Berita Nasional

Temukan Klenting Mungil, Polisi Sebut Akhirnya Temukan Penyebab Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres

Bahkan, kali ini polisi sudah berani mengungkapkan penyebab tewasnya satu keluarga di Kalideres meski baru akan diumumkan pada Jumat mendatang.

Editor: Slamet Teguh

TRIBUNSUMSEL.COM - Polisi hingga kini masih terus melakukan penyelidikan atas meninggalnya satu keluarga di Kalideres.

Yang terbaru, polisi menemukan klentingan mungil di rumah tersebut.

Bahkan, kali ini polisi sudah berani mengungkapkan penyebab tewasnya satu keluarga di Kalideres meski baru akan diumumkan pada Jumat mendatang.

Seperti diketahui, polisi mengungkap adanya temuan baru dalam kasus kematian empat orang satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan, dari tempat kejadian perkara (TKP) terakhir, pihaknya bersama tim ahli gabungan menemukan buli buli atau klenting mungil.

Dari temuan itu, kata Hengki, benda tersebut diduga digunakan oleh korban meninggal untuk melakukan ritual.

"Dari TKP terakhir, kami temukan ada namanya buli-buli ataupun klentingan. Ini salah satu dugaan kita dari tim psikologi forensik merupakan salah satu yang dianggap benda-benda yang digunakan untuk ritual," ujarnya, kepada wartawan, Senin (5/12/2022) malam.

Kendati demikian, eks Kapolres Metro Jakarta Pusat itu belum mau membuka secara gamblang terkait temuan tersebut.

Adapun hal itu nantinya akan disampaikan dalam hasil akhir penyelidikan kasus kematian satu keluarga pada Jumat (9/12/2022) pekan ini.

"Buli-buli silakan cari sendiri apa itu, ataupun klentingan, tapi tidak ada kaitannya dengan tugas kami," kata dia.

"Tugas kami hanya menentukan ada pidana atau tidak. Secara psikologis perilaku dan sebagainya akan dijelaskan oleh psikologi forensik," kata Hengki.

Dikutip dari sejumlah sumber buli buli atau klenting mungil bentuknya mirip sebuah kendi tapi bentuknya sangat kecil seukuran ibu jari orang dewasa.

Dileher klenting mungil biasanya terikat sebuah benang. Pada dasarnya digunakan sebagai pendulum.

Klenting mungil kerap dipakai dalam ritual dan dianggap mempunyai kekuatan diantaranya untuk mempengaruhi untuk lawan jenis, pengasihan atau penarik sukma.

Kombes Hengki Haryadi mengatakan, akan mengungkap penyebab kematian empat orang satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat pada Jumat (9/12/2022) pekan ini.

Hal itu dilakukan usai penyidik bersama tim gabungan ahli kedokteran forensik hingga laboratorium forensik telah mengetahui penyebab kematian satu keluarga tersebut.

"Tim penyidik dan tim ahli bersepakat bahwa rilis akan dilaksanakan pada Jumat sore di ruang rilis Ditreskrimum Polda Metro Jaya," ujar Hengki, Senin (5/12/2022).

Ia menuturkan, penyebab kematian diungkap pada Jumat pekan ini sembari menunggu penyusunan laporan akhir dari para ahli.

"Sambil menunggu penyusunan laporan akhir dari kedokteran forensik, khususnya patologi anatomi dan pemeriksaan dari ahli sosiologi agama," kata eks Kapolres Metro Jakarta Pusat itu.

Diberitakan sebelumnya bahwa penyebab kematian empat orang satu keluarga di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, disebut telah diketahui.

Hengki Haryadi menyebut, hal itu berdasarkan hasil analisa dan evaluasi antara pihak kepolisian dan tim gabungan pada Senin (5/12/2022) hari ini.

"Hasil analisa dan evaluasi hari ini antara tim penyidik bersama tim gabungan ahli kedokteran forensik dan laboratorium forensik sudah ditemukan sebab-sebab kematian, didukung oleh fakta-fakta yang scientific," kata Hengki.

"Dari tim psikologi forensik juga ditemukan fakta-fakta yang ternyata mendukung temuan dari tim kedokteran forensik, termasuk penyelidikan lain berupa digital forensik dan penyelidikan konvensional yang lain yang dilakukan oleh penyidik," sambung dia.

Atas hal tersebut, ujar Hengki, kasus yang bergulir selama empat pekan ini telah mendapat kesimpulan dari metode penyelidikan induktif serta deduktif yang dilakukan.

"Artinya, metode penyelidikan induktif (dari olah TKP, bukti-bukti materiil yang ada di TKP) serta penyelidikan deduktif berupa keterangan saksi-saksi serta petunjuk di luar TKP saling mendukung dan memperoleh keindetikkan satu sama lain sehingga menjadi suatu kesimpulan," tuturnya. 

Temuan buku mantra

Fakta terkait kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, diungkap kepolisian.

Fakta tersebut yakni temuan buku lintas agama, mantra hingga kemenyan di rumah korban, yang diduga kuat terkait ritual tertentu yang dilakukan korban.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan, barang-barang tersebut cenderung mengarah kepada almarhum Budiyanto yang memiliki kepercayaan terhadap aktivitas ritual tertentu.

"Ditemukan juga buku-buku lintas agama, serta mantra, dan kemenyan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Selasa (29/11/2022).

Selain temuan barang bukti tersebut, dugaan korban Budiyanto diduga kerap menjalani ritual karena meyakini kepercayaan tertentu diperkuat dengan keterangan saksi.

"Hal ini mengakibatkan ada suatu kepercayaan dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," ujar Hengki.

Diberitakan, warga digegerkan dengan temuan empat anggota keluarga yang tewas dengan kondisi mengering di komplek Citra Garden Satu Extension Blok AC5 Nomor 7, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis sore, 10 November 2022.

Keempatnya yaitu, suami istri Rudyanto Gunawan (71) dan Margaretha Gunawan (68); anak mereka, Dian Febbyana (42); dan adik ipar Rudiyanto, Budyanto Gunawan (69).

Polisi menyebut keempat orang korban meninggal di dalam rumah dalam di ruangan berbeda.

Meski begitu, hasil autopsi menunjukkan keempat jenazah korban dalam kondisi lambung kosong dan diduga kelaparan.

Jasad Dian ditemukan di sebelah jenazah ibunya di sebuah kamar yang terkunci dari dalam. Jasad ibunya sudah terjadi mumifikasi, namun terlihat terawat.

"Maksudnya alas tidurnya rapi, kasurnya rapi. Ada kain di bawah jenazah ibunya," ungkap Hengky.

"Jenazah Dian ada di sebelahnya sambil memeluk guling, dan kamar dikunci dari dalam," tambahnya.

Meski Polres Metro Jakarta Barat hingga Polda Metro Jaya sudah turun tangan melakukan penyelidikan, hingga kini penyebab dan motif di balik tewasnya satu keluarga di Kalideres tersebut belum terungkap.

Setelah dilakukan pendalaman demi pendalaman penyelidikan, sedikit demi sedikit tanda tanya mengenai penyebab dan motif di balik tewasnya satu keluarga tersebut mulai menemui titik terang.

Baca juga: Temuan Baru di Rumah Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Klentingan Buly-Buly Diduga untuk Ritual

Baca juga: Kesimpulan Penyebab Satu Keluarga Tewas di Kalideres Akhirnya Didapat, Ini Penjelasan Kepolisian

Tempat sudah tak steril

Diberitakan sebelumnya, tempat kejadian perkara (TKP) atau rumah ditemukannya satu keluarga meninggal di Kalideres, Jakarta Barat, disebut sudah tidak steril.

Hal itu menjadi salah satu kendala dalam pengungkapan kasus tersebut.

Demikian pernyataan yang disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi.

Saat penyidik melakukan olah TKP, kata Hengki, lokasi rumah itu telah ditaburi dengan kopi oleh warga sekitar.

"Ternyata ini TKP sudah kurang steril, mengapa kurang steril? Karena warga yang niatnya mau membantu, langsung disiram kopi," ujar dia, dalam keterangannya, Selasa (22/11/2022).

Hengki mengatakan, tidak sterilnya lokasi tersebut mengganggu proses olah TKP yang digelar oleh penyidik dan dokter forensik.

"Ini agak kacau, kemarin mungkin kedokteran forensik melihat, ini mengganggu karena banyaknya kopi yang disebar," tuturnya.

Kendala lainnya adalah sulitnya tim patologi anatomi untuk mencari penyebab kematian terhadap keempat mayat itu.

"Terkait dengan posisi daripada jenazah, yang dua ini sudah terjadi mumifikasi," kata dia.

"Jadi dokter-dokter sedang bekerja keras saat ini untuk mencari petunjuk sebab-sebab kematian," sambung Hengki.

Dalam pengungkapan kasus itu, pihaknya turut melibatkan profesi-profesi lain dalam kasus tersebut dan masih belum mendapatkan kesimpulan.

Motif terjadinya kematian satu keluarga tersebut masih terus didalami. 

Polisi bongkar isi percakapan ponsel

Polisi akhirnya membeberkan isi 2 ponsel milik satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat.

Tim ahli digital forensik menemukan pesan komunikasi satu arah dari ponsel pertama ke ponsel kedua.

Menurut pandangan tim ahli psikologi forensik, pesan tersebut berisi banyak kata-kata tentang emosi yang bersifat negatif. Seperti apa?

Kasus kematian empat anggota keluarga di perumahan kawasan Kalideres, Jakarta Barat makin rumit.

Polisi pun mengakui pihaknya sangat butuh kehati-hatian demi mengungkap apa yang terjadi dengan keluarga ini.

Kematian pasangan suami istri, anak serta ipar itu mengejutkan warga sekitar termasuk kepolisian.

Pasalnya, kasus ini menjadi unik karena ternyata ada cara hidup berbeda yang dilakukan oleh keluarga ini.

Terungkap pada akhirnya pengakuan saksi kunci yang pertama kali mengetahui bagaimana Reni Margaretha, satu di antara empat korban itu meninggal dunia.

Reni Margaretha, ibu dari Dian, disimpan dalam kamar dalam keadaan sudah meninggal dunia.

Dian dan ayah serta iparnya tinggal beberapa waktu bersama Reni Margaretha di kediaman yang sama.

Keluarga ini oleh para tetangga dan warga sekitar memang diketahui sangat tertutup.

Penemuan Reni Margaretha yang telah meninggal dunia itu pertama kali disaksikan oleh seorang petugas koperasi yang berkunjung ke rumah.

Petugas Koperasi itu masuk ke dalam kamar untuk mengecek keadaan Reni Margaretha.

Dian, sang anak melarang kedua petugas koperasi itu untuk menyalakan lampu, karena disebut ibunya tak suka ada cahaya.

Tak disangka, saat menyalakan flash pada ponsel, diketahuilah sosok Reni sudah menjadi mayat.

Namun, Dian menyangkal dan menganggap sang ibu masih hidup.

Dijelaskan oleh kepolisian temuan lain juga terlihat dari ponsel yang ada.

Dua buah ponsel dari anggota keluarga yang ditemukan di rumah itu akhirnya dianalisis.

Hasilnya mengejutkan, polisi bahkan menyebut kasus kematian ini semakin rumit.

Teka-teki yang harus dipecahkan polisi tampak makin sulit.

Polisi mengungkap ada kejanggalan isi dari dua ponsel milik keluarga yang tewas misterius itu.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan, dua ponsel tersebut diduga digunakan bersama-sama oleh keempat korban.

"Satu HP digunakan oleh masing-masing dua orang.

Dan kami lihat di sini ternyata ada aplikasi PeduliLindungi atas nama masing-masing dua orang," ujar Hengki kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara oleh tim ahli digital forensik, ditemukan pesan komunikasi satu arah dari ponsel pertama ke ponsel kedua.

Pesan tersebut, menurut pandangan tim ahli psikologi forensik, berisi banyak kata-kata tentang emosi yang bersifat negatif.

"Jadi banyak sekali kata-kata berisi tentang emosi yang bersifat negatif, yang saat ini sedang didalami oleh pihak psikologi forensik," ujar Hengki.

Padahal kedua ponsel itu dimiliki orang yang sama dalam satu rumah.

Polisi menjabarkan bahwa teka-teki penyebab tewasnya sekeluarga di Kalideres Jakarta Barat itu akan semakin rumit.

Polisi mengungkap kejanggalan-kejanggalan dalam kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, belum pernah ditemukan dalam kasus serupa sebelumnya.

Salah satunya, polisi heran lantaran dua dari empat mayat keluarga di Kalideres, Jakarta Barat mengalami mumifikasi

Mayat tersebut adalah pasangan suami istri Rudiyanto Gunawan dan Renny Margaretha.

Mumifikasi adalah perubahan yang terjadi pada mayat, karena penguapan cairan jaringan.

Selanjutnya, ini menyebabkan tubuh menjadi kering dan susut, kulit berwarna kehitam-hitaman, keras, dan kaku.

Hal itu menjadi salah satu kendala utama dalam mengungkap penyebab meninggalnya mereka di dalam rumah Perumahan Citra Garden Extension Blok AC5 Nomor 7, Kalideres.

Tim ahli pun mengalami kesulitan meneliti kedua jenazah tersebut yang diketahui adalah Rudiyanto Gunawan dan Renny Margaretha.

"Pertama, dari hasil diskusi kami membuktikan penyebab kematian itu prosesnya tidak cepat, dari organ yang diambil contoh untuk diteliti kembali oleh patologi anatomi, itu butuh waktu yang cukup lama kira-kira apa penyebabnya," kata Hengki, Senin (21/11/2022).

"Kemudian yang kedua, terkait dengan posisi daripada jenazah, yang dua ini sudah terjadi mumifikasi," imbuhnya.

Rilis Jumat

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan, akan mengungkap penyebab kematian empat orang satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat pada Jumat (9/12/2022) pekan ini.

Hal itu dilakukan usai penyidik bersama tim gabungan ahli kedokteran forensik hingga laboratorium forensik telah mengetahui penyebab kematian satu keluarga tersebut.

"Tim penyidik dan tim ahli bersepakat bahwa rilis akan dilaksanakan pada Jumat sore di ruang rilis Ditreskrimum Polda Metro Jaya," ujar Hengki, Senin (5/12/2022).

Ia menuturkan, penyebab kematian diungkap pada Jumat pekan ini sembari menunggu penyusunan laporan akhir dari para ahli.

"Sambil menunggu penyusunan laporan akhir dari kedokteran forensik, khususnya patologi anatomi dan pemeriksaan dari ahli sosiologi agama," kata eks Kapolres Metro Jakarta Pusat itu.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dan di WartaKotalive.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved