Sejarah Masjid Cheng Ho Palembang, Arsitektur Bangunan Unik Perpaduan 3 Budaya

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sejarah Masjid Cheng Ho Palembang, arsitektur bangunan unik perpaduan tiga budaya.

Masjid Al-Islam Muhammad Cheng Ho Sriwijaya Palembang di Kelurahan 15 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang, dibangun yang dibangun oleh Yayasan Organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sumatera Selatan (Sumsel).

Pengurus Masjid Cheng Ho Merry Effendi mengatakan, sejarahnya Masjid Cengho berawal dari nama Laksamana Haji Muhammad Cheng Ho dari Cina, seorang armada perang yang datang dari Cina ke Sriwijaya.

"Tujuan beliau kesini untuk berniaga dan menyebarkan agama Islam. Nah jadi kita terinspirasi untuk memakai nama Cheng Ho nya. Persatuan kita Cina kan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia disebut PITI," kata Merry beberapa waktu lalu

Supaya namanya bagus dan klop, jadi namanya Muhammad Cheng Ho di belakangnya ada Sriwijaya, karena di Indonesia ini bukan hanya di Palembang juga ada di Surabaya, ada juga di Malang, Namanya juga Masjid Cheng Ho tapi nama kota masing-masing.

"Masjid Cheng Ho ini dibangun pada 2003 dan diresmikan pada tahun 2006 silam. Yang diprakarsai oleh PITI Sumsel serta tokoh masyarakat Muslim Tionghoa di Palembang," katanya.

Baca juga: Dubes Vatikan Untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo Resmikan Gereja Katedral ST Maria Palembang

Pada prasasti di halaman Masjid Muhammad Cheng Ho Palembang terpahat lima belas nama para pendiri Yayasan Muhammad Cheng Ho yaitu A Herry Djohan, HA Afandi (Didi), H Edison Hasan, H Ekik Salim, H Hendra K, H Herriyanto, Herwansyah, Junaidi, H Karim Hasan, Merry Effendi, M Obrin Saleh, M Siddik, H Sulaiman K Kho, Yanto, dan Muhammad Solihin.

Dengan kapasitas sekitar seribu jemaah, arsitektur bangunan Masjid Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya terbilang unik.

Pada gaya arsitekturnya tampak perpaduan tiga budaya, yakni budaya Palembang, Tionghoa dan Arab.

Secara umum, arsitektur masjid dua tingkat ini memiliki arsitektur khas Tionghoa.

Hal ini dibuktikan dengan kentalnya nuansa Tionghoa ketika Anda memasuki masjid ini.

Saat melangkah memasuki halaman masjid, Anda akan disambut dengan gapura masjid yang bergaya Tiongkok, dengan pilar merah dan atap limas berwarna kuning emas. Di Gapura ini terdapat sebuah papan nama bertuliskan “Masjid Muhammad Cheng Hoo”, lengkap dengan aksara Mandarin.

Masjid Cheng Ho ini juga dilengkapi dua menara serupa pagoda berwana merah, yang masing-masing diberi nama “Habluminallah” dan “Habluminannas” –”hubungan manusia dengan Allah” dan “hubungan dengan sesama manusia”.

Kedua menara itu punya lima tingkat, yang melambangkan shalat lima waktu dalam sehari. Adapun tingginya mencapai 17 meter yang merupakan simbol dari jumlah rakaat yang harus dikerjakan setiap Muslim dalam sehari.

Masuk ke dalam masjid, Anda akan mendapati warna dominan merah, warna yang identik dengan kebudayaan Tiongoa. Arsitektur Tionghoa juga terlihat dari daun pintu yang terdapat pada pintu utama masjid.

"Kita bangun Masjid Cheng Ho ini ada filosofinya terutama dari segi warna, warna merah identik dengan orang Cina ya, itu melambangkan kebahagiaan," katanya

Lalu kalau warna kuning itu melambangkan kejayaan, contohnya seperti emas, itu melambangkan kejayaan.

"Terus ada warna hijau itu kalau di Surat At Rahman ayat 64 itu, surga itu berwarna kehijau-hijauan. Berpadulah 3 warna ini, alhmadulillah ini ada di Masjid Cheng Ho," katanya

Lalu disini ada filosofinya juga kalau di pintu ini ada kotak-kotak ya, itu ciri khas orang Cina, rumah orang Cina dulu itu ada kotak-kotak gitu, jadi tidak meninggalkan ciri-ciri ya dari Cina nya.

"Masjid yang mempunyai kapasitas 500 orang ini juga menjadi tempat wisata religi bagi wisatawan yang berkunjung ke Palembang. Mereka menyempatkan diri untuk salat di sini dan berfoto-foto," ungkapnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel