Berita Nasional
Bukan Penganut Sekte Apokaliptik, Penyebab Satu Keluarga Tewas di Kalideres Akhirnya Diungkap Polisi
Kini yang terbaru, ahli sosiologi agama Jamhari mengatakan satu keluarga tewas secara wajar di Kalideres, Jakarta Barat.
Di sisi lain, kepribadian empat orang yang merupakan satu keluarga yang ditemukan tewas membusuk di Kalideres, Jakarta Barat, terungkap.
Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) Reni Kusumowardhani mengatakan, terungkapnya kepribadian mereka berdasarkan hasil otopsi psikologis.
"Kami proses otopsi psikologis untuk cek latar belakang kematian aspek perilaku, tarik mundur kehidupan empat orang yang meninggal, pelajari apa yang dipikirkan, rasakan, lakukan, dan kecenderungan perilaku," kata Reni.
"Perilaku seseorang dipengaruhi karakteristik dari lahir sampai meninggal. Jadi mundur untuk memastikan apa ada kerentanan dari masing-masing empat orang," tambahnya.
Reni mengungkapkan, Rudiyanto memiliki kepribadian khas. Ia disebut sebagai sosok yang penurut dan tidak banyak bicara.
"Interaksi cenderung menghindari konflik, rajin bekerja. Sekolah di sekolah favorit di Jakarta, dapat ikut kursus lembaga kredibel, IQ rata-rata, bahkan ke atas," ungkap dia.
Ia menambahkan, Rudiyanto juga memiliki masalah pada kesehatan lantaran sudah lanjut usia.
"Dengan karakter mempengaruhi tidak aktif, menyerahkan sepenuhnya ke istri dan adik. Ikuti saran pengobatan nonmedis," ujar Reni.
Sementara itu, istri Rudiyanto, Renny Margaretha disebutkan memiliki pribadi yang unggul dan ingin dinilai lebih baik dari orang lain.
"Ibu Renny punya ciri kepribadian unggul, ingin dinilai baik, lebih dari yang lain, termasuk dominan, tidak mau terlihat lemah. Ini mempengaruhi suami tidak dimakamkan. Kecil kemungkinan bunuh diri, ada upaya antisipasi jaga sehat," tutur Reni.
Ia juga mengungkap kepribadian Budiyanto yang merupakan adik Rudiyanto atau ipar dari Renny Margaretha.
Menurutnya, Budiyanto cenderung sering merasa iri dan memiliki ketertarikan dengan klenik. Budiyanto juga memiliki guru spiritual.
"Budiyanto kepribadiannya unik, kurang lebih sering iri hati keras kepala tingkat laku tidak lazim, suka hal-hal klenik dan punya guru spiritual. Kecerdasan biasa saja tidak seperti kakaknya. Cuma perannya membantu rumah tangga. Punya strategi cari alternatif pengobatan nonmedis dan upaya memperbaiki ekonomi," kata dia.
Ia menjelaskan, Budiyanto meninggal dunia dalam ketidakberdayaan karena kondisi keuangan yang memburuk.
"Situasi berlanjut, keuangan habis, psikologi nggak berdaya. Keadaan nggak berdaya ini berpotensi memicu memperburuk fisik dan kesehatan. Budiyanto meninggal dalam situasi ketidakberdayaan, punya kepercayaan tidak lazim, tidak sesuai yang diharapkan," ucap Reni.