing beredar pada garis edarnya. (QS Yaasiin: 37-40).

Walau tampak matahari dan bulan berjalan pada jalur yang sama, tidak mungkin keduanyabertabrakan atau saling mendekat secara fisik, karena orbitnya memang berbeda.

Perjumpaanbulan dan matahari saat gerhana matahari hanyalah ketampakkannya, ketika matahari tampakterhalang oleh bulan yang berada di antara matahari dan bumi.

Dan pada saat gerhana bulan,bulan dan matahari berada pada posisi yang berseberangan sehingga cahaya matahari yang mestinya mengenai bulan, terhalang oleh bumi.

Bulan purnama menjadi gelap karena bayanganbumi.

Jamaah Rahimakumulah, Sains menjelaskan fenomena yang sesungguhnya. Sainsmenghilangkan mitos dan meneguhkan keyakinan akan kekuasaan Allah. Gerhana kita ambilhikmahnya.

Bahwa Allah menunjukkan kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya dengan fenomenaitu, Keteraturan yang luar biasa yang Allah ciptakan memungkinkan manusia menghitung peredaran matahari untuk digunakan dalam perhitungan waktu dan digunakan untukmemprakirakan gerhana.

Mari kita buktikan bahwa sains telah memprediksi gerhana pagi ini.

Ketika kita menyaksikan kebenaran prakiraan sains, bukan kebanggaan intelektual yang kitatunjukkan melainkan ungkapan: Ya Tuhan Kami,

Tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia,Maha suci Engkau (dari segala kekurangan), maka (ampunilah segala kesalahan penjelahanintelektual kami dan) peliharalah Kami dari siksa neraka.

‫الوتَهُ ِإنَّهُ ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم َوا ْستَ ْغفِ ُر هللا‬ َ ‫ت َوال ِّذ ْك ِر‬ َ ِ‫الح ِكي ِْم َوتَقَب ََّل ِمنِّي َو ِم ْن ُك ْم ت‬ ِ ‫آن ال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي وَِإيَّا ُك ْم بِ َما ِف ْي ِه ِمنَ اآليَا‬ ِ ْ‫بَارَكَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم ِفي القُر‬َ‫ت فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ فَيَا فَوْ زَ ال ُم ْستَ ْغفِ ِريْنَ َويَا ن ََجاةَ التَّاِئ ِبيْن‬ ِ ‫ت َوال ُمْؤ ِمنِيْنَ َوال ُمْؤ ِمنَا‬ ِ ‫ال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر الُ ْم ِسلِمْينَ َوال ُم ْسلِ َما‬  

Demikianlah khutbah mengenai gerhana matahari.

4. Khutbah Gerhana Matahari

Khutbah Singkat Gerhana Bulan/Matahari
Gerhana, Wabah dan Musibah Oleh: Ustadz Nur Rohmad, Pegiat Kajian Aswaja dan Pengasuh Majelis Ta’lim NURUL FALAH, Dawarblandong, Kab. Mojokerto.

Khutbah I ُ ْ ََ‫َعَش ِي ِدُا‬ َ َ‫َوالصَل َةَوالصَل َم‬،‫سَ َو َاى َل ٍَ َر‬ َ ٍَ ‫الش‬ َ ‫َ َو‬،‫ار‬ َ َٓ ‫ال‬َ ‫وَ َو‬ َ ‫الي َي‬ َ َ‫ق‬َ ‫خ َي‬َ َ‫ي‬َ ‫اّل‬ َِ َ‫لل‬ َِ َ‫ل ٍَ َد‬ َ ‫َا‬ َُ َ َ َ َ ْ َُ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َْ ْ َ ََُ ََ‫ن َ َش ِيّ َد َُا َُم ٍَ ًدا‬ َ ‫ َ َوأش َٓ َُد َأ‬،‫ل‬ َ َ‫م‬ َ ‫َشي‬ ِ َ َ ‫ّل‬ َ َ ‫ه‬ ‫د‬‫ح‬ ‫و‬ َ َ ‫الل‬ َ َ ‫ّل‬ ‫ل َ ِإ‬ َ ‫ّل َ ِإ‬ َ َ‫ن‬َ ‫ َوأشٓ َد َأ‬،‫َش‬ ِ ‫ي َاىب‬ َِ ‫ُمٍ ٍَد َخ‬ ْ َ َ َ ُُْ ُ َ َ ُ ُ ْ َ َ َ،َ‫بَ َبػ َد َُه‬ َ ِ َُ‫ّل‬ َ َ‫ل‬ َ ٔ‫عتد َهَورش‬ ُ ُْ ََ َ َ ُْ َْ َ َْ ْ ََْ ْ ُ ْ ُْ ّ َ ُ َْ َََ‫و‬ َ ‫ َوٌا َُر ِش‬/َِّ ‫و َيف َُمك ًَِ َ ِنخ ِاة‬ َِ ِ‫لل َاىلائ‬ َِ ‫س َةِخلٔى َا‬ َ ِ ‫ن َأو ِصيك ًَ َونف‬ َ ِ ‫ َف ِإ‬،‫أٌا َبػد‬ ً ْ َ َّ )95َ/‫ّلََت ِٔيفاَ(شٔرةَاإلرساء‬ َ ‫اتَ ِإ‬ َ ِ َ‫ةِاآلي‬

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, Sang Pencipta manfaat dan mudlarat.

Jika kita memohon turunnya rahmat dan barokah, maka permohonan itu haruslah kita iringi dengan takwa. Jika kita berdoa agar dijauhkan dari wabah dan musibah, maka doa itu haruslah kita sertai dengan takwa.

Karena barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar kepadanya dan menganugerahkan rezeki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka.

Allah ta’ala berfirman:

ََْ َ ُ ْ َ ْ ُْ ُ َْ َ ً ََْ َُ ْ ََْ َ َ َُ ‫ص‬ )3-2َ/‫بَ(شٔرةَاىطَلق‬ َِ ‫ََ َت‬ َ ‫ّل‬ َ َ‫د‬ َ ‫ح َي‬ َ ٌَِ ََّ ‫َ َوَ َي َر َز َك‬،‫َو ٌََ ََْي َخ ِقَاللََيػوَلََمرجا‬ َ ََ

Maknanya: “Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Ia akan menjadikan baginya jalan keluar dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak ia sangka-sangka” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

1 Ma’asyriral Muslimin rahimakumullah, Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan adalah dua di antara sekian banyak kejadian yang menjadi bukti kekuasaan Allah ta’ala.

Allah Mahakuasa untuk menjadikan cahaya matahari dan bulan padam sebagaimana Ia Mahakuasa untuk menjadikan matahari terbit dari arah timur dan terbenam di arah barat.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim bahwa pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terjadi gerhana matahari.

Lantas Baginda Nabi bersegera menuju masjid lalu shalat kusuf bersama para sahabatnya. Kemudian beliau menyampaikan khutbah. Di antara yang beliau sampaikan dalam khutbah itu adalah:

ََ‫َ َفَ َإ ََذاَ ََرَأَ َْي َخُ ٍَُ َْٔ َُْ ٍَا‬،َّ ‫ل َ َيَا َح‬ َ َ َ ‫ّل‬ ََ َ َ َْ َ ‫و‬ َ َ ‫د‬ َ ‫ح‬ َ ‫أ‬ َ َ ‫ت‬ َ ٔ َ ٍ َ ‫ل‬َ َ ‫ان‬ َ َْ َ َ ‫ف‬ َ ‫ص‬ َ ‫ي‬ َ َ ‫ّل‬ َ َ ‫لل‬ ‫ا‬ َ َ ‫ات‬ َ‫آي‬ َ َ َ َْ ٌَ َ‫ان‬ َ َ َ َ َْ َ َ ْ َ َ َ‫آي َخ‬ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ‫سَ َو َاى َل ٍَ َر‬ َ َ ٍَ ‫الش‬َ َ‫ن‬ َ ‫َِإ‬ َ َ َ ُْ َْ َ ‫َل َِة‬ َ ‫الص‬ َ َ‫ل‬ َ ‫غ َٔاََِإ‬ َ ‫اف َز‬ َ ‫َف‬

Maknanya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak akan mengalami gerhana dengan sebab mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat terjadinya gerhana matahari dan bulan, maka bersegeralah melakukan shalat”

Beliau juga menyampaikan:

َ ُ َُ َ َ ََ َ َ‫غ َت‬ َ‫اد ُه‬ َِ َ‫اللَ َةِ َِٓ ٍََا‬ َُ َ‫ف‬ َ ِّٔ ‫ي‬ َ َ‫لل‬ َ ِ َ‫آي‬ َِ ‫اتَا‬ َ ََ َِ َ‫آي َخ‬ َْ ٌَِ َ‫ان‬ َ َ‫ه َِ َُٓ ٍََا‬ َِ ‫َو َى‬

Maknanya: “Gerhana matahari dan bulan adalah dua di antara tanda-tanda kekuasaan Allah yang dengan keduanya Ia menakut-nakuti dan memperingatkan hamba-hamba-Nya.”

Dari hadits ini, kita dapat mengetahui bahwa hikmah utama dari gerhana adalah peringatan bagi para hamba agar menjauhi seluruh kemaksiatan dan bersegera melakukan berbagai kebaikan, seperti shalat, banyak berdoa, banyak berdzikir, bersedekah dan lain sebagainya.

Terjadinya gerhana juga merupakan peringatan bagi kita semua agar bersegera melakukan taubat dengan taubatan nashuha dari semua dosa dan maksiat. Begitu pula terjadinya gempa, merebaknya berbagai wabah dan musibah-musibah yang lain, semuanya adalah

2 peringatan bagi para hamba agar menjauhi maksiat dan bersegera untukbertaubat. Allah ta’ala berfirman:

ً ْ َ َّ َ ُ ُْ َ ِ ‫َوٌاَُر ِشوَةِاآلي‬ )95َ/‫اتَ ِإّلََت ِٔيفاَ(شٔرةَاإلرساء‬

Maknanya: “Dan tidaklah kami mengirimkan tanda-tanda itu kecuali dalamrangka untuk menakut-nakuti dan memberi peringatan” (QS. Al-Isra: 59)

Taubatan nashuha adalah taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan memenuhi seluruh rukun taubat, yaitu menyesal, meninggalkan dosa danbertekad untuk tidak mengulangi lagi dosa yang pernah dilakukan.

Jika dosa ituberkaitan dengan meninggalkan kewajiban seperti shalat lima waktu dan puasaRamadhan, maka taubatnya ditambah dengan mengqadla’ shalat dan puasayang pernah ia tinggalkan.

Dan jika dosa itu berkaitan dengan sesama manusia,maka taubatnya ditambah dengan meminta maaf serta mengembalikan hartayang ia ambil tanpa hak atau meminta kerelaan darinya. Allah ta’ala berfirman:

َ ُ ْ ُ ْ ُ َ َ َ َ ُ ْ ُ ْ َ ُّ َ ً َ َ َ ُ ُ َ )33َ/‫ٔنََ(شٔرةَالٔر‬ َ ‫ٔنَىػيك ًََتف ِيح‬َ ٌَِِ ‫َجيػاَأي ََّالٍؤ‬ ِ َ‫اّلل‬ َِ َ‫ل‬َ ‫وحٔبٔاَ ِإ‬

Maknanya: “Dan bertaubatlah wahai seluruh kaum beriman agar kalianberuntung” (QS. An-Nur: 31)

Hadirin rahimakumullah,Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kitasemua.

Baca juga: Bacaan Niat Membayar Zakat Fitrah, Lengkap dengan Bacaan Doa Setelah Menyerahkan & Menerima Zakat

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved