Kisah Lengkap Tragedi Semanggi I - II Tahun 1998-1999, Pelanggaran HAM Terberat di Indonesia
Tragedi Semanggi merujuk pada dua perihal aksi protes warga terhadap penerapan dan cara sidang istimewa MPR di awal pemerintahan Presiden Bj Habibie.
Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: Abu Hurairah
TRIBUNSUMSEL.COM - Tragedi Semanggi merujuk pada dua perihal aksi protes warga terhadap penerapan dan cara sidang istimewa MPR di awal pemerintahan Presiden Bj Habibie.
Tragedi Semanggi I terjadi pada tanggal 11 - 13 November 1998 yang menyebabkan tewasnya 17 warga sipil.
Sedangkan Tragedi Semanggi II terjadi pada tanggal 24 September 1999 yang menyebabkan tewasnya sejumlah mahasiswa dan warga sipil di Jakarta.
Lantas bagaimana kronologi terjadinya tragedi Semanggi I - II di tahun 1998 - 1999 ini? berikut ulasan dalam artike berikut ini:
Baca juga: Peristiwa Trisakti 1998 Diakui Pemerintah Jadi Pelanggaran HAM Berat, Sebabkan 4 Mahasiswa Gugur
- Tragedi Semanggi I
Dilansir dari Kompas.com, selasa (17/1/2023) Pada 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Presiden RI.
Setelah itu, Indonesia mengalami trasisi pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden BJ Habibie, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden.
BJ Habibie pun mengumumkan susunan Kabinet Reformasi di tengah gejolak masyarakat yang mengawal proses transisi pemerintahan.
Mahasiswa dan masyarakat bergejolak kembali karena tidak menginginkan BJ Habibie dan para anggota DPR/MPR saat itu, yang dinilai sebagai kepanjangan tangan Orde Baru.
Mereka mendesak untuk menyingkirkan militer dari politik serta pembersihan pemerintahan dari orang-orang Orde Baru.
Pada November 1998, pemerintahan transisi Indonesia dijadwalkan mengadakan Sidang Istimewa (SI) MPR untuk membahas mengenai pemilihan umum (pemilu) berikutnya dan agenda-agenda pemerintahan yang akan dilakukan.
Mahasiswa dan masyarakat gencar melakukan demonstrasi memenuhi jalan-jalan Jakarta untuk menolak SI MPR 1998.
Demonstrasi untuk menolak SI MPR 1998 berlangsung pada 11-13 November 1998.
Pada 11 November, mahasiswa dan masyarakat bergerak dari Jalan Salemba. Mereka terlibat bentrok dengan Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa atau Pam Swakarsa (kelompok sipil bersenjata yang dibentuk TNI) di Kompleks Tugu Proklamasi.
Pada 12 November, ratusan demonstran bergerak menuju Gedung DPR/MPR, tetapi tidak berhasil menembus penjagaan tantara, Brimob, dan Pam Swakarsa.
Saat itu, sebanyak 30.000 warga sipil juga direkrut oleh tentara dan dimobilisasi di sekitar gedung parlemen.
Demonstrasi yang berlangsung hingga malam hari mengakibatkan bentrokan di daerah Slipi dan Jalan Sudirman.
Akibatnya puluhan mahasiswa yang mengalami luka dibawa ke rumah sakit, sementara ribuan lainnya dievakuasi ke Universitas Atma Jaya.
Puncak demonstrasi yang berujung pada Tragedi Semanggi I terjadi pada 13 November 1998.
Hari itu, masyarakat dan mahasiswa dari berbagai wilayah yang diperkirakan berjumlah puluhan ribu, melebur di area Semanggi dan sekitarnya.
Jumlah aparat pun semakin banyak, yang mengepung para demonstran dari dua arah di sepanjang Jalan Sudirman dengan kendaraan lapis baja.
Menjelang sore hari, kendaraan lapis baja bergerak untuk membubarkan massa, yang membuat sebagian masyarakat melarikan diri.
Namun, mahasiswa tetap bertahan. Banyak dari mereka yang duduk di jalan, tetapi direspons dengan tembakan membabi-buta oleh aparat, yang mengakibatkkan korban berjatuhan.
Kerusuhan yang disertai tembakan aparat berlangsung sejak pukul 3 sore hingga dini hari.
Aksi penolakan terhadap SI MPR 1998 berujung pada peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Tragedi Semanggi I.
Baca juga: Komnas HAM Ungkap Fakta Baru, Sebut ada 11 Pelanggaran HAM Dalam Proses Alih Status Pegawai KPK
>>> Korban Tragedi Semangi I
Tragedi Semanggi I mengakibatkan 17 warga sipil tewas setelah terlibat bentrokan dengan aparat.
Dari data Tim Relawan untuk Kemanusiaan, 17 korban tersebut terdiri dari enam mahasiswa, dua pelajar SMA, dua anggota Polri, satu satpam, empat anggota Pam Swakarsa, dan tiga warga sipil.
Berikut daftar korban Tragedi Semanggi I yang tewas selama demonstrasi.
- Lukman Firdaus, salah seorang pelajar yang terluka pada 12 November malam akhirnya meninggal setelah beberapa hari menjalani perawatan.
- Teddy Wardhani Kusuma, mahasiswa Institut Teknologi Indonesia (ITI) yang menjadi korban meninggal pertama akibat tembakan aparat pada 13 November.
- Bernardus Realino Norma Irawan, mahasiswa Fakultas Ekonomi Atma Jaya, korban kedua tembakan aparat pada 13 November.
- Ayu Ratna Sari, seorang anak berusia 6 tahun yang terkenal peluru nyasar.
- Sigit Prasetyo (YAI)
- Heru Sudibyo (Universitas Terbuka)
- Engkus Kusnadi (Universitas Jakarta)
- Muzammil Joko (Universitas Indonesia)
- Uga Usmana
- Abdullah/Donit
- Agus Setiana
- Budiono
- Doni Effendi
- Rinanto
- Sidik
- Kristian Nikijulong
- Hadi
- Tragedi Semanggi II
Pada tanggal 24 September 1999, untuk yang kesekian kalinya tentara melakukan tindak kekerasan kepada aksi-aksi mahasiswa.
Kala itu adanya pendesakan oleh pemerintahan transisi untuk mengeluarkan Undang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya (UU PKB) yang materinya menurut banyak kalangan sangat memberikan keleluasaan kepada militer untuk melakukan keadaan negara sesuai kepentingan militer.
Oleh karena itulah mahasiswa bergerak dalam jumlah besar untuk bersama-sama menentang diberlakukannya UU PKB.
Mahasiswa dari Universitas Indonesia, Yun Hap meninggal dengan luka tembak di depan Universitas Atma Jaya.
Selain di Jakarta, pada sikap yang dibuat penolakan UU PKB ini korban juga berjatuhan di Lampung dan Palembang.
Pada Tragedi Lampung 28 September 1999, 2 orang mahasiswa Universitas Lampung, Muhammad Yusuf Rizal dan Saidatul Fitriah, tewas tertembak di depan Koramil Kedaton.
Di Palembang, 5 Oktober 1999, Meyer Ardiansyah (Universitas IBA Palembang) tewas karena tertusuk di depan Markas Kodam II/Sriwijaya. (*)
Tragedi Semanggi I 1998
Tragedi Semanggi II 1999
Pelanggaran HAM Terberat di Indonesia
Peristiwa Trisakti dan Semanggi I - II 1998-1999
Bj Habibie
Tribunsumsel.com
12 Peristiwa Pelanggaran HAM Berat
Peristiwa Pelanggaran HAM
Kalender September 2025: Penenggalan Weton Jawa Neptu dan Jadwal Libur Nasional Maulid Nabi |
![]() |
---|
Bunyi Sholawat Adrikni Beserta Cara Mengamalkannya 100 Kali |
![]() |
---|
Sholawat Kamilah Versi Pendek dan Panjang, Lengkap Tulisan Latin Serta Artinya |
![]() |
---|
Teks Doa Sebelum dan Sesudah Baca Al Quran, Lengkap Tulisan Latin Serta Artinya |
![]() |
---|
Jawaban Soal Informatika Kelas 7 Halaman 84 Kurikulum Merdeka: Mengetahui Spesifikasi Perangkat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.