Berita Nasional

Ira Riswana Bongkar Sederet Syarat Damai Keluarga Pelajar Tewas Ditabrak Anaknya: Saya Tersinggung

Artis senior Ira Riswana membongkar syarat damai dari keluarga pelajar yang tewas ditabrak mobil Mercedes Benz (Mercy) anaknya.

Annas Furqon Hakim/TribunJakarta.com/Kolase Tribun
Ira Riswana bongkar sederet syarat damai keluarga pelajar tewas ditabrak mobil mercy anaknya 

TRIBUNSUMSEL.COM - Artis senior Ira Riswana membongkar syarat damai dari keluarga pelajar yang tewas ditabrak mobil Mercedes Benz (Mercy) anaknya.

Ira blak-blakan mengaku tersinggung dengan persyaratan damai yang diajukan keluarga korban.

Diketahui, kasus kecelakaan ini menjadi sorotan setelah pengemudi mercy berinisial MMI (18) disebut-sebut merupakan anak petinggi anggota Polri.

Belakangan terungkap, MMI adalah anak Karo Ops Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) Kombes Abu Bakar Tertusi dan artis senior Ira Riswana.

Kini Ira Riswana mengungkap sejumlah syarat damai yang diajukan keluarga korban.

Diantara persyaratan damai tersebut yakni minta dibuatkan mushola, minta ganti rugi seharga mobil mercy hingga minta adik korban di sekolahkan.

Syarat itu membuat Ira merasa tersinggung.

Baca juga: Profil Kombes Abu Bakar Tertusi Karo Ops Polda NTB Ayah Penabrak Pelajar, Istrinya Artis Ira Riswana

 

Dikutip dari Tribun Jakarta, Senin (3/4/2023), mulanya Ira mengaku perwakilan keluarganya bernama Rudi mendapatkan panggilan telepon dari keluarga korban, tetapi tak terangkat.

Kala itu Ira mengatakan, keluarga MSA memaksa untuk bertemu.

Ira enggan menuruti permintaan itu dengan alasan sudah menunjuk kuasa hukum yang akan mendampingi anaknya.

"Maksa mau ketemu saya, buat apa ketemu saya. Karena kan anak saya sudah menunjuk kuasa hukumnya, anak saya sudah 18 tahun. Hitungannya sudah dewasa," ujar dia.

Singkat cerita, ia mengutus kuasa hukumnya untuk bertemu dengan keluarga MSA.

Dalam pertemuan itu, Ira menyebut pihak keluarga MSA melayangkan sejumlah permintaan yang membuatnya tersinggung.

Keluarga korban disebut minta dibuatkan musala atas nama korban hingga minta adik korban disekolahkan.

Bahkan keluarga korban diceritakan Ira meminta ganti rugi seharga Mercy.

"Ketemulah pengacara saya, kayak nego. Minta disekolahkan adiknya, minta bangun musala atas nama anak itu, minta diganti seharga Mercy,"

"Rinciannya ada tuh, bikin selamatan sekian-sekian. Oh saya tersinggung di situ," ungkap Ira.

Baca juga: Raffi Ahmad Buka Suara Soal Dugaan Terlibat Kasus Rafael Alun: Orang yang Cuci Uang, Kita yang Viral

Potret Ira Riswana bersama sang suami
Potret Ira Riswana bersama sang suami, Kombes Abu Bakar Tertusi (Tribunnews.com)

Ia menolak sejumlah permintaan tersebut. Sebab, ia mengaku tidak pernah mau untuk bernegosiasi.

"Ini belum ada proses sidik, lidik, dan kami kan tidak ada namanya bahasanya negosiasi untuk perdamaian, tidak ada," ucap dia.

Terkait permintaan keluarga MSA, Ira mengaku memiliki bukti berupa chat WhatsApp.

TribunJakarta.com sudah menghubungi kakak MSA berinisial N untuk mengonfirmasi perihal permintaan yang disebutkan Ira.

Namun, hingga berita ini diturunkan, N belum merespon.

Lebih lanjut, Ira mengakui pihaknya sempat memberikan sejumlah uang kepada keluarga MSA.

Namun, ia menyebut uang itu adalah tanda berbela sungkawa, bukan untuk berdamai.

"Dikasih lah uang tanda bela sungkawa ya, bukan uang damai. Karena bapaknya minta untuk proses penguburan saja," kata Ira.

Ia turut berbela sungkawa atas meninggalnya MSA. Ira menuturkan, dirinya sangat mengerti perasaan orangtua yang kehilangan anaknya.

"Saya bukan tidak berbela sungkawa, saya sangat berbela sungkawa. Saya seorang ibu, saya tahu rasanya kehilangan seorang anak seperti apa," kata dia.

Di sisi lain, ia mengingatkan bahwa peristiwa yang terjadi adalah kecelakaan, bukan arogansi apalagi pembunuhan.

"Dan satu poin yang mesti dicatat, ini kecelakaan, bukan pembunuhan, bukan arogansi," ucap Ira.

Tak ada keistimewaan apapun meski anak petinggi polri

Keluarga pengemudi Mercedes-Benz (Mercy) menyatakan tidak pernah mengintervensi penyidik Satlantas Polres Metro Jakarta Selatan.

Dikatakan Ira, anaknya sudah cukup usia untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.

"Saya tidak ada intervensi apa pun, bapaknya juga tidak ada intervensi apa pun, karena kita merasa anak ini sudah 18 tahun, sudah cukup usia untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatannya," kata Ira.

Ira menyebut tidak ada keistimewaan yang diterima anaknya saat menjalani pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan.

"Waktu BAI (Berita Acara Interview), kami BAI di ruangan BAI,"

"Tidak ada keistimewaan di ruangan khusus, nggak ada. Duduk di situ di ruang pemeriksaan, saya nunggu di situ dua jam," ungkap Ira.

"Ibarat kata nggak ada yang spesial mentang-mentang anak ini, nggak ada. Boleh dibuktikan, silakan tanya sama seluruh orang polres. Saya bersaksi Demi Allah, Demi Rasulullah tidak ada yang spesial buat saya," tambahnya.

Ira juga memastikan pihaknya mengikuti seluruh tahapan penyelidikan sesuai prosedur.

"Yang jenderal bintang dua ketika di pengadilan terbukti bersalah saja dihukum. Nggak ada tuh yang cipta kondisi, semua kita jalani sesuai peraturannya kok," kata dia.


Artikel ini telah tayang di Tribun Jakarta

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved