Berita Viral

Viral Penghuni Pesantren di Pronojiwo Menolak Dievakuasi Petugas dari Zona Merah Gunung Semeru

Pihak pondok pesantren (ponpes) di Pronojiwo menolak untuk dievakuasi aparat. Penolakan itu diterangkan pria salah satu penghuni Pesantren di Pronojiw

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Shinta Dwi Anggraini
ig/andreli_48
pihak pondok pesantren (ponpes) di Pronojiwo menolak untuk dievakuasi aparat usai gunung api Semeru kembali muntahkan Awan Panas Guguran (APG) 

Dalam video tersebut, terlihat beberapa aparat yang sudah mengenakan pelindung lengkap mendatangi rumah yang merupakan sebuah pondok pesantren.

"Bapak ini mengeluarkan pernyataan, pernyataan sikap bahwa ini urusannya beliau. Masalah keselamatan santri-santrinya, itu urusannya beliau, begitu. Kita sudah melakukan hal semaksimal mungkin," kata seorang petugas yang berbicara kepada kamera.

Rumah tersebut terlihat seperti bangunan baru dan belum dicat.

Karena mendapatkan penolakan, para petugas pun segera pergi dari pondok pesantren tersebut.

Ketika petugas akan meninggalkan ponpes tersebut, mereka mengajak seorang pria yang tengah berdiri di depan pintu.

Guguran material vulkanis masih begitu membara di Dusun Kajar Kuning Desa Sumberwuluh, Kecamata Candipuro, Kabupaten Lumajang pada Minggu (4/11/2022) petang, usai terdampak awan panas guguran Gunung Semeru
Guguran material vulkanis masih begitu membara di Dusun Kajar Kuning Desa Sumberwuluh, Kecamata Candipuro, Kabupaten Lumajang pada Minggu (4/11/2022) petang, usai terdampak awan panas guguran Gunung Semeru (tribunjatim.com/M Erwin Wicaksono)

Petugas berupaya mengajak pria tersebut untuk ikut pergi. Tiba-tiba, pihak ponpes melarangnya sehingga ia pun menolak ajakan petugas.

Seperti diketahui, saat ini Gunung Semeru sudah menunjukkan aktivitas yang meningkat sejak Minggu dini hari.

Muntahan APG dengan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah tenggara dan selatan setinggi kurang lebih 1.500 meter di atas puncak.

Erupsi Gunung Merapi ini telah membuat ratusan warga mengungsi.

Hujan abu yang menyelimuti kawasan di sekitaran gunung bisa berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

Selain itu, hujan abu tersebut juga membuat jarak pandang menjadi pendek dan bisa membahayakan pengendara.

Hingga kini selain abu vulkanik yang keluar, luncuran lahar dingin dari sungai-sungai yang berhulu di Gunung Semeru juga telah tiba di Curah Kobokan, Desa Supiturang.

Warganet pun menyayangkan sikap yang diberikan pihak pondok pesantren tersebut mengingat bahaya yang ditimbulkan dari erupsi gunung.

"Pentingnya mitigasi bencana! Jangan anggap remeh bencana! Awas aja ntar jadi korban terus minta minta uang kompensasi ama bansos! Awas aja!" ujar Maulanagaraudy.

"Yg merasa menjadi orang tua santri, segera ambil anaknya pindahkan. Ustad gak beneer inih." ungkap ipunkmk.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved